Ketidaksiapan Brazil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 kembali menuai sorotan. Setelah belum kelarnya beberapa stadion
yang nanti dijadikan venue digelarnya pertandingan-pertandingan, Brazil kembali dikritik akibat sarana penunjang seperti
pengembangan jalur transportasi kereta di Kota Cuaiaba yang tak kunjung usai.
Sejatinya di kota terpencil ini nantinya akan dibangun jalur kereta sepanjang 13 mil yang menghubungkan antara bandara, Â menuju pusat kota dan stadion. "Namun apadaya jangankan dipakai saat gelaran Piala Dunia, diprediksikan bulan Desember pun proyek itu tak akan sempurna 100 %" keluh Mauricio Guimaraes Kepala Pengembangan Proyek Piala Dunia kepada AFP.
Proyek infrastruktur di Negara Bagian Mato Grosso ini memang banyak mengalami penundaan. Dari laporan berita harian lokal mengatakan, 47 dari 56 proyek negara terkait Piala Dunia di negara bagian itu tak selesai sesuai tenggat waktu yang  ditentukan.
Nantinya di Cuiaba Arena Pantanal Stadion dijadwalkan akan menggelar empat pertandingan sepanjang Piala Dunia digelar , dimulai dengan Chile vs Australia pada tanggal 13 Juni.
Pemilihan Cuaiba Sangat disayangkan banyak pihak mengingat Cuiaba adalah kota terpencil yang terletak dekat perbatasan Bolivia, karena itu pembangunan sarana dan pra sarana penunjang harus dimulai dari nol.
Saat FIFA mengajak para wartawan menyaksikan progres pekerjaan di Cuiaba bulan Desember lalu, laporan pandangan mata yang
didapat wartawan amat mengecewakan. Kondisi bandara amat penuh dengan konstruksi yang belum kelar, akses jalan aspal  menuju stadion pun baru sebagian, saat tiba stadion atap dan bagian dalam belum 100% bisa dipakai: kursi belum dipasang dan kondisi
lapangan masih berlumpur belum ditanami rumput.
Brasil telah berulang kali menghadapi kritik keras dari FIFA atas keterlambatan dalam memberikan stadion dan merenovasi  bandara. Presiden FIFA Sepp Blatter dengan pedas berujar bahwa ketidakseriusan Brazil adalah hal terburuk sepanjang Piala Dunia digelar selama empat puluh tahun terakhir.
(wam)
Komentar