Sebelum resmi memperkuat Persija Jakarta, bek anyar mereka, Martin Vunk, ramai diperbincangkan khalayak karena bek berusia 30 tahun ini merupakan andalan timnas Estonia. Dalam karirnya, ia pernah berhadapan satu lawan satu dengan penyerang timnas Inggris, Wayne Rooney.
Maka rasanya tak adil jika kita pun tak menyoroti pemain asing yang baru saja didatangkan oleh Mitra Kukar, Isaac Chansa. Ya, sama halnya dengan Vunk, Chansa pun merupakan pemain andalan timnas. Chansa bermain untuk salah satu negara Afrika, Zambia, di mana ia telah menorehkan 57 caps.
Eits, jangan remehkan Zambia meski kurang familiar. Karena pada kenyataannya, negara yang terletak di selatan Afrika ini pernah menjuarai Piala Afrika (AFCON) pada tahun 2012, satu-satunya trofi yang berhasil mereka torehkan. Di final, mereka berhasil mengalahkan Pantai Gading yang kala itu diperkuat oleh pemain macam Didier Drogba, Wilfried Bony, Gervinho, Yaya dan Kolo Toure, lewat adu penalti.
Chansa pun merupakan bagian dari timnas Zambia pada AFCON 2012 tersebut. Bahkan pemain yang berposisi sebagai gelandang serang ini merupakan pemain utama, selalu diturunkan sejak menit pertama pada turnamen paling bergengsi di Afrika ini.
Ya, selama di AFCON 2012, ia menghadapi pemain top Afrika yang bermain di Eropa. Selain menghadapi Pantai Gading, ia dan rekan-rekannya berhasil menjungkalkan Ghana yang diperkuat Asamoah Gyan, Kwadwo Asamoah, Sulley Muntari, dan Ayew bersaudara dengan skor tipis, 1-0, pada babak semi-final. Pada babak grup, mereka berhasil menjungkalkan Senegal yang diperkuat Demba Ba dan Papiss Cisse dengan skor 2-1.
Karir Chansa sendiri mulai menanjak setelah direkrut oleh kesebelasan asal Swedia, Helsingborg IF, pada tahun 2007. Bermain di kompetisi teratas liga Swedia selama dua musim, ia mencatatkan 40 pertandingan dan empat gol.
Di sana, ia satu tim bersama dua pemain timnas Swedia yang namanya cukup terkenal, Andreas Granqvist dan Henrik Larsson. Granqvist merupakan salah satu bek yang pernah bermain untuk Wigan Athletic dan Genoa. Sementara Larsson, bermain untuk Celtic, Barcelona dan Manchester United sebelum hijrah ke Helsingborg.
Selama karirnya, Chansa selalu bermain reguler di tim manapun yang ia bela. Catatan terbaik pemain bertinggi 175cm  ini adalah mempersembahkan trofi juara bagi klub papan atas Afrika Selatan, Orlando Pirates, dua musim berturut-turut.
Chansa pun tak akan terlalu asing dengan iklim sepakbola Asia. Dalam beberapa tahun terakhir, ia membela beberapa kesebelasan Asia. Dari memperkuat kesebelasan liga Cina, Henan Jianye, hingga kesebelasan Liga India, Shillong Lajong.
Terakhir, pemain kelahiran kota Kitwe, Zambia, ini bermain untuk kesebelasan India yang bermain di India Super League, NorthEast United FC. Di sana, ia tergabung bersama marquee player yang cukup memiliki nama di Eropa. Dimulai dari mantan kiper timnas Yunani, Alexandros Tzorvas, hingga pemain timnas Spanyol yang menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010, Joan Capdevilla.
Dari segudang pengalamannya seperti yang diutarakan di atas, rasanya Mitra Kukar mendapatkan pemain asing yang cukup berkualitas. Meski kini Chansa tak lagi memperkuat timnas Zambia, terakhir pada Juni tahun lalu, ia tampaknya masih bisa menjadi salah satu pemain asing yang menarik untuk kita nantikan aksinya pada Indonesia Super League 2015.
Selalu bermain reguler di tim manapun yang ia bela tentunya menjadi salah satu catatan menarik dari Chansa. Belum lagi India Super League, kompetisi yang diikutinya musim lalu, baru berakhir pada Desember 2014. Dengan usianya yang masih 30 tahun, rasanya Mitra Kukar cukup beruntung memilikinya.
Baca juga Jorge Gotor, Eks Zaragoza yang Dikontrak Mitra Kukar
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar