Cerita-cerita Mengejutkan dari Otobiografi Roy Keane

Buku

by redaksi 46509

Cerita-cerita Mengejutkan dari Otobiografi Roy Keane

Clough lebih besar dari Fergie

Sulit memang membandingkan Brian Clough dengan Fergie. Pertama, walaupun jumlah gelar Clough memang tak sebanyak prestasi yang berhasil diraih oleh Fergie, jumlah gelar European Cup/Champions League keduanya sama: dua buah. Kedua, Clough tak pernah merasakan liga sepak bola Inggris era Liga Primer.

Namun, ada satu cara sederhana untuk menyebut Fergie sebagai sosok yang lebih besar di antara keduanya: prestasi Clough tak sampai membuat dirinya dianugerahi gelar "Sir". Ditegaskan kebesarannya oleh gelar "Sir", toh, tidak membuat Keane merasa bahwa Ferguson lebih besar dari Clough. Menurutnya, Clough (yang menjadi manajernya di Nottingham Forest) menduduki posisi yang lebih luhur ketimbang bekas bosnya di United. Salah satu alasannya adalah bahwa Clough adalah sosok yang hangat sementara Fergie sangat dingin dan keras.

Alasan lain, ada satu hal yang dilakukan oleh Clough yang masih disyukuri oleh Keane hingga saat ini. Tanpa keputusan yang diambil oleh Clough, Keane merasa dirinya tak akan seperti sekarang.

Toh, hal itu tetap saja bisa jadi sedikit banyak didasari oleh fakta bahwa hubungan Keane dan Fergie tak lagi baik.

“Aku bekerja di bawah kepemimpinan dua orang manajer hebat dan aku menempatkan Brian Clough di atas Alex Ferguson untuk alasan yang sederhana. Apa hal terpenting dalam karir sepak bolaku? Brian Clough merekrutku. Hal itu menjadi awal dari semuanya."

“Mereka adalah dua manajer yang berbeda, dan keduanya sama-sama luar biasa. Aku rasa sifat hangat Clough itu asli. Bersama Ferguson, hal itu murni tentang bisnis – semua hal adalah bisnis."

“Jika ia bersikap baik, aku berpikir: 'ini adalah bisnis, pasti.'”

Keane tetaplah Keane: Mengerikan

Keane sempat mengakui bahwa eks kapten Arsenal, Patrick Vieira, bisa saja membunuhnya dalam sebuah perkelahian yang nyata. Walau demikian, ia mengambil resiko dengan menentang Vieira saat pemain Perancis tersebut mengganggu Gary Neville. Rasa takut terhadap sesama manusia bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh Keane. Terlepas dari pengakuannya atas kehebatan Vieira, terlepas dari klaim Ferguson bahwa Keane sudah memudar, Keane tetaplah Keane. Faktanya, di terowongan Highbury itu, Keane yang dengan muka merah dan urat mengeras di leher terlihat murka dan menunjuk-nunjuk muka Viera dan yang ditunjuk-tunjuk terlihat tidak bereaksi yang sama. keane book

Bahkan, pria sekelas Ferguson saja pernah merasa takut kepada Keane. “Hal paling keras di tubuh Roy adalah lidahnya,” ujar Fergie. “Apa yang aku sadari tentang dirinya hari itu ketika aku berdebat dengan dirinya adalah bahwa matanya mulai menyempit, nyaris seperti manik-manik hitam yang kecil. Hal itu menakutkan untuk dilihat. Padahal aku berasal dari Glasgow.”

Inilah sekelumit cerita dari "Si Pemarah-dengan-Manik-manik Hitam-di-Matanya".

Komentar