Musim ini barangkali menjadi musim yang membuat telinga Arsene Wenger begitu panas. Entah seberapa sering tim finansial Arsenal memberitahu Wenger bahwa kontrak sejumlah pemain tidak efektif dan cenderung merugikan klub.
Kontrak yang dimaksud adalah pemain yang cedera. Melihat dari biaya yang dikeluarkan, jelas kontrak tersebut kontraproduktif dengan apa yang didapatkan kesebelasan. Sialnya, terdapat sejumlah pemain bernama besar dan potensial yang sering cedera di Arsenal. Nama-nama tersebut seperti Aaron Ramsey, Jack Wilshere, hingga Abou Diaby. Gaji dalam kontrak mereka bisa mencapai 30 ribu pounds perpekan. Namun, mereka lebih banyak menghabiskan minggu-minggu dalam kontraknya di ruang perawatan.
Dalam hal teknis di lapangan, tentu sulit bagi Wenger untuk melepas para pemain tersebut. Jika alasannya karena merugikan kondisi finansial kesebelasan, melepas para pemain tersebut justru membuat kesebelasan tambah rugi meski indikatornya bukan dari keuangan.
Sulit untuk saat ini mendapatkan pengganti dari para pemain tersebut dengan nilai transfer serta gaji yang setara atau lebih murah. Lagipula pemain seperti Ramsey dan Wilshere masih memiliki karir yang panjang karena usia mereka yang belum menyentuh usia 25.
Lantas bagaimana untuk pemain seperti Diaby dan Mikel Arteta, misalnya? Sepandai apapun Wenger berkelit, toh sulit untuk pula untuk mengelak. Arteta kini telah berusia 33 tahun dan pernah menderita cedera ligamen pada lututnya sejak Februari 2009. Awal tahun ini, kapten Arsenal tersebut kembali menderita cedera engkel dan harus menepi hingga tiga bulan.
Pun dengan Diaby yang sudah lama berkutat dengan cedera. Gelandang kelahiran 1986 tersebut sulit bersaing di lini tengah Arsenal. Pasalnya, nama-nama lain seperti Mikel Arteta, Mathieu Flamini, Tomas Rosicky, hingga Francis Coquelin, dianggap lebih mumpuni.
Usulan peromabakan pun mulai terdengar. Nama yang paling sering disebut adalah Diaby karena ia memang terlalu sering cedera; sementara Arteta hingga saat ini statusnya adalah kapten Arsenal yang sulit untuk tergantikan.
Dengan kondisi tersebut, Diaby berada dalam posisi tawar yang rendah. Namun, Wenger masih memiliki kepercayaan besar terhadap pemain kelahiran Paris, Prancis, tersebut.
Akan tetapi, dengan kondisi kesehatan yang rentan cedera, agak sulit bagi Diaby untuk meyakinkan kesebelasan besar untuk merekrutnya. Sementara di Arsenal, masih ada kepercayaan dari Wenger untuk memberinya kesempatan mengawal lini tengah. Sebagaimana Winger mempercayai Rosicky yang kala itu rutin didekap cedera.
Seperti diberitakan The Telegraph, Arsenal mulai mempertimbangkan mengubah kontrak Diaby dengan menambahkan klausul âplay as you playâ. Pengubahan kontrak ini sebenarnya sudah terdengar sejak Desember tahun lalu, meski masih sekadar pembicaraan di blog-blog penggemar Arsenal.
Dengan klausul tersebut, Diaby hanya dibayar setiap kali dimainkan oleh Wenger. Di luar itu, ia tetap digaji meski dibayar dengan angka yang lebih rendah ketimbang pemain lainnya.
Berguna Bagi Pemain Cedera
Bagi Diaby, penambahan klausul ini jelas rasional. Tidak bermain dalam waktu lama membuat kesempatannya untuk bergabung dengan kesebelasan besar dengan gaji yang sama dengan yang ia terima di Arsenal semakin menipis. Kesebelasan lain pasti berpikir ulang karena bukan tidak mungkin cedera Diaby kembali kambuh.
Bagi kesebelasan, klausul âpay as you playâ tentu lebih menguntungkan. Mereka bisa menekan pengeluaran dari pemain yang dianggap tidak memberikan kontribusi maksimal bagi kesebelasan.
Namun, klausul seperti ini tentu tidak cocok bagi pemain macam Ramsey dan Wilshere. Mereka bisa dengan mudah memilih kesebelasan lain dengan kontrak yang mungkin saja lebih besar daripada yang mereka terima di Arsenal.
Klausul ini juga tidak cocok bagi pemain yang memang mengejar uang dalam karirnya. Sejumlah penggemar Arsenal sendiri yakin kalau Diaby akan senang dengan kontrak ini. Mereka tahu kalau Diaby memiliki kecintaan yang besar pada Arsenal, serta berterimakasih karena kesabaran dan dukungan yang diberikan oleh penggemar.
Diaby yang Istimewa
Diaby bisa bermain di hampir semua tempat di lini tengah. Ia bisa bermain sebagai gelandang box-to-box, ia pula dapat ditempatkan sebagai poros ganda dalam formasi 4-2-3-1. Pada awal karirnya di Arsenal, Diaby juga sering bermain di kedua sisi. Apa yang dilakukan Diaby tentu penting bagi Arsenal mengingat sejumlah pemain di pos tersebut rentan cedera sementara sulit menemukan pelapis yang setara.
Seperti dikutip Dailymail, apabila Diaby tidak setuju dengan kontrak baru yang disodorkan manajemen Arsenal, ia dipersilakan pergi. Namun, Arsenal mempersilakannya untuk berlatih di pusat latihan Arsenal untuk memulihkan kondisinya hingga ia bergabung kesebelasan yang baru.
Salah satu alasannya karena Wenger memiliki hubungan erat dengan Diaby. Wenger pun ingin mengembalikan karir Diaby karena bagaimanapun cedera yang diperoleh Diaby terjadi saat ia membela Arsenal. Tercatat sebanyak 42 kali Diaby mengalami cedera sejak ia membela Arsenal pada 2006.
âAku telah bicara dengan Diaby bagaimana aku bisa menggambarkan masa depannya. Dia harus membuat keputusan,â kata Wenger seperti dikutip Daily Cannon, âTentu saja dia mengerti bahwa dia harus menunjukkan dalam jalan yang konsisten.â
Dengan perkembangan industri sepakbola yang kian pesat seperti saat ini, agaknya sulit untuk menemukan klausul âpay as you playâ pada kasus lain. Kesebelasan lebih memilih memutus kontrak dan membeli pemain baru, sedangkan sang pemain lebih memilih kesebelasan lain ketimbang terus tinggal dengan gaji yang dipotong.
Untuk kasus Diaby memang terbilang unik karena sang pemain teramat sering menderita cedera. Dailymail merangkum bahwa dalam empat tahun terakhir ini, ia hanya bermain empat kali saja. Namun, apa yang dilakukan Arsenal dengan mempersilakan fasilitas latihan mereka digunakan, menunjukkan bahwa mereka tidak lepas tangan khususnya atas cedera yang diderita oleh Diaby.
Sumber gambar: eurosport.com
Komentar