Media Jerman, Deutsche Welle, pernah mewartakan sebuah pandangan menarik yang diungkap oleh salah satu pahlawan tim nasional Jerman di Piala Dunia 2014, Toni Kroos. Pemain yang lahir di Jerman Timur tersebut mengatakan bahwa sepakbola, olahraga yang paling dicintai di seluruh dunia, perlu belajar dari NBA.
Secara spesifik Kroos merujuk National Basketball Association, liga bola basket pria profesional di Amerika Utara. Kepadatan jadwal dan lamanya masa jeda kompetisi di NBA dirasa Kroos dapat menjadi contoh paling baik untuk sepakbola. "Saya serius, mari kita lebih banyak berlibur," ujar Kroos.
Para pemain sepakbola di Eropa hanya memiliki waktu libur kurang dari satu bulan lamanya. Hal ini dapat terjadi karena kebanyakan liga sepakbola di Eropa berakhir di bulan Mei atau Juni dan sudah dimulai kembali pada bulan Juli atau Agustus.
NBA, sementara itu, memiliki masa jeda kompetisi yang lebih panjang walaupun intensitas pertandingan sepanjang musim sangat tinggi. Sebagai contoh, kompetisi musim lalu berakhir pada 15 Juni dan kompetisi musim ini, 2014/15, dimulai pada 28 Oktober.
Para pemain tentunya tidak menghabiskan semua waktu jeda kompetisi mereka untuk bersantai dan berlibur. Latihan pramusim bersama tim maupun latihan pribadi untuk menjaga kondisi jelas merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan. Namun setidaknya, mereka tak dibebani oleh padatnya jadwal pertandingan.
Kepadatan jadwal pertandingan membawa serta tekanan mental. Tingkat stress yang tinggi, menurut Kroos, bukanlah sesuatu yang baik untuk para pemain. Tekanan mental pada akhirnya akan menjadi cedera fisik. Badai cedera yang menimpa Borussia Dortmund, masih menurut Kroos, adalah salah satu dampak dari minimnya waktu berlibur yang didapatkan oleh para pemain profesional.
"Waktu berlibur memang merupakan kemewahan tersendiri di era sepakbola modern. Jika dahulu libur kompetisi hanya terganggu oleh kompetisi antarnegara seperti Piala Dunia dan Piala Eropa, kini lebih banyak hal yang menyita waktu para pemain sepakbola di musim panas."
"Kesibukan pasar pemain terjadi pada musim panas. Kalaupun tidak berkutat dengan urusan pindah klub, para pemain sibuk menjadi duta promosi klub mereka dalam usaha untuk menggenggam pasar Asia. Perjalanan jauh dengan semua aktivitas yang melelahkan terjadi sepanjang musim panas."
Sedikit banyak, pandangan Kroos adalah sebuah curahan hati. Musim panas tahun ini adalah musim panas paling sibuk sepanjang karirnya. Padahal, tipikal orang Jerman adalah masyarakat yang work hard, play hard. Di tempat kerja, mereka adalah pekerja keras. Di rumah, mereka sama sekali tidak mau bersentuhan dengan pekerjaan. Musim panas juga merupakan musim yang paling dicintai oleh masyarakat Jerman. Selama musim panas mereka berlibur dan bersantai. Kroos pun ingin seperti itu.
Kroos pada musim panas kali ini, selepas Bundesliga usai, langsung menjalani persiapan putaran final Piala Dunia 2014 Brasil. Selama di Brasil, ia menjadi salah satu pemain yang selalu bermain penuh sejak pertandingan pertama dimulai hingga laga final berakhir. Selepas Piala Dunia, waktunya banyak dihabiskan untuk urusan kepindahan ke Real Madrid. Bahkan sebelum La Liga berjalan, Kroos sudah harus bertanding memperebutkan Piala Super Eropa.
Dengan yang dialaminya itu, maka wajar, Kroos, pada akhirnya, cukup jenuh dengan urusan sepakbola dan ingin memiliki waktu libur lebih banyak. Tapi ia bukan pemain NBA, ia pemain sepakbola. Dan ia hanya bisa mengandai-andai jadwal sepakbola bisa seperti NBA.
Kroos: Soal Liburan, Sepakbola Perlu Meniru NBA
Ceritaby Redaksi 43 15/11/2014 14:58
Komentar