Akhirnya, makna dari selebrasi gol Marco Reus belakangan ini terkuak sudah. Menjawab pertanyaan yang terus beredar terkait aksi uniknya tersebut.
Selebrasi gol memang sarat emosi. Ada pesan yang hendak disampaikan sang pemain kepada siapa saja yang melihat golnya. Namun, tidak demikian dengan Marco Reus. Pemain Borussia Dortmund itu, belakangan ini membuat kita semua sedikit kebingungan dengan selebrasi golnya. Selebrasi gol yang tak seperti kebanyakan pemain lainnya, terutama di tiga pertandingan terakhir.
Saat berhasil mencetak gol ke gawang St. Pauli, (29/10), pada lanjutan kompetisi DFB Pokal, Reus merayakan golnya dengan menutup kedua mata dengan menggunakan dua telapak tangannya. Setelah itu, ketika berhasil mencetak gol ke gawang Bayern Munich, (2/11), lalu, ia merayakan gol dengan menutup kedua daun telinganya, juga  dengan telapak tangannya. Sedangkan, saat berhasil membantu timnya menghempaskan perlawanan Galatasaray dalam lanjutan babak grup Liga Champions, pemuda 25 tahun ini menutup mulutnya dengan menggunakan tangannya.
Usut punya usut selebrasi gol pemain binaan Dortmund itu merayakan gol dengan menirukan emoji yang terdapat pada produk Apple. Emoticon  bergambar monyet yang cukup terkenal di kalangan pengguna gadget berlogo buah apel itu.
Emoji menutup kedua mata dengan dua telapak tangan, bermakna tak ingin melihat hal-hal jahat. Sedangkan makna dari simbol monyet yang menutup daun telinganya dengan kedua tangan itu sendiri berarti tidak ingin mendengar hal-hal yang jahat. Dan, menutup mulut dengan tangan, berarti tak ingin berkata-kata yang jahat ataupun menyakiti perasaan orang lain.
Dari sini, ada makna tersirat yang bisa kita baca, bahwasanya Reus tak ingin melihat dan mendengar dan mengucapkan sesuatu yang bisa menyakiti orang lain. Bisa jadi, selebrasi inilah curahan perasaan hati Reus  yang belakangan ini santer dikabarkan ingin diboyong Bayern Munich ke Allianz Arena.
Ya, mungkin saja, Reus sedang tak ingin menanggapi rumor transfernya, lantaran ia tak mau melihat para pendukung Dortmund menjadi gundah gulana. Ia juga tak ingin mendengar iming-iming FC Bayern pada dirinya, karena tak ingin menyakiti hati suporter yang selama ini mendukungnya. Dan tentunya, ia tak ingin berbicara banyak atau menanggapi ketertarikan Bayern Munich pada dirinya, sebab ia tak ingin membuat hati Der Borussen terluka, lagi. Marco Reus tentu paham betul, betapa sakitnya ketika melihat Robert Lewandowski dan Mario Gotze, yang juga sahabatnya, kini berkostum merah-biru.
Dan ya, meski pesan yang hendak disampaikan lewat perayaan gol kadang tersampaikan dan  kadang kala tidak, selebrasi gol memang seindah-indahnya semiotika, setidaknya menurut saya. Banyak pesan yang hendak disampaikan sang pencetak gol pada pendukungnya, atau pada lawannya, atau pada pelatihnya, atau juga pada kekasihnya yang duduk di tribun. Terserah, toh, perayaan gol memang luapan emosi jiwa.
Komentar