Hubungan FIFA dengan UEFA kian renggang. Setelah memutuskan untuk tidak mendukung Sepp Blatter sebagai presiden, sejumlah negara di UEFA pun kian menegaskan sikapnya melawan FIFA.
Ketua FA, Gerg Dyke, menyatakan dengan tegas bahwa mesti ada perubahan di tubuh FIFA. Dyke bahkan berharap kalau eranya Blatter akan segera berakhir. âTidak ada cara lain bahwa FIFA dapat membangun kembali kepercayaan dengan Blatter di atasnya. Dia harus pergi,â tutur Dyke seperti dikutip Dailymail.
Blatter kembali mencalonkan diri sebagai presiden FIFA pada kongres FIFA ke-65, Jumat (29/5) besok. Sebelumnya, UEFA meminta pemilihan ditunda karena penangkapan sejumlah pejabat FBI pada Rabu (27/5) kemarin.
Dalam pernyataannya, UEFA menyatakan bahwa kongres FIFA berisiko berubah menjadi sandiwara belaka. Dyke pun setuju dengan penundaan pemilihan ini.
âAku pikir, apa yang akan diucapkan kepada Mas Blatter dua hari ke depan itu seperti ini âIni adalah waktu yang tepat bagi Anda untuk pergi. Kami tidak peduli meski Anda mendapat dukungan, Anda tetap harus pergi, karena tidak ada lagi kredibilitas yang tersisa di organisasi ini seandainya Anda masih berada di sana,â tutur Dyke.
Tanpa Perwakilan FIFA di Final Liga Champions
UEFA bisa dibilang sebagai pihak yang paling diuntungkan. Hubungan yang kian melemah dengan FIFA, membuat UEFA menunjukkan sikap yang bertentangan. Hal ini sudah ditunjukkan saat mereka lebih memilih Prince Ali ketimbang Blatter sebagai presiden. Alasannya tentu bukan karena Prince Ali bisa mewakili UEFA, tapi memang karena mereka tak ingin Blatter terpilih.
Hubungan UEFA dengan FIFA pun kian renggang setelah UEFA tidak mengalokasikan tiket untuk partai final Liga Champions. FIFA biasanya mendapatkan 50 kursi. Namun, dalam pertandingan antara Barcelona menghadapi Juventus di Berlin pada 6 Juni mendatang, FIFA tak mendapat satupun kursi.
Juru bicara UEFA berdalih bahwa Michel Platini harus menyeleksi orang-orang yang berhak mendapatkan tiket. Selain itu, ia juga memiliki prioritas lain yang membuat FIFA tak mendapatkan kursi.
Namun, kita tahu pasti bahwa bukan itu alasan yang sebenarnya. Ini adalah momentum yang tepat bagi UEFA untuk menyerang balik FIFA yang dikomandoi Blatter, yang berdusta karena berjanji tak akan naik lagi pada 2015.
Salah satu yang mendukung adalah pesepakbola Brasil, Romario. Pria yang menjadi anggota dewan Brasil tersebut mengaku senang dengan penangkapan petinggi FIFA tersebut.
Salah satu yang ditangkap dalam operasi tersebut adalah Jose Maria Marin, bekas Presiden Federasi Sepakbola Brasil, CBF. Romario memang sudah sejak lama menduga bahwa Marin terlibat dalam kasus suap.
Sponsor Menarik Diri
Seperti dikutip Dailymail, dua sponsor utama FIFA, Visa dan Hyundai mengancam akan menarik diri sebagai sponsor utama. Mereka meminta badan sepakbola dunia tersebut berbenah. Atas investigasi yang dilakukan otoritas Amerika dan Swiss, keduanya mengungkapkan keprihatinannya dan mengancam menarik dukungan mereka.
Visa mengungkapkan kekecewaan dan kekhawatirannya yang mendalam. âSebagai sponsor, kami berharap FIFA mengambil langkah-langkah cepat untuk mengatasi masalah ini dalam organisasi. Ini bisa dimulai dengan membangun kembali sebuah budaya dengan etika yang kuat dalam rangka mengembalikan reputasi pertandingan bagi semua penggemar di manapun,â tulis Visa.
Atas  ancaman penarikan dukungan tersebut, Dyke menambahkan, âAkan menjadi menarik melihat berapa banyak sponsor lain yang keluar dan menyatakan hal serupa sekarang.â
Tanpa sponsor, FIFA bukanlah apa-apa, karena sponsor menjadi salah satu pemasukan terbesar FIFA. Bagaimana jika semua sponsor FIFA mengundurkan diri? Masih tegarkah Blatter?
Komentar