Tuhan Itu Baik

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tuhan Itu Baik

God is good. Tuhan itu baik. Kalimat ini bisa dimaknai bahwa Tuhan, Sang Pencipta, selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Meski kadang kita merasa kesulitan atas apa yang kita hadapi, tapi kita dituntut untuk selalu percaya bahwa apa yang terjadi dan apa yang kita dapatkan adalah yang terbaik.

Di ibu kota Nigeria, Lagos, terdapat seorang anak bungsu dari enam bersaudara bernama Victor Osimhen. Osimhen, yang dalam bahasa Nigeria berarti ‘Tuhan itu baik’, lahir pada 29 Desember 1998 dan saat ini berjuang keras untuk bertahan dari kemiskinan.

Ia menyukai sepakbola. Kecintaannya terhadap sepakbola bermula ketika melihat salah satu kakaknya bermain sepakbola. Meski sang kakak tak meneruskan kariernya sebagai pesepakbola karena harus bekerja sebagai tukang koran di jalanan kota Lagos, Osimhen tetap bertahan sebagai pesepakbola di kesebelasan yang sempat dibela kakaknya, Ultimate Strike Academy.

Tapi hal ini bukan berarti ia menyerahkan kehidupannya kepada sang kakak dan keluarganya. Untuk mendapatkan tambahan uang, ia terpaksa menjadi penjual minuman sachet. Di negara-negara Afrika, memang terdapat air putih yang dijual dengan kemasan sachet.

“Saya sangat bekerja keras di jalanan kota Lagos dan melakukan banyak hal. Saya menjual minuman sachet di keramaian kota Lagos. Tapi saya tahu bahwa hal yang paling ingin saya lakukan adalah bermain sepakbola, meskipun saya juga memiliki keahlian lain,” ungkap Osimhen pada cafonline.com.

Selain bakat di sepakbola, ia memiliki bakat di bidang musik. Ia mengaku bisa menciptakan lagu dan juga memiliki suara yang cukup bagus.

“Saya menyukai musik. Saya juga bisa membuat dan menyanyikan lagu dengan sangat baik,” lanjut pemuda yang saat ini berusia 16 tahun tersebut. “Tapi bermain sepakbola adalah hal yang paling ingin saya mainkan.”

Tuhan memang baik. Meski Osimhen lahir dari keluarga yang serba kekurangan, tapi ia diberikan bakat yang hebat di sepakbola, dan mungkin juga musik. Kebaikan Tuhan itu bahkan terbukti lebih nyata bagi Osimhen dengan jalannya menuju timnas Nigeria U-17 yang berlaga di Piala Dunia U-17 2015.

Pada Juni 2014, saat usianya masih 15 tahun, ia mendapatkan kesempatan untuk bermain pada sebuah laga persahabatan Nigeria U-17. Dan keputusan Emmanuel Amuneke, pelatih Nigeria junior yang juga mantan pemain terbaik Afrika 1994, terbukti tepat di mana Osimhen berhasil mencetak dua gol.

Sejak saat itu, secara reguler Osimhen mendapatkan panggilan dari timnas U-17. Menurut situs vanguardngr, pemain Ultimate Strike Academy ini telah mencatatkan 45 gol untuk "Golden Eaglets", julukan Nigeria junior.

Pada Piala Dunia U-17 2015 yang diselenggarakan di Cile ini, Osimhen membantu Nigeria melangkah ke babak semi-final, melangkah ke babak final jika berhasil mengalahkan Meksiko. Total delapan gol (dengan hanya satu penalti) telah dibuatnya dari lima laga, mendekati rekor Florent Sinama Pongolle. Sebelum mencetak satu dari dua gol yang menyingkirkan Brasil di babak perempat final, Osimhen mencetak hattrick saat Nigeria menggasak Australia 6-0.

Meski mengidolai Didier Drogba, jika melihat tipikal permainan pemain bertinggi 185cm ini kita akan teringat salah satu talenta asal Nigeria di masa lalu, Nwankwo Kanu. Osimhen yang memiliki kaki yang panjang layaknya Kanu handal dalam duel-duel udara. Ia juga memiliki kemampuan penguasaan bola yang mumpuni. Kegigihan dan keseriusannya menjalani setiap pertandingan membuatnya selalu tampil maksimal.

“Victor [Osimhen] adalah tipe pemain yang membuat pelatih manapun akan bangga memilikinya di tim,” kata Amuneke. “Karena  ia selalu siap memberikan yang terbaik dari dirinya untuk kebaikan seluruh tim. Saya bukan tipikal pelatih yang membicarakan pemain tertentu dalam tim saya, tetapi Victor benar-benar melakukannya dengan baik.”

Osimhen sendiri sebenarnya tak pernah menargetkan untuk menjadi pencetak gol terbanyak di setiap turnamen yang ia ikuti (sebelumnya menjadi top skorer Piala Afrika U-17). Yang ia lakukan hanyalah berbuat sebaik mungkin untuk timnya.

“Kesuksesan tim merupakan yang utama. Tapi itu selalu menjadi aspirasi saya untuk berusaha sebisa mungkin mencetak gol untuk tim jika mendapatkan kesempatan bermain. Bermain untuk Golden Eaglets telah membuat saya percaya diri, tapi tak membuat saya lebih spesial dari di antara rekan-rekan yang lain,” papar Osimhen.

“Prioritas utama saya bukan menjadi pencetak gol terbanyak pada Piala Dunia U-17 ini. Saat Nigeria menjuarai turnamen pada 2013, bukan pemain Nigeria yang mencetak gol terbanyak. Karenanya lebih menyenangkan jika Nigeria bisa mempertahankan gelar juara,” lanjutnya.

Atas kehebatan dan kerendahhatian yang dimiliki Osimhen ini, ia diprediksi tidak akan bernasib serupa dengan pencetak gol terbanyak Piala Dunia U-17 2007 yang juga berasal dari Nigeria, Macauley Chrisantus. Osimhen harus berhati-hati dalam memilih kesebelasan yang tertarik padanya usai Piala Dunia U-17 ini usai.

Baca juga "Nasib-Nasib Para Pemain Terbaik Piala Dunia U-17" yang memang tak sedikit mengalami kegagalan.

Chrisantus dianggap salah mengambil keputusan saat memilih hijrah ke Hamburg SV ketimbang Udinese yang saat ini dikenal bisa mengorbitkan pemain-pemain bertalenta dari Afrika dan Amerika Selatan. Menurut premiumtimesng, Chrisantus saat itu memilih HSV karena mendapatkan bayaran 1,5 juta euro per tahun di mana ini lebih tinggi dua kali lipat dari tawaran Udinese yang hanya sekitar 750 ribu euro.

Osimhen disarankan mengikuti jejak Kanu yang dianggap sebagai salah satu pemain Nigeria U-17 yang melakukan keputusan yang baik usai Piala Dunia U-17 1993. Ia memilih Ajax Amsterdam yang merupakan salah satu akademi talenta terbaik di dunia untuk melanjutkan karier. Alhasil Kanu sempat membela raksasa Italia, Internazionale Milan, (sebelum penyakit jantung mengganggu kariernya di Italia) dan kemudian hijrah ke Liga Primer Inggris untuk membela Arsenal, West Bromwich Albion dan terakhir Portsmouth.

Terlepas dari masa depan Osimhen seperti apa nantinya, bisa membela timnas Nigeria U-17 yang selalu menjadi kandidat juara di Piala Dunia, sudah menjadi kebanggaan tersendiri baginya. “Di akademi, saya bermain di berbagai kompetisi. Tapi tak ada yang lebih membanggakan daripada bermain di tim nasional. Karenanya saya sangat berterima kasih pada Tuhan karena saya bisa menjadi bagian dari tim ini,” ujar Osimhen.

Ya, apa yang sudah dialami Osimhen sejauh ini tentunya merupakan salah satu bukti osimhen yang artinya kebaikan dari Tuhan, sesuai namanya.

foto: bbc.co.uk

Komentar