Welbeck dan Identitas Mancunian
Daniel Nii Tackie Mensah Welbeck, atau Danny Welbeck. Pemain kelahiran Longsight, Manchester, 23 tahun silam ini, harus menerima kenyataan bahwa tempatnya di tim sudah tidak dibutuhkan lagi. Ia, bisa dibilang, âdipaksaâ pindah di saat-saat akhir. Sebanyak 90 penampilannya di Liga Inggris bersama United dan 20 gol yang berhasil ia cetak, tidak berarti apa-apa lagi untuk van Gaal. Seorang Mancunian telah pergi.
Pemain yang sudah bergabung dengan Akademi United saat berusia delapan tahun ini memang bukan berdarah Inggris sepenuhnya. Orang tuanya berasal dari Ghana. Hanya saja dia lahir di Longsight, sebuah distrik di Manchester, dan tumbuh, berkembang serta menjadi pemain bola seluruhnya di Manchester -- dan karenanya dia seorang Mancunian. Ada banyak Mancunian yang orang tua, kakek atau buyutnya berstatus sebagai pendatang. Misalnya ada Irish Mancunian, kelompok yang cukup banyak di Manchester dan rutin membuat Irish Mancunian Festival.
Saat kabar hengkangnya Welbeck ke Arsenal muncul, seorang wartawan BBC, Simon Stone, mengatakan: "Welbeck adalah satu-satunya pemain senior Mancunian yang masuk dan tersisa di tim utama United."
Debutnya di tim senior sudah dimulai pada September 2008. Semusim kemudian (2009/2010) dia dipinjamkan ke Preston North End. Musim berikutnya dia dipinjamkan ke Sunderland. Pada musim 2011/2012, Welbeck ditarik kembali oleh Ferguson dan sejak itu dia selalu berada di tim senior.
Fergie menarik kembali Welbeck pada musim itu bersamaan dengan pensiunnya salah seorang Mancunian paling masyhur, Gary Neville. Di saat yang sama, seorang Mancunian lainnya, Wes Brown, yang juga lahir dan besar di Longsight, juga meninggalkan United untuk bergabung dengan Sunderland. Secara tersirat, Fergie hendak mengatakan bahwa United mesti tetap diperkuat oleh pemain yang bisa dianggap mewakili para Mancunian -- dan saat itu Welbeck yang mengisi kepergian Gary dan Wes.
Tak semua Mancunian adalah suporter United, sebagian lagi mendukung Manchester City. Tapi dalam konteks sepakbola Inggris, khususnya persaingan antara dua kota Liverpool dan Manchester, Mancunian lebih identik dengan United. Survey yang dilakukan Rightmove pada 2012 lalu, misalnya, menyebutkan bahwa United didukung oleh 56% penduduk Manchester sementara City hanya 15%. Sedangkan Liverpool didukung 66% penduduk lokal Liverpool, berbanding 24% yang hanya mendukung Everton.
Uraian di tulisan ini juga penting untuk menggarisbawahi banyak kesalahpahaman mengenai hal ini. Mancunian dan Scouser jelas merujuk orang yang lahir dan tumbuh di Manchester dan Liverpool, dan umumnya mereka juga berbicara dengan dialek khas yang disebut Manc(unian) dan Scous(er). Keliru jika fans United atau Liverpool yang lahir dan tinggal di London, Dubai atau Surabaya menyebut dirinya dengan istilah Mancunian dan Scouser.
Dari total seluruh fans United dan Liverpool di seantero dunia, dengan merujuk survey yang dilakukan Rightmove, hanya 9% pendukung Manchester berlatarbelakang Mancunian dan hanya 11% pendukung Liverpool yang merupakan Scouser. 91% dan 89% sisanya tersebar di luar kota Manchester dan Liverpool.
Komentar