Drawing grup cabang olahraga sepakbola Asian Games ke-17 telah dilakukan beberapa jam lalu. 29 negara yang ikut ambil bagian telah mendapatkan grup dan tau lawan-lawan yang siapa akan dihadapi. Namun siapa sangka dibalik cerita kesiapan tim-tim yang akan bertanding, ada sebuah cerita menyedihkan yang dialami oleh tim Irak.
Seperti diketahui cabang olahraga sepakbola akan dimulai tanggal 19 September nanti, untuk mempersiapkan semua itu skuat timnas Irak akan terbang ke Turki untuk mengikuti sebuah pemusatan latihan selama dua minggu.
Namun, konflik di negeri sendiri yakni serangan jihadis ISIS yang menguasai Irak Utara membuat tim berjuluk "Singa Mesopotamia" ini kelabakan. Banyak pemain yang nasibnya hilang dan entah kemana. Karena itu wajar saja, dari 23 pemain yang sudah terpilih. Hanya 12 anggota yang bergabung bersama tim.
Bek tengah Irak, Salam Shakir mengatakan kepada SNTV bahwa masalah di negaranya membuat sebagian besar pemain merasa sulit untuk fokus pada permainan dan lebih memilih menyelamatkan diri ketimbang ikut bergabung bersama timnas. "Situasi yang tidak baik ini membuat para pemain khawatir tentang keluarga, kerabat dan teman-teman mereka. Sebuah hal yang berat memang, kita tak bisa menyalahkan keputusan itu," katanya.
Untuk menggantikan pemain yang mundur pihak federasi saat ini sedang berupaya agar meminta keringanan kepada AFC untuk menambah slot pemain senior di timnas u-21 ini. Seperti diketahui, dalam ajang Asian Games, setiap tim berhak membawa 3 pemain senior dalam skuat mereka.
Andaikan permintaan ini ditolak, mau tak mau skuat Irak akan berangkat dengan kekuatan seadanya. Toh bagi mereka konflik bukanlah penghalang yang berarti, gelar Piala Asia 2007 yang mereka dapat adalah pembuktian perjuangan mereka.
Bagi Irak konflik bekerja sebagai faktor pendorong, mendesak para pemain untuk bertanding dengan sesuatu hal yang positif. "Di sisi lain, pemain akan lebih bertekad untuk meraih hasil positif demi membantu banyak melupakan konflik. Kami ingin mengulang memori tahun 2007, saat dimana semua orang melupakan konflik, menciptakan kedamaian dan bersatu karena sepakbola," ucap Shakir.
Kendati selalu identik sebagai negara konflik prestasi Irak di abad 20 ini lebih ketimbang negeri ini. Perang tak menghalangi mereka untuk berjaya lewat sepakbola, Irak masuk semifinal di Olimpiade Athena 2004, lolos ke final Asian Games 2006, jadi semifinalis Piala Teluk 2007 dan menjuarai Piala Asia 2007. Meskipun mereka berangkat ke Incheon dengan begitu ringkih, namun saya berani bertaruh bahwa Irak akan melaju lebih jauh ketimbang timnas Indonesia di ajang Asian Games kali ini.
(wam)
Komentar