Hijrah ke Italia bukanlah keputusan tanpa risiko bagi Enrique Omar SÃvori. Meninggalkan negara tempatnya dilahirkan membuat SÃvori dimusuhi Asociación del Fútbol Argentino (AFA, asosiasi sepakbola Argentina). Walau AFA memberinya label non person, SÃvori tetap mau membantu ketika jasanya dibutuhkan. Sebagai pelatih, SÃvori membantu Argentina lolos ke Piala Dunia. Namun untuk putaran final, AFA mendepak SÃvori dan menunjuk Vladislao Cap. Di titik ini, sulit menentukan siapa yang tidak belajar dari kesalahan: AFA atau SÃvori.
SÃvori, yang dapat dengan fasih memainkan peran kiri dalam, masuk ke tim utama Club Atlético River Plate sebelum genap menginjak usia kepala dua. Di tiga musim pertamanya sebagai pemain profesional, SÃvori langsung merasakan tiga gelar juara Primera División. Performa apik bersama River Plate membuka jalannya ke tim nasional Argentina.
Bersama Humberto Maschio dan Valentin Angelillo, SÃvori muda adalah bagian dari lini depan paling mengerikan di Amerika Selatan. Ketiganya mendapat berbagai julukan, seperti Trio Kematian dan Malaikat-malaikat Berwajah Kotor. Bersama trio SÃvori-Angelillo-Maschio, Argentina meraih gelar juara Copa América 1957. Sebuah modal bagus untuk menghadapi Piala Dunia 1958 di Swedia.
Namun di tahun yang sama dengan tahun kemenangan Copa América, Trio Kematian memilih untuk pindah ke Italia. Maschio merapat ke Bologna, Angelillo bergabung dengan Inter Milan, sedangkan SÃvori menukar seragam putih-merah River Plate untuk putih-hitam Juventus. AFA menyatakan Malaikat-malaikat Berwajah Kotor tak boleh bermain lagi untuk mereka. Keputusan salah. Di Swedia 1958 tanpa ketiganya, Argentina dipermalukan. Tergabung bersama Jerman Barat, Republik Cekoslowakia, dan Irlandia Utara di Grup 1, Argentina menjadi juru kunci.
Dimusuhi AFA tak benar-benar membuat Trio Kematian merana. Terutama SÃvori. Di Juventus, ia menemukan dua kawan baru di lini depan: John Charles dan Giampiero Boniperti. Bersama Juventus pula SÃvori bergelimang gelar. Gelar juara Serie A tahun 1958 (tahun pertamanya di Italia) diikuti oleh empat prestasi kolektif lainnya: dua Serie A (1960, 1961) dan dua Coppa Italia (1959, 1960). Selain prestasi kolektif, SÃvori juga berhasil mendapatkan penghargaan Capocannoniere dan Ballon DâOr di tahun 1960 dan 1961.
Penampilan gemilang bersama Juventus kemudian membawa SÃvori kembali ke tim nasional; namun bukan Argentina. Dengan senang hati Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC, federasi sepakbola Italia) mengangkat SÃvori menjadi pemain mereka. Saat itu, bermain untuk lebih dari satu tim nasional senior memang mungkin dijalani. Lagipula SÃvori adalah seorang Oriundi; orang Amerika Selatan yang memiliki leluhur Italia.
SÃvori menjalani debutnya bersama tim nasional Italia pada bulan April tahun 1961. Pada bulan Juni di tahun yang sama, SÃvori berhadapan dengan Argentina. Ia mencetak dua gol dalam kemenangan 4-1 bagi kesebelasan barunya. Di tahun 1962, SÃvori akhirnya merasakan atmosfer Piala Dunia.
Setelah pensiun sebagai pemain, SÃvori pulang ke Argentina. Walaupun semasa muda ia memiliki perangai pemarah dan congkak (ia dijuluki El Cabezón â Kepala Besar â karenanya), SÃvori mau menangani tim nasional Argentina ketika mereka membutuhkan jasanya. Sebagaimana ia seringkali berhasil meloloskan bola di antara kedua kaki lawan (nutmeg adalah trik favoritnya), SÃvori berhasil membawa Argentina lolos ke Piala Dunia 1974 di Jerman Barat.
Menjelang putaran final, SÃvori terlibat cekcok dengan AFA; SÃvori didepak karenanya. Tanpa SÃvori, perjalanan Argentina terhenti di putaran kedua. Di titik ini, entah SÃvori atau AFA yang tidak belajar dari kesalahan.
Komentar