Rabu (13/8) lalu, San Lorenzo merayakan keberhasilannya meraih gelar Copa Libertadores untuk pertama kalinya. Hadiah tendangan penalti pada babak pertama, membuat San Lorenzo unggul aggregat 2-1 atas wakil Paraguay, Nacional Asuncion.
Dua tahun lalu, segalanya berbeda bagi San Lorenzo. Mereka terlilit hutang dan hampir terdegradasi ke kasta kedua Liga Argentina. Namun, keadaan menjadi membaik saat presiden klub Matias Lammens dan wakilnya, Marcelo Tinelli mengendalikan klub. San Lorenzo memenangi gelar Clausura pada 2013 dan kini mereka berhasil merebut gelar pertama Copa Libertadores.
San Lorenzo sebenarnya memiliki sejarah panjang. Mereka adalah satu-satunya tim Argentina yang lolos saat Copa Libertadores diselenggarakan pada 1960. Keberhasilan merengkuh gelar Copa Libertadiores menjadi San Lorenzo sebagai klub kedelapan yang berasal dari Argentina yang menjadi juara di Amerika Selatan.
Dalam pertandingan tersebut, fans San Lorenzo begitu bersemangat. Mereka dengan serempak menyanyikan "La Copa Libertadores es mi obsesion" atau Copa Libertadores adalah obsesiku.
Apa yang menarik dari San Lorenzo adalah gelar tersebut diraih di kandang sendiri. Pertandingan final sendiri digelar dalam format home and away. Tim dengan seeding tertinggi akan bermain away terlebih dahulu. Tidak dikenal peraturan away goal. Jika berakhir seri, maka dilanjutkan pada babak perpanjangan waktu dan adu tendangan penalti.
Minggu ini, perwakilan klub San Lorenzo akan berangkat ke Vatikan. Tujuan mereka jelas: memberi kado terbaik untuk seorang fans fanatik. Siapa lagi kalau bukan Paus Francis. Ya, El Ciclon, julukan dari fans San Lorenzo, dikenal karena mendapat dukungan dari Paus Francis.
Sebelumnya, Paus Francis juga menerima kehadiran San Lorenzo pada Desember lalu. Kala itu, delegasi klub pergi ke Roma untuk memperlihatkan trofi Clausura yang diraih mereka pada 2013. Paus Francis sendiri merupakan fans berat San Lorenzo. Bahkan, akun twitter San Lorenzo melampirkan gambar kartu keanggotaan Paus Francis yang masa berlakunya hingga 2008 lalu.
Sepakbola menghadrikan fanatisme yang terbayangkan. Bahkan seorang pemuka agama sekalipun memiliki minat yang besar pada sepakbola. Meski berada di Vatikan yang notabene dikelilingi kota Roma, tapi Paus Francis bergeming. Ia lebih memilih mendukung klub asal daerahnya, ketimbang mendukung klub-klub lain di Eropa. Jika Anda ingin bukti kesetiaan di sepakbola, Paus Francis dan San Lorenzo adalah jawabannya.
Sumber gambar: sports.yahoo.com
[fva]
Komentar