âSaya tidak keberatan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai Alexis karena pria ini pantas untuk dibicarakan,â ujar Arsène Wenger kepada Arsenal Player setelah pertandingan melawan Burnley (1/10). Jika kalimat tersebut sampai keluar dari mulut Wenger, pastilah ada yang istimewa dengan Alexis. Wenger sendiri yang berkata bahwa sepakbola adalah permainan tim dan tak boleh dipasarkan sebagai olahraga perorangan.
Alexis Alejandro Sánchez Sánchez hijrah ke Arsenal dari FC Barcelona pada 10 Juli lalu. Menurut Transfermarkt, kompensasi yang diberikan oleh Arsenal kepada Barcelona adalah dana sebesar 37,4 juta pound sterling. Izinkan saya meminjam dan sedikit mengubah ucapan Ben Parker dalam film Spider-Man (2002): âwith great transfer fund comes great responsibility.â
Sejauh ini Alexis baik-baik saja walaupun beban yang ia pikul begitu berat. Ia mampu beradaptasi dengan baik dan karenanya mampu mencetak banyak gol. Di Liga Primer Inggris saja, Alexis telah bermain sebanyak 9 kali dan mencetak 7 gol serta dua assist. Tak heran jika kemudian Wenger tidak merasa keberatan untuk memuji Alexis.
Namun apa yang disukai oleh Wenger dari Alexis bukan hanya ketajamannya. Wenger tidak mendatangkan Alexis untuk urusan mencetak gol saja. Jika pada akhirnya Alexis mampu mencetak gol dalam jumlah yang cukup banyak untuk menjadikannya pemain tersubur Arsenal musim ini, itu hanyalah bonus.
Sudah bukan rahasia jika Wenger tidak menginginkan adanya dua atau lebih pemain dengan gaya, kecenderungan bermain, dan karakter yang sama dalam timnya. Alasan dibalik keputusan Wenger untuk mendatangkan Alexis adalah karena sang pemain memiliki hal istimewa yang tidak dimiliki oleh para penyerang Eropa di era modern.
Keistimewaan Alexis adalah karakter petarung jalanan yang ia miliki. Menurut Wenger, hanya ada satu pemain Eropa yang memiliki karakter tersebut. Pemain yang dimaksud adalah Miroslav Klose yang sudah berusia 36 tahun. Lantas mengapa Alexis bisa memiliki karakter tersebut sedangkan pemain-pemain Eropa lainnya tidak?
Jawabannya jelas bukan karena Alexis mengenakan seragam bernomor 17 di Arsenal; nomor yang juga pernah dikenakan oleh seorang gelandang petarung bernama Alex Song. Jiwa petarung tertanam dalam diri Alexis karena alasan yang sederhana. âPara pemain Amerika Selatan bermain sepakbola di jalanan, di taman, bersama teman-teman,â ujar Wenger kepada the Guardian. Tempaan sepakbola jalanan itulah yang, menurut Wenger, membuat para penyerang Amerika Selatan mengungguli para pemain depan Eropa dalam hal kualitas.
âMungkin sepakbola jalanan telah hilang dari sejarah kita. Dalam sepakbola jalanan ketika Anda berusia 10 tahun, Anda bermain melawan anak berusia 15 tahun sehingga Anda harus cerdas. Anda harus menunjukkan bahwa Anda bagus. Anda harus bertarung untuk memenangkan bola yang terlihat tidak mungkin Anda menangkan,â tambah Wenger.
Karakter sepakbola jalanan yang disebutkan oleh Wenger dengan jelas dirangkum oleh Alexis dalam gol pertama Arsenal ke gawang Burnley. Berada dalam kotak penalti yang sama dengan tujuh outfield player Burnley, Alexis mampu mencari ruang untuk menerima umpan silang dari sisi kanan serangan Arsenal. Tak hanya itu, Alexis yang tingginya hanya 1,69 meter memenangi duel langsung dengan Michael Duff (1,85 meter) dan Kieran Trippier (1,78 meter).
âGol itu juga menunjukkan bahwa kalaupun Anda tidak tinggi dan Anda ingin mencetak gol, Anda tetap dapat menemukan ruang untuk menyundul bola. Saat skor masih 0-0 ia melakukannya dan mencetak sebuah gol sundulan yang hebat karena apa yang ia lakukan lebih dirorong oleh keinginan ketimbang kemampuan,â ujar Wenger mengenai gol tersebut.
Komentar