Xavi Hernandez i Creus, begitu nama lengkapnya. Pemain yang hingga kini masih membela Barcelona ini lahir dan tumbuh besar di lingkungan dan keluarga yang menggeluti si kulit bundar. Hal ini kemudian membuatnya membuatnya semakin yakin akan jalan hidupnya untuk meniti jalan sebagai legenda Barcelona dan negeri Matador, Spanyol.
Menjadi besar dan selalu dikenang tentu menjadi titik akhir sesesorang dalam berkarir, begitu juga dengan pemain sepakbola. Lagipula, siapa sih yang tak mau dikenang akan kelegendaannya?
Xavi mejawab dan melakukannya dengan berlari-lari kecil dan mengoper bola sambil menunggu sepersekian detik kawannya mendapatkan ruang dan celah kosong. Ia lakukan itu secara professional sejak 1998 hingga saat ini. Hingga ia akhirnya menyandang ban kapten utama di klub yang ia cintai, Barcelona.
Empat tahun berselang dari debut resminya di klub, akhirnya Xavi menciptakan gol pertamanya ke gawang musuh bebuyutan Barcelona, Real Madrid. Gol itu sekaligus menjadi penyeimbang keadaan pasca tertinggal 0-1 oleh tim tamu.
Akhir pekan lalu, Xavi kembali diturunkan di partai El Clasico yang (mungkin) menjadi partai terakhirnya melawan Real Madrid di ajang Primera La Liga. Xavi menorehkan namanya ke dalam daftar pemain (yang masih aktif bermain) terbanyak melakoni laga El Clasico. Hingga pertandingan kemarin, Xavi telah mencatatkan 42 kali penampilan di El Clasico. Ia menyamai rekor Paco Gento dan Manuel Sanchis yang menjadi legenda Real Madrid.
Namun perjalanan karir Xavi sebagai pemain Barcelona mungkin akan barakhir pada musim ini. Xavi sebenarnya sudah berniat untuk pindah pada akhir musim 2014 lalu. Hanya saja, Luis Enrique yang hadir sebagai manajer baru Barcelona membujuknya untuk tetap bertahan di Barcelona.
Xavi pun akhirnya tertarik dengan bujukan Enrique tersebut. Namun dikabarkan, sang pemain hanya ingin menambah satu musim karirnya di Barcelona. Maka akhir musim ini, Xavi mungkin akan benar-benar pindah dari Barcelona.
Meski belum ada kabar resmi, namun beberapa berita mengatakan bahwa Xavi tertarik untuk bermain di salah satu negara timur tengah atau Amerika. Mantan rekan setimnya di Barcelona, David Villa, bahkan dikabarkan telah membujuk Xavi untuk ikut bermain di New York City FC bersamanya.
Persaingan di lini tengah Barcelona saat ini memang semakin memanas. Barcelona kini memiliki seorang Ivan Rakitic yang benar-benar murni seorang pemain tengah. Tidak seperti musim lalu yang memiliki Fabregas yang sesekali dapat memainkan peran false 9. Belum lagi dengan perkembangan pemain muda, Rafinha dan Sergi Roberto. Akibatnya posisi Xavi pun semakin terancam.
Hal ini mungkin yang menyebabkan Xavi ingin segera pindah dari Barcelona. Padahal, kontrak Xavi di Barcelona masih tersisa hingga tahun 2016.
Xavi bisa saja memilih tetap berada di Barcelona hingga kontraknya benar-benar habis. Xavi  bisa menikmati hangatnya bangku cadangan sambil memainkan peran seperti yang dimainkan Ryan Giggs pada akhir karirnya sebagai pemain. Pada masa itu, meski tidak banyak bermain namun Giggs memberikan kontribusi dengan memimpin rekan-rekannya saat di ruang ganti. Pengalaman yang dimilikinya membuat Giggs mampu menjadi panutan bagi pemain-pemain muda. Giggs pun hanya sesekali diturunkan saat dinilai perlu oleh sang manajer.
Peran ini mungkin bisa menjadi peran yang tidak buruk bagi Xavi. Kebesaran namanya tentu sudah sangat cukup untuk membuat pemain muda manapun hormat kepadanya. Xavi bisa membantu manajer Barcelona untuk membangun suasana yang kondusif di ruang ganti.
Dengan begitu, Xavi akan semakin mencatatkan namanya sebagai legenda Barcelona. Dia tidak sekedar hadir sebagai pemain telah memberikan banyak gelar kepada Barcelona, namun juga sebagai pemain yang mampu memberikan pengaruh kepada rekan-rekannya. Bahkan Xavi mungkin bisa melakukan ini hingga dia benar-benar ingin mengakhiri karirnya sebagai pemain sepakbola.
Pensiun sebagai seorang one man club tentu merupakan predikat yang luar biasa. Apalagi jika satu-satunya klub yang pernah dibela adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di muka bumi ini.
Sebagian besar Barcelonistas mungkin juga menginginkan dirinya mengkhatamkan seluruh karirnya di Barcelona. Dengan begitu, Xavi akan melengkapi status kelegendaan dan semua rekor-rekor yang kini dipegang dirinya. Namun tentu saja semua keputusan akan kembali kepada Xavi. Apakah kita sudah waktunya untuk mengucapkan, âAdios, Mr. Clasico?â Atau kita benar-benar bisa melihat Xavi memimpin Barcelona dari bangku cadangan.
Yah, biarkan Xavi saja yang memutuskan.
Baca juga: Bagaimana anggapan banyak orang tetang El Clasico.
Komentar