Sundulan Mario Balotelli saat menjebol gawang Inggris pada Piala Dunia 2014 Brasil lalu mungkin menjadi momentum indah terakhir baginya. Kendati Italia gagal lolos ke fase 16 besar, hal tersebut tidak menghalangi niatan Liverpool untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2014 dengan harga 14 juta poundsterling.
Ekspektasi kedatangan pemain hasil akademi Lumezzane itu ke Stadion Anfield, kandang Liverpool, pun begitu tinggi. Kesebelasan berjuluk The Reds itu menginginkan penyerang Italia keturunan Ghana tersebut mampu menggantikan peran Luis Suarez yang pergi ke Barcelona dengan meninggalkan torehan 69 gol di Liverpool dari semua ajang yang diikutinya selama dua setengah musim.
Tapi apa yang terjadi dengan pencapaian Balotelli? 69 Gol? Ah, jangan bercanda. Balo hanya sanggup menyumbang satu gol dan hanya diturunkan dalam 16 pertandingan. Ia bahkan hanya diturunkan 10 kali sejak menit pertama oleh Brendan Rodgers, manajer Liverpool.
Jauh sebelum berseragam The Reds, sejatinya nama Balotelli mulai naik ke permukaan ketika membela Internazionale Milan sejak 2007. Bakatnya diperkirakan menjadi salah satu pemain hebat jika melihat kemampuan dribel dan tendangan jarak jauhnya sudah mulai kelihatan sejak menjadi bagian dari kesebelasan senior Inter walau umurnya baru 18 tahun.
Bersama I Nerazzurri, julukan Inter, ia meraih banyak gelar selama tiga musim di sana yaitu tiga scudetto, dan masing -masing piala Copa Italia, Super Copa Italia dan Liga Champions serta menyumbangkan 20 gol dari 59 kali penampilan berbagai ajang Inter.
Atas penampilannya tersebut, Balo disodori kontrak untuk bergabung dengan Manchester City dengan nilai 20 juta pounds pada 2010. Di bawah asuhan Roberto Mancini, Balo meraih gelar Liga Primer Inggris 2011/2012, FA Cup 2010/2011, dan Community Shield 2012.
Tapi sifat bengal Balotelli membuat hubungannya dengan Mancini, yang juga pelatihnya di Inter, merenggang. Kelakuannya yang mengesalkan seperti gagal mencetak gol karena bergaya menyelesaikan peluang dengan tendangan tumit, hingga tekel keras kepada Scott Sinclair pada sesi latihan Januari 2013, membuat Mancini kian geram.
Baca juga cerita-cerita lain tentang Mario Balotelli baik di dalam atau luar lapangan pada tautan ini.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 45 ini pun masuk dalam daftar jual City. Pada bursa transfer musim dingin Januari 2013 pun ia mengutarakan ingin memperkuat Milan karena kesebelasan itu merupakan idolanya sejak kecil. Loh, bagaimana bisa ia beranggapan segampang itu setelah tiga musim memperkuat Inter sebagai rival sekotanya? Tapi itulah yang dikatakan Balotelli.
"Aku selalu ingin bermain untuk Milan sejak lama. Mustahil buatku tak datang ke sini. Ketika ada kesempatan bergabung (dengan Milan), aku akan segera mengambil kepusuan," kata Balo saat bergabung dengan Milan pada transfer Januari 2013.
Mimpi memperkuat kesebelasan idolanya sejak kecil itu pun terealisasikan pada Januari 2013 dengan harga 16 juta poundsterling. Tapi sayang, bersama Rossoneri, julukan Milan, ia gagal mempersembahkan satu gelar pun kendati penampilannya cukup impresif. Dari 43 laga pun Balotelli berhasil menyarangkan 26 gol.
Tapi setelah Piala Dunia 2014, semudah membalikan telapak tangan ia meninggalkan kesebelasan yang katanya idolanya sejak kecil itu. Balotelli hanya memperkuat Milan selama satu setengah musim setelah pada akhirnya hengkang ke Liverpool.
Kini satu musim juga ia mengalami waktu yang buruk bersama The Reds. Begitu sering ia mendapatkan komentar pedas dan cemoohan dari berbagai pihak kepadanya. Akhir musim pun dijalaninya dengan kesedihan karena masuk dalam daftar jual Liverpool.
Berbagai kesebelasan sebetulnya meminati jasa pemain 25 tahun ini; diantaranya Sampdoria, Watford, Olympiakos, Bologna dan Lazio. Tapi Balotelli seolah gengsi jika memperkuat bukan kesebelasan papan atas. Hingga pada akhirnya, mantan kesebelasannya, yaitu Milan, pun bersedia meminangnya kembali walau dengan status pinjaman. Bahkan Liverpool pun rela membayar sebagian gaji mantan penyerangnya itu.
Perekrutan Balotelli seperti pelampiasan rasa frustasi kesebelasan besutan Sinisa Mihajlovic itu atas kegagalannya mendatangkan kembali Zlatan Ibrahimovic, penyerang Paris Saint-Germain (PSG), dalam proses transfer cukup panjang berbulan-bulan. Tidak dapat Ibrahimovic, maka Milan mendatangkan mantan pemain lainnya yaitu Balotelli.
Si anak hilang itu pun kembali setelah pergi dari klub idolanya itu dengan mudahnya. Kemudian ia tiba-tiba kembali dan berkata "Milan selalu dimiliki hati saya dan berharap bisa kembali," ujarnya seperti merayu mantan kesebelasannya tersebut untuk bersedia menampungnya lagi.
Tapi kini memperkuat kesebelasan lamanya itu tidaklah semudah tahun 2013 karena deretan penyerang hebat dan memiliki catatan yang lebih bagus ketimbang dirinya pada musim lalu seperti Carlos Bacca dan Luiz Adriano sudah lebih dulu didatangkan. Maka perlu kerja keras juga bagi Balotelli karena bisa saja lebih sulit ketimbang sewaktu masih memperkuat The Reds. Pasalnya pada musim lalu saja ia kesulitan menggeser Raheem Sterling yang terkadang lebih dipercaya Rodgers menjadi penyerang utama daripada dirinya.
Untuk menghindari aksi kontroversial penyerang baru rasa lamanya itu Milan pun memberikan aturan tersendiri bagi Balotelli. Dirinya dilarang merokok dan mengunjungi klub malam, bahkan tidak diperbolehkan menggunakan gaya rambut yang aneh.
Tapi apapun alasan Milan tentunya itu ditujukan untuk kebaikan Balotelli sendiri. Pasalnya bersama Rossoneri sejak awal musim ini bisa jadi merupakan kesempatan terakhirnya membela kesebelasan besar. Jika tidak, mungkin pria yang lahir di Palermo ini bisa kembali terombang-ambing pada akhir musim nanti. Atau bahkan, bisa lebih cepat yakni pada bursa transfer Januari 2016 dibuka. Mungkinkah Balotelli kembali buntung karena menelan ludahnya sendiri?. Hanya kerja kerasnya yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Sumber : Football Italia, La Gazzetta dello Sports, Soccerway, Transfermarkt, Wikipedia
Komentar