Seperti banyak organisasi di seluruh dunia, Bundesliga juga merayakan Halloween. Pihak penyelenggara liga sepakbola profesional Jerman tersebut tidak memperingati Hallowen dengan  dengan menggelar acara di Burg Frankenstein (sebuah istana di Odenwald yang disebut-sebut menjadi inspirasi untuk Mary Shelley saat menulis novel berjudul âFrankensteinâ yang terbit pada tahun 1818).
Tidak pula Bundesliga merayakan Halloween dengan cara meminta para pemain sepakbola ternama menceritakan kisah-kisah menyeramkan seperti hantu pria tanpa kepala di Heppenheim, siluman rubah dari Niederhausen, atau makhluk pemakan manusia dari Burg Frankenstein. Bundesliga merayakan Halloween dengan cara yang berbeda.
Mereka menebar ketakutan lewat suguhan fakta yang benar-benar ada, bukan cerita karangan masyarakat belaka. Catatan-catatan buruk yang dimiliki oleh klub-klub tertentu saja sudah cukup untuk menjadi kisah menyeramkan tersendiri bagi klub-klub yang bersangkutan dan para pendukung setianya.
Secara keseluruhan, ada 17 âcerita seramâ sangat pendek (maksimal hanya terdiri dari dua kalimat) yang diungkap oleh Bundesliga. Semua cerita tersebut dirangkum dalam sebuah kumpulan cerita bernama die Angstgegner der Bundesliga-Clubs; Para Musuh Bebuyutan dari Klub-Klub Bundesliga. Saya akan mengolah dan menyuguhkan beberapa di antaranya.
Borussia Mönchengladbach, TSG 1899 Hoffenheim, dan FC Augsburg berasal dari tiga negara bagian yang berbeda. Karenanya, secara alami, ketiga klub tersebut memiliki rival tradisional yang berbeda pula. Namun Bundesliga menolak anggapan âkunoâ tersebut. Menurut Bundesliga, ketiga klub memiliki Angstgegner yang sama: Bayer 04 Leverkusen.
Leverkusen menjadi lawan yang menyeramkan bagi Gladbach karena klub yang berasal dari kota Leverkusen tersebut tidak memiliki rasa takut terhadap Stadion im Borussia-Park, kandang Gladbach. Hasil akhir yang dibawa pulang oleh Leverkusen dari 22 kunjungan terakhir ke rumah Gladbach tidak pernah negatif. Kalau tidak menang, ya imbang. Tidak pernah, selama rangkaian tersebut, Leverkusen sekalipun menderita kekalahan di hadapan para pendukung setia die Fohlen.
Kisah seram Hoffenheim lain lagi. Rataan poin yang berhasil mereka raih dari pertandingan melawan Leverkusen hanyalah 0,33. Bundesliga memberi label âmemprihatinkanâ kepada catatan buruk tersebut. Namun performa memprihatinkan yang ditunjukkan oleh Hoffenheim setiap kali melawan Leverkusen tak lebih buruk dari Augsburg. Leblos, kata Bundesliga. Tak bernyawa. Tujuh kali bermain melawan Leverkusen, tujuh kali Augsburg menderita kekalahan.
Walau demikian Leverkusen tetap memiliki kelemahan. Melawan Dynamo Dresden, klub yang kini berkutat di divisi ketiga, Leverkusen hanya berhasil meraih satu kemenangan dalam delapan pertemuan. Persentase kemenangan Leverkusen melawan Dresden adalah yang paling buruk. Melawan klub-klub lain, Leverkusen selalu berhasil mencatatkan persentase kemenangan yang lebih baik.
Jauh ke arah tenggara dari Leverkusen, ada kisah seram yang nyaris sama. Sebagai klub terbesar di Jerman, Bayern München ditakuti oleh banyak tim. Secara spesifik, ada tiga tim yang benar-benar bermasalah dengan Bayern: Eintracht Frankfurt, VfL Wolfsburg, dan Borussia Dortmund.
Semesta telah mempertemukan Fankfurt dan Bayern sebanyak 44 kali di ajang Bundesliga saja. Selama itu, die Adler hanya mampu membukukan tiga buah kemenangan; sama dengan Wolfsburg, walaupun Die Wölfe baru menjalani 35 pertandingan. Sebagai catatan tambahan, Wolfsburg tidak pernah meraih kemenangan di kota München. Mereka hanya mampu mengumpulkan satu poin, sementara 17 kunjungan lainnya berakhir dengan kekalahan.
Borussia Dortmund, rival Bayern dalam partai panas der Klassiker, hanya mampu membukukan persentase kemenangan sebesar 25% dari semua pertandingan klasik yang telah mereka jalani. Melawan tim-tim lain, persentase kemenangan Dortmund tidak pernah serendah itu.
Tidak seperti Leverkusen, Bayern tidak benar-benar memiliki kelemahan. Persentase kemenangan Bayern melawan klub-klub lain selalu lebih besar dari persentase kekalahannya. Satu-satunya tim yang mampu memaksa Bayern memiliki persentase kemenangan dan kekalahan yang sama rata adalah Stuttgarter Kickers. Melawan klub yang kini berlaga di divisi ketiga tersebut, Bayern dua kali kalah dan dua kali menang.
Komentar