Di balik setiap laki-laki hebat, ada perempuan hebat. Begitu katanya. Jika bukan karena Jean, sang istri, Sir Alexander Matthew Busby mungkin tak akan bangkit dari trauma yang disebabkan oleh tragedi München.
Jean meminta Busby untuk terus berjuang, demi menghormati para pemain dan staf Manchester United yang tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut. Jika bukan karena Jean, United mungkin tak akan menjadi kesebelasan Inggris pertama yang berhasil menjadi juara Piala Eropa (sekarang Champions League).
Sir Matt Busby telah lama meninggal. Namun kisahnya masih bertahan hingga saat ini. Dan untuk urusan dikuatkan oleh pasangan, Busby tidak sendiri. Banyak sudah pria yang mendapatkan kekuatan dari pasangan mereka. Penjaga gawang Liverpool, Simon Mignolet, adalah salah satunya.
Mignolet tidak merayakan hari Valentine. Ia adalah salah satu dari sekian banyak penganut klise yang mengatakan bahwa hari kasih sayang dapat dirayakan setiap hari. âIa merasakan Valentine setiap hari,â ujar Mignolet mengenai tunangannya, Jasmien, kepada the Guardian dalam sebuah sesi wawancara yang ia minta sendiri.
Ya, Mignolet meminta sesi wawancara ini sementara para pemain lain dikejar-kejar media di tengah kepadatan jadwal mereka. Bisa jadi, inilah cara Mignolet untuk membalas jasa Jasmien ketika dirinya sedang berada di titik paling rendah karirnya bersama Liverpool.
Serangkaian penampilan buruk musim ini, yang mengiringi performa musim lalu (yang juga tak bisa begitu saja disebut baik) telah membuat Mignolet berada dalam masalah besar. Kritik berdatangan, dan manajer hilang kepercayaan. Pesaing sekota bahkan merasa kasihan kepadanya.
Bruce Grobbelaar, penjaga gawang legendaris Liverpool, menyebut Mignolet lebih buruk dari Dracula, tokoh penghisap darah di dongeng-dongeng Eropa. Brendan Rodgers, manajer Liverpool yang selalu membela dirinya, sempat beberapa lama menempatkan Mignolet di bangku cadangan. Jalan untuk kembali ke tim utama, kata Tim Howard, nyaris tidak ada. Kalaupun ada, pasti sangat sulit.
Namun perlahan tapi pasti Mignolet kembali. Semua ini dapat terjadi berkat dukungan dari tunangannya, Jasmien. Saling mengenal sebelum Mignolet menjadi pemain profesional, Jasmien melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang dalam permainan Mignolet. Menurut Jasmien, Mignolet terlalu banyak berpikir. Hal tersebut membuat permainan Mignolet tidak alami.
âSaya pada dasarnya terlalu banyak berpikir mengenai hal terbaik yang dapat dilakukan dan akhirnya menghabiskan waktu ketimbang menunjukkan permainan alami. Saya selalu berusaha menemukan solusi terbaik dalam segala situasi, mencari pemain terbaik untuk diumpan, berpikir âkamu bisa melakukan ini, kamu bisa melakukan ituâ sehingga akhirnya melupakan solusi terburuk dan malah melakukannya seperti memberi sepak pojok di pertandingan melawan Burnley,â ujar Mignolet.
Hal yang dilihat Jasmien bahkan tidak dilihat dan dirasakan Mignolet sendiri. Setelah tahu apa yang salah dari permainannya, Mignolet pun memperbaiki diri: âJadi saya ambil keputusan bahwa ketimbang terlalu banyak berpikir, saya akan menjadi sosok yang lebih tegas dan berwibawa dan sejak saat itu, semuanya berjalan dengan baik.â
Sejak disisihkan di pertandingan melawan Manchester United dan Arsenal, Mignolet selalu bermain sebagai penjaga gawang utama. Sejak kembali dipercaya, tak pernah Mignolet merasakan kekalahan bersama Liverpool; dalam delapan pertandingan Premier League terakhirnya, dua kali saja Mignolet merasakan kekalahan.
Sumber cerita: The Guardian
Komentar