Dalam sepakbola, pemain adalah aktor penting lapangan hijau, mereka pasti memiliki masa lalu yang unik dan beragam. Berbagai cerita-cerita soal masa lalu pemain selalu menjadi cerita menarik yang layak untuk dibaca, didengar dan diikuti. Tidak secara instan pemain bisa dengan begitu saja menjadi seorang pemain sepakbola. Ada proses panjang yang dilewati, dan ketika mereka sudah melewati proses itu, kelak, mereka menyebut proses itu sebagai masa lalu.
Tak ada yang menyangkal, bahwa Sergio Aguero adalah salah satu penyerang terbaik di dunia saat ini. Lewat kakinya lah Manchester City bisa mengakhiri puasa gelar juara mereka selama hampir 44 tahun dan lewat gelontoran golnya juga lah ia berhasil membawa klub asal Manchester itu untuk sementara waktu berada di peringkat kedua Premier League musim ini.
Meskipun sudah menjadi pemain besar, namun Aguero tak lupa asal. Ia tidak lupa di mana ia dilahirkan, tidak lupa di mana ia mulai belajar mengolah si kulit bundar.
Lewat sebuah foto di Instagramnya, ia memperlihatkan dua buah jersey berwarna merah dan putih. Sebuah jersey dari klub Argentina, Independiente. Klub masa kecilnya, klub yang mengajarkannya menjadi seorang penyerang yang piawai mencetak gol.
Aguero sudah menjadi bagian dari akademi Independiente sejak ia berumur sembilan tahun, enam tahun berselang, Aguero pun mengecap debutnya di tim senior Independiente. Saat itu, Aguero yang baru berusia 15 tahun berhasil mencatatkan namanya sebagai pemain termuda yang bermain di liga Argentina, ia masuk menggantikan Emanuel Rivas di menit 69.
Penampilan Aguero pun mencapai puncak di musim keempat karirnya bersama Independiente, saat itu Aguero yang baru berusia 18 tahun, berhasil mencetak 18 gol dari 36 penampilan. Catatan inilah yang kemudian membuat Atletico Madrid rela membayar hampir â¬23 juta untuk mendapatkannya.
Namun sebelum kepindahannya ke kota Madrid, ada satu peristiwa yang akan Aguero kenang, yakni ketika ia menjalani saat-saat terakhirnya di Independiente. Saat itu, liga menyisakan tiga pertandingan lagi, Aguero yang sudah diisukan akan pindah setelah musim berakhir, ingin memberikan penampilan yang terbaik bagi klub kebanggaannya tersebut. Benar saja, saat pertandingan menghadapi Olimpo, ia berhasil menciptakan gol di menit 60, hingga Independiente menang dengan skor 2-0. Namun sayang, kala itu Aguero terkena kartu kuning, Aguero yang sebelumnya sudah mengantongi empat kartu kuning, harus absen di laga selanjutnya menghadapi Boca Juniors.
Independiente pun dihajar 0-2 oleh Boca Juniors di laga selanjutnya, pun di pertandingan terakhir, mereka kalah 0-2 dari Rosario Central. Aguero tak menyangka, bahwa golnya ke gawang Olimpo akan menjadi gol terakhirnya bagi Independiente, dan pertandingan menghadapi Rosario Central akan menjadi pertandingan terakhirnya dengan kostum Independiente.
Seperti yang sudah diketahui, karir Aguero pun menanjak saat ia memutuskan pindah dan bergabung bersama Atletico Madrid, selama lima tahun membela klub asal kota Madrid tersebut, ia berhasil menciptakan 74 gol dari 175 penampilannya dan berhasil mempersembahkan sebuah gelar Europe League dan UEFA Super Cup.
Lepas dari Atletico, ia pun berpetualang ke tanah Inggris, ia menjadi bagian dari skuat impian Syeikh Mansour kala itu. Dan peristiwa paling membanggakan bagi Aguero di Manchester City mungkin saat ia berhasil menjadi penentu gelar juara yang diraih Manchester City pada musim 2011/2012.
Saat itu duel sengit terjadi antara duo Manchester, penentuan juara liga pun harus ditentukan hingga pertandingan terakhir. Hingga pekan ke 37, Manchester City dan Manchester United sama-sama berada dipuncak klasemen dengan raihan 86 poin. Namun City unggul agregat gol saat itu. Di pertandingan terakhir, City akan menghadapi QPR dan United menghadapi Sunderland.
Menjelang pertandingan berakhir, City yang unggul agregat gol justru kalah 1-2, sedangkan United sedang unggul 1-0 atas Sunderland. Peluit akhir pertandingan pun dibunyikan di Stadium Of Light, namun belum di Etihad Stadium. Lima menit waktu tambahan masih dimaksimalkan oleh Aguero dkk untuk menciptakan gol.
Keajaiban pun terjadi, menit 92, Edin Dzeko berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2, namun itu belum cukup. Dan puncak keajaiban pun hadir di akhir pertandingan, tambahan waktu saat itu sudah menunjukkan lima menit, namun Aguero menciptakan keajaiban sesaat sebelum wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Â Ia menciptakan gol kemenangan City 3-2 atas QPR, gol itu pun sekaligus menjadi gol penentu juaranya City di liga Inggris musim 2011/2012.
Aguero pun berlari kegirangan, semua penonton yang hadir di Etihad Stadium bersorak dan larut dalam euforia juaranya City saat itu. Sudah terlalu lama klub biru muda ini tertidur, dan saat itulah momen di mana mereka sedang terbangun dan mulai menunjukkan tajinya.
Usai pertandingan, seluruh pemain Manchester City pun bergembira. Mereka merayakannya dengan membawa-bawa bendera negara mereka di pundak masing-masing. Namun ada yang spesial di pundak Aguero, saat itu ia tidak hanya membawa bendera Argentina, namun saat itu ia juga membawa sebuah bendera berwarna merah-putih, warna kebesaran Independiente.
Saat ditanyakan mengapa ia membawa bendera itu, Aguero pun menjawab bahwa Independiente adalah klub di mana ia dilahirkan, ia tidak bisa melupakan saat-saat bersama Independiente. Bahkan Aguero menyebut bahwa ia akan mengakhiri karirnya di klub kebanggaanya tersebut suatu saat nanti.
Cerita haru lagi membanggakan dari seorang Aguero, bahwa ia tidak pernah lupa darimana ia berasal. Ia tidak lupa dengan klub yang telah membesarkan karir sepakbolanya. Masa lalu indah yang akan terus menemani setiap langkah kakinya dalam bermain sepakbola.
Mungkin bila suatu saat nanti, usia sudah mulai menghambat kecepatan larinya, Aguero akan mulai berpikir untuk kembali ke Independiente. Ya, mungkin suatu saat nanti, sesuai mimpinya, ia akan kembali ke masa lalu. Mengakhiri karir sepakbolanya bersama masa lalunya yang indah. Masa lalu yang indah bersama Independiente.
Komentar