Menyukai Old Trafford
"Aku sangat menyukai atmosfir di sini (Old Trafford). Aku membayangkan suatu saat bisa melatih di sini," tulis situs Independent mengutip apa yang dikatakan Guardiola lewat bukunya ini. Ya, Guardiola sebenarnya sangat ingin melatih raksasa asal Inggris itu.
Guardiola melawat ke Old Trafford pada musim lalu bersama Bayern Munich. Pada pertandingan perempat final Liga Champions leg pertama itu, Manchester United ditahan imbang dengan skor 1-1. Akhirnya United tersingkir setelah pada leg kedua Munich berhasil menang di Allianz Arena dengan skor 3-1.
Guardiola sendiri memang sempat dihubung-hubungkan sebagai pelatih United menjelang Sir Alex Ferguson memutuskan untuk pensiun dan tak lagi melatih Manchester United. Guardiola sendiri menceritakan bahwa pada tahun 2012, ia pernah menerima jamuan makan malam di sebuah restoran mewah di Inggris.
Namun saat itu Guardiola telah menerima tawaran dari Bayern Munich. Maka dari itu, pada awal musim 2013-2014, David Moyes-lah yang kemudian dipilih Fergie untuk menangani United, sementara Guardiola menggantikan Jupp Heynckes yang juga seperti Ferguson, pensiun dari sepakbola.
Meskipun begitu, Fergie tak menyerah untuk mendatangkan Guardiola ke Old Trafford. Beberapa media lokal menemukan pertemuan keduanya. Pada Maret tahun ini, keduanya kembali bertemu. Setelah Bayern dipastikan juara Bundesliga, Ferguson kembali merayu Guardiola untuk menjadi pengganti David Moyes.
Namun menurut Guardiola, ia merasa tak ditawari posisi pelatih United pada pertemuan itu, walaupun sebenarnya ia sering tak mengerti logat Skotlandia Fergie. "Sir Alex berbicara sangat cepat. Terkadang saya tak mengerti apa yang ia ucapkan. Dan mungkin karena saya tak mengerti, saya tak menyadari bahwa ada tawaran tersebut."
Keinginan Guardiola melatih United sendiri bukan isapan jempol belaka. Bukan sekali ia mengatakan ingin melatih United. Pada 2011, Guardiola sempat hadir ke stadion Old Traffor untuk menyaksikan pertandingan United melawan Schalke 04. Sejak saat itu, ia jatuh cinta pada Old Trafford dan kehebatan tim sekelas Manchester United.
Saat dirinya sedang vakum, Guardiola menceritakan beberapa tim ingin menggunakan jasanya. Chelsea dan Manchester City pun terus berusaha mencoba mendapatkan tanda tangan Guardiola. Namun diantara tawaran tersebut, tawaran Bayern Munich-lah yang lebih menarik perhatiannya.
Polo Air untuk Menjuarai Piala Super Eropa
Chelsea nyaris mengalahkan Bayern Munich pada partai final Piala Super Eropa. Pertandingan yang berlangsung di Praha itu skor sempat menunjukkan 2-1 untuk Chelsea pada menit ke-120.
Namun sembilan detik jelang pertandingan berakhir, sebuah keajaiban terjadi. Javi Martinez mencetak gol penyama kedudukan saat wasit asal Swedia, Jonas Eriksson, memberikan tambahan waktu satu menit pada laga itu.
Pertandingan pun harus dilanjutkan lewat babak adu penalti. Pikiran Guardiola pun kembali teringat pada kejadian setahun sebelumnya, di mana saat itu, Chelsea berhasil mengalahkan Bayern Munich di Allianz Arena lewat babak adu penalti.
Namun ia tak mau pikirannya terganggu. Lantas ia coba menenangkan diri berusaha tetap fokus pada pertandingan meski puluhan ribu pendukungnya terus memberikan chants-chants dukungan terhadap timnya. Sampai akhirnya, dalam pikirannya terbersit tentang polo air secara tiba-tiba.
"Lads, Aku tak tahu bagaimana cara melakukan tendangan penalti yang benar. Aku tak pernah melakukannya sekalipun selama hidupku. Tapi ada seorang eksekutor penalti yang saya tahu," ujar Guardiola sebelum memilih eksekutor penalti timnya.
"Aku berbicara tentang Manel Estiarte. Ia adalah seorang pemain polo air terbaik di dunia. Ia mengeksekusi setiap penalti lebih baik dari siapapun. Ia melakukannya ratusan kali. Dan polo air seperti sepakbola, hanya empat dari lima tendangan yang biasanya berhasil. Tapi Manel selalu berhasil melakukannya!" lanjut Guardiola.
Lalu lanjut bercerita:"Saya telah mempelajari dua hal tentang Manel dan penalti, maka dengarkanlah apa yang akan saya ucapkan. Hanya ada dua hal yang harus kalian lakukan sekarang. Pertama, pastikan diri anda bahwa anda akan mengarahkan ke sebelah mana bola akan ditempatkan. Putuskan sekarang, jangan sampai anda berubah pikiran, apapun yang terjadi."
"Kedua, yakinkan diri anda bahwa anda akan mencetak gol. Katakan, itu ulangi seribu kali hingga anda menendang tendangan penalti tersebut. Jangan khawatir, dan jangan mengubah pikiran anda!"
Sebuah cerita sederhana ini ternyata mengubah ekspresi wajah para pemainnya. Para pemain tiba-tiba menjadi santai, bahkan tersenyum. Mereka benar-benar menyimak dan menikmati teamtalk Pep tentang Manel.
Matias Sammer, direktur olahraga Bayern Munich, terkagum-kagum dengan apa yang diceritakan Guardiola. Bahkan ia sampai berteriak, "Teamtalk yang luar biasa!".
Tapi Pep belum selesai melecut semangat anak buahnya. Ia lantas berkata: "lads, saya tak akan menentukan siapa yang akan menendang penalti ini. Kalian boleh memilih apakah mau melakukannya atau tidak, kalian yang memilih. Karena kalian semua akan mencetak gol. Jadi, siapa yang akan melakukannya?
Para pemain sempat ragu, namun David Alaba menjadi orang pertama yang mengangkat tangannya. Melihat itu, Toni Kroos pun mengangkat tangannya, yang kemudian diikut sang kapten tim, Phillip Lahm. Franck Ribery pun tak mau kalah, sampai akhirnya Xherdan Shaqiri menjadi pemain kelima yang mengangkat tangannya. `ÃâBravo, Shaq!`Ãâ spontan Guardiola berteriak.
Sebenarnya, Guardiola sempat melatih tendangan penalti sebelum pertandingan. Mereka berhasil mencetak 42 gol dari 42 usaha percobaan. Hanya saja, Alaba, Ribery dan Lahm tak mengikuti latihan tendangan penalti ini.
Namun yang terjadi ternyata diluar dugaan. Lima eksekutor Bayern tersebut berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Sementara Manuel Neuer menggagalkan tendangan kelima Chelsea yang diambil oleh Romelu Lukaku. Munich pun akhirnya menang dan mengangkat trofi Piala Super Eropa.
Satu jam kemudian, di salah satu sudut ruang pers stadion Praha Eden, Guardiola terlihat sedang berbicara dengan seseorang. Dan ternyata, orang yang sedang berbicara dengan Guardiola itu adalah Manuel Estiarte, si pemain polo air yang diceritakan Guardiola pada para penggawanya itu. Dan sebenarnya, Estiarte adalah asisten personal Guardiola.
foto: wikipedia.org
Guardiola yang Membenci Tiki-Taka dan Beberapa Cerita Menarik Lainnya
Bukuby Ardy Nurhadi Shufi 16/10/2014 17:06 35452 Pilihan
Komentar