Revierderby, pertandingan terakbar Jerman yang melibatkan Ballspielverein Borussia Dortmund dan FuÃballclub Gelsenkirchen-Schalke 04, selalu membawa cerita tersendiri. Tak terkecuali pertemuan edisi terbaru, yang baru saja berlangsung tadi malam.
Pertemuan semalam melibatkan beberapa nama yang pantas mendapat perhatian. Roman Weidenfeller, penjaga gawang Borussia Dortmund, menyamai rekor Michael Zorc selaku pemain Dortmund dengan jumlah penampilan terbanyak dalam pertandingan melawan Schalke. Di ujung lapangan yang berbeda, Timon Wellenreuther, penjaga gawang Schalke, melakoni Revierderby pertamanya.
Di antara kedua sosok tersebut, ada dua puluh pemain. Tidak semuanya memiliki catatan khusus seperti Weidenfeller dan Wellenreuther. Namun salah satu di antara dua puluh pemain tersebut, Marco Reus, layak mendapat perhatian dengan cara dan untuk alasan tersendiri.
Dengan catatan 10,6 Km, Reus bukan pemain dengan jarak tempuh terjauh. Untuk urusan ini, masih ada Henrikh Mkhitaryan (11,14 Km) dan Dennis Aogo (10,97 Km). Tidak pula Reus mencatatkan jumlah sprint (lari cepat jarak pendek) terbanyak walaupun ia menjadi pemain yang paling banyak berlari di pertandingan ini. Jumlah sprint Pierre-Emerick Aubameyang (39) lebih banyak dari milik Reus (33). Namun Reus tetap mampu menebar banyak ancaman.
Di antara semua outfield player yang tampil dalam pertandingan semalam, Reus menjadi pemain dengan jumlah peluang terbanyak: delapan buah. Reus, pemuda yang lahir dan besar di Dortmund, menjadi bintang di rumah sendiri, dalam pertandingan besar yang sangat berarti.
Delapan tembakan adalah catatan yang mengejutkan. Siapapun yang menyaksikan Reus bermain tanpa menghitung hal-hal semacam itu pasti setuju bahwa seharusnya sumbangan Reus lebih banyak dari itu. Karena pada kenyataannya, sumbangan Reus memang lebih banyak dari itu.
Pergerakannya yang cerdas (Reus bukan pemain yang paling banyak melakukan sprint walaupun ia paling banyak berlari, ingat?) menjadi ancaman tersendiri bagi lini pertahanan Schalke. Di area pertahanan yang padat, Reus tetap mampu menempatkan diri di area yang cukup terbuka sehingga rekan-rekannya tak sulit menemukan dirinya.
Dari semua umpan yang diarahkan kepada Reus, hanya dua yang tidak sampai kepadanya (anak panah berwarna merah). Pergerakan cerdas yang Reus lakukan juga membuat dirinya menerima empat umpan kunci; dijelaskan dalam grafis di atas dengan anak panah berwarna biru muda.
Tak hanya menerima, Reus juga memberi. Tiga dari dua puluh lima umpan yang ia lepaskan mampu menjadi peluang untuk rekan-rekannya yang lain. Bukan salah Reus jika pada akhirnya tidak satupun dari ketiga umpan kunci tersebut berbuah gol.
Tiga dari lima usahanya untuk melewati lawan berakhir dengan kegagalan. Bukan catatan yang baik untuk pemain sekelasanya. Namun Reus tetap mampu mengalahkan lawan dalam duel satu lawan satu dengan cara berbeda. Tiga kali pergerakan Reus menempatkan para pemain Schalke dalam kondisi tak memiliki pilihan selain melanggarnya.
Reus melengkapi penampilan gemilangnya dengan sebuah gol. Lima menit sebelum pertandingan berakhir, ia mencuri bola dari kaki Wellenreuther untuk mencetak gol ketiga Dortmund. Saat bola terlepas dari kaki Wellenreuther, bersentuhan dengan kaki Reus, dan melewati garis gawang, bola seolah berkata âakulah bukti bahwa Reus mampu mencetak gol dengan cara apapun.â
Berapa banyak pemain yang mampu memperhitungkan tekanan dengan tepat dan merebut bola dari penguasaan penjaga gawang? Reus, pemuda yang lahir dan besar di Dortmund, bersinar dengan caranya sendiri di pertandingan besar yang sangat berarti.
Komentar