Kompetisi teratas Belanda, Eredivisie, memang tak seperti lima liga top Eropa lainnya. Hingar bingar kompetisi ini tak semewah Liga Primer, La Liga, Bundesliga, Ligue 1, bahkan Serie A yang terus kehilangan pamornya.
Tak banyak yang tahu bagaimana peta kekuatan kesebelasan Eredivisie musim sekarang ini. Juga tak banyak yang menyadari bahwa hingga pekan ke-27, PSV Eindhoven saat ini tengah nyaman berada di puncak klasemen, unggul jauh jauh dari peringkat kedua, Ajax Amsterdam, dengan selisih 11 poin.
Lalu apa spesialnya? PSV saat ini tengah menapaki gelar juara Eredivisie ke-22 mereka. Kesebelasan yang bermarkas di Stadion Phillips ini sedang berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri keperkasaan kesebelasan terbaik Belanda, Ajax Amsterdam.
Ya, tak dapat dipungkiri, meski PSV pun bergelimang gelar liga domestik, Ajax masih merupakan kesebelasan tersukses di Belanda. Saat ini, raihan 33 trofi liga Belanda dan 18 KNBV Cup merupakan yang terbanyak. PSV berada di urutan kedua untuk trofi liga Belanda (21 piala), Feyenoord berada di urutan kedua untuk trofi KNBV Cup (11 piala).
Eredivisie dalam empat musim terakhir yang dimenangi Ajax secara beruntun pun semakin menunjukkan bahwa Ajax masih merupakan kesebelasan terbaik di Belanda. Dan PSV dengan kekuatan barunya, berada di jalur yang tepat merusak hegemoni Lucky Ajax âjulukan Ajax- dalam beberapa tahun terakhir. PSV sendiri terakhir kali meraih piala Eredivisie ini pada musim 2007-2008, tujuh musim yang lalu.
Bersama tangan dingin Phillip Cocu, PSV mampu menjadi yang terkuat untuk musim 2014-2015. Pada kesempatan kedua melatih kesebelasan berjuluk Rood-Witten ini, Pelatih yang juga mantan kapten PSV pada 2005 hingga 2007 tersebut mampu memaksimalkan para pemain muda yang dimiliki skuat PSV.
Sejak awal kepemimpinannya bersama PSV, Cucu memang hanya memiliki skuat seadanya. Saat bergabung pada awal musim 2013-2014, secara bersamaan PSV melepas tiga pemain andalannya ke kesebelasan lain: Jeremain Lens (Dynamo Kiev), Dries Mertens (Napoli), dan Kevin Strootman (AS Roma).
Dari hasil penjualan tersebut, ia hanya merekrut pemain-pemain muda dengan total nilai transfer sekitar 12 juta pounds, dengan transfer termahal untuk pembelian Adam Maher dari AZ Alkmaar (7 juta pounds) dan Jeffrey Bruma dari Chelsea (3,5 juta pounds).
Untuk menyeimbangkan skuat, ia pun merekrut beberapa pemain senior macam Park Ji-Sung (pinjam), Stijn Schaars, dan Bryan Ruiz (pinjam). Sisanya, pemain muda dengan harga murah atau pinjaman seperti Karim Rekik, Florian Jozefzoon, dan Santiago Arias.
Skuat yang mampu finish di urutan empat pada akhir musim 2013-2014 ini kemudian disempurnakan pada musim ini dengan merekrut Luuk de Jong dari Borussia Moenchengladbach, serta meminjam Nicolas Ismait-Mirin (Monaco) dan Andres Guardado (Valencia). Hasilnya, PSV dengan gagah memuncaki klasemen Eredivisie.
Tanpa pemain bintang, PSV hanya kalah tiga kali dan sekali imbang dalam 27 penampilan. Georginio Wijnaldum, Luuk de Jong, dan Memphis Depay menjadi sumber gol PSV yang kini mencetak gol terbanyak di Eredivisie. Ketiganya total menyumbang 41 gol, lebih dari setengahnya. Kontribusi besar sehingga PSV memuncaki klasemen Eredivisie musim ini.
Dalam formasi 4-3-3 yang digunakan PSV, pemain-pemain yang biasanya menghuni susunan pemain pun merupakan skuat yang dibangun Cocu sejak musim lalu. Dari 11 pemain yang biasanya diturunkan Cocu, hanya empat pemain yang memang sebelumnya telah menjadi bagian dari skuat PSV: Depay, Wijnaldum, Luciano Narsingh, dan Jetro Willems.
Susunan pemain inti PSV Eindhoven 2014-2015
Keunggulan yang dimiliki Cocu sendiri adalah mampu memaksimalkan para pemain muda. Selama dua musim menangani PSV, tercatat tujuh pemain PSV U-21 yang cukup mendapatkan kesempatan menit bermain yang banyak. Tiga di antaranya, Jorrit Hendrix (20 tahun), Joshua Brenet (20), dan Rai Vloet (19).
Skuat muda memang selalu menghiasi Cocu. Pada musim 2013-2014, skuat PSV merupakan termuda ketiga di Eredivisie. Pada musim ini, di mana hanya delapan pemain yang berkewarganegaraan non-Belanda, rata-rata umur skuat PSV mencapai 21,9 tahun dan menjadi skuat termuda di Eredivisie. Dua musim terakhir merupakan rataârata skuat termuda PSV di Eredivisie dalam 15 tahun terakhir.
Para pemain muda yang menghuni skuat PSV saat ini memang memiliki potensi yang menjanjikan. Selain Depay yang saat ini menjadi pencetak gol terbanyak Eredivisie dengan 16 gol, terdapat pula Jetro Willems, bek kiri berusia 20 tahun sang pencetak 11 asist dari 23 penampilan, terbanyak di Eredivisie. Belum lagi penampilan gemilang yang selalu ditunjukkan kiper lulusan akademi PSV, Jeroen Zoet, yang hanya kemasukan 23 gol dari 27 penampilan dan mencetak 11 cleansheets di Eredivisie.
Jika skuat saat ini mampu dipertahankan PSV untuk musim-musim berikutnya, bukan tak mungkin Cocu akan mengulang kesuksesan serupa seperti kala ia membela PSV sebagai pemain. Pada 2004 hingga 2007, PSV selama empat musim berturut-turut meraih trofi Eredivisie. Dan Cocu merupakan bagian dari skuat PSV saat itu, bersama Mark van Bommel, Michael Reiziger, dan Andre Ooijer.
Namun tentu saja bukan hal yang mudah bagi Cocu untuk memastikan para pemain terbaiknya tetap bertahan di Eindhoven. Sejumlah pemain sudah mulai digoda kesebelasan top Eropa. Zoet terus dihubung-hubungkan dengan Newcastle United, Wijnaldum dirumorkan menjadi target Paris Saint-Germain untuk musim panas nanti, kesebelasan yang tengah mencari bek kiri, Jetro Willems tentunya akan menjadi opsi yang tepat bagi mereka, sedangkan Liverpool dan Manchester United dikabarkan tengah bertarung untuk mendapatkan tanda tangan Depay yang disebut-sebut The New Arjen Robben.
Tapi apapun yang akan terjadi pada bursa transfer musim panas nanti, jika PSV tetap berada di puncak klasemen dan menjadi juara pada akhir musim, ini tentunya bisa menjadi titik awal PSV kembali pada masa kejayaan mereka. Selagi para pemandu bakat kesebelasan top Eropa memantau para pemainnya, Cocu tetap fokus pada tujuannya untuk menjadikan PSV kembali menjadi salah satu penantang terkuat Ajax Amsterdam sebagai penguasa Belanda dan tetap bangga atas pencapaiannya bersama PSV.
âSangat tak beruntung jika mereka harus pergi pada musim panas nanti,â ujar Cocu ketika ditanyai masa depan anak asuhnya oleh Football-Oranje. âTapi di sisi lain, kami sebagai sebuah klub tetap akan bangga karena kami-lah yang membesarkan mereka.â
Eredivisie sendiri sudah bukan hal yang aneh menjadi liga tempat para pemandu bakat mencari talenta-talenta baru. Namun musim ini, PSV adalah primadona Eredivisie. Maka jangan heran jika pada musim panas nanti sejumlah pemain PSV Eindhoven akan menghiasi bursa transfer untuk musim yang baru. Karena para pemain terbaik Eredivisie memang kerap menjadi buruan kesebelasan top Eropa untuk memewahkan liga-liga mereka.
foto: sport.es
Komentar