Apa rasanya menjadi seorang pemain tim nasional, bermain di Liga Champions, namun tidak pernah diketahui posisinya di dalam lapangan oleh seorang legenda sekelas Alan Shearer?
Shearer, legenda timnas Inggris yang juga pundit di BBC Match of The Day mengomentari penampilan Theo Walcott pada laga Manchester United menghadapi Arsenal, Minggu (28/2) kemarin. Shearer bertanya-tanya tentang apa sebenarnya posisi bermain dari seorang Theo Walcott.
Sosok pemain Arsenal ini tak bisa dilepaskan dari citra pemain cepat nan gesit. Namun begitu disadari, saya juga ternyata langsung terpikir apa dan di mana sebenarnya posisi bermain pemain bernama lengkap Theo James Walcott ini.
Alan Shearer mengungkapkan keheranannya dengan posisi bermain punggawa timnas Inggris tersebut, bahkan sejak beberapa tahun lalu ia mengenal Walcott.
âApa yang saya pikir amat disayangkan adalah, kita masih mengajukan pertanyaan yang sama sekarang, sama seperti kita mempertanyakannya enam atau tujuh tahun lalu,â pikir Shearer, âApakah dia penyerang tengah? Apakah ia winger? Dia bahkan tidak bermain reguler di Arsenal. Dan kita masih mencari tahu pertanyaan yang sama.â
Walcott direkrut Arsenal pada musim 2006/2007 dari Southampton dengan mahar lima juta poundsterling saat berumur 17 tahun. Wenger yang kala itu kepincut oleh kecepatan dan umpan silang yang dimiliki oleh Walcott langsung mendaulatnya sebagai seorang pemain sayap.
Pada musim 2012/2013, Walcott sedikit bermasalah mengenai kesepakatan kontrak dengan klub. Pemain bertinggi badan 176cm ini berposisi sebagai penyerang, sebelum akhirnya didaulat kembali menjadi pemain sayap. Laga yang paling diingat publik tentunya penampilan impresif Walcott kala mencetak hattrick yang membuat Arsenal menang comeback 7-5 atas Reading di Piala Liga.
Bukan tanpa alasan seorang Alan Shearer harus sampai bertanya-tanya akan posisi bermain Theo Walcott. Sebab menurutnya hal tersebut bisa berpengaruh untuk perkembangan permainan si pemain. Shearer pun berujar: âSalah satu hal yang terjadi pada saya ketika saya pindah ke Blackburn adalah beruntung untuk memiliki manajer seperti Kenny Dalglish. Ia tahu posisi (di mana) saya ingin bermain. Dia mengajarkan saya kapan harus berlari, kapan tidak berlari, kapan masuk ke kotak (penalti).â
Shearer bahkan menegaskan bahwa Walcott masih memiliki kurangan mendasar sebagai seorang penyerang, âAset terbesarnya adalah kecepatan, jadi dia tidak harus selalu bergerak seperti itu setiap waktu dengan bola. Dia harus menuju cara lain untuk âmenjawab pertanyaanâ pemain belakang.â
Shearer memang tidak salah. Terlebih ketidakjelasan posisinya tersebut bukan tidak mungkin menghambat perkembangan kariernya ke depan. Kemampuan Walcott sebagai penyerang tengah sendiri sebenarnya masih diragukan oleh manajer Arsenal, Arsene Wenger. Walcott yang kabarnya ingin bermain sebagai penyerang tengah, belum bisa mendapat kepercayaan penuh dari Wenger. Kariernya yang acap kali dihambat cedera juga merupakan salah satu penyebabnya.
Sempat menjadi pilihan di starting line-up kala penyerang utama seperti Olivier Giroud tidak bermain. Namun nyatanya penampilan Walcott belum memenuhi keinginan manajernya. Ini juga yang menjadi salah satu permasalahan Arsenal tampil kurang ganas musim ini.
Penulis akan mengaitkan 'krisis' yang dialami Walcott dengan salah satu kutipan: âPerhaps it's impossible to wear an identity without becoming what you pretend to be.â â Begitu kira-kira sebuah kutipan yang diambil dari buku Enderâs Game, sebuah cerita fiksi karya penulis Scott Orson Card yang kira-kira berarti, "Tidak mungkin untuk menggunakan identitas tanpa menjadi apa yang anda berpura-pura inginkan."
Dapat kita lihat saat Walcott berani mengenakan nomor punggung "14" peninggalan Thierry Henry. Dengan nomor punggung itulah seharusnya jati diri seorang Theo Walcott dibuktikan, karena itu merupakan identitas yang mungkin Walcott inginkan sebenarnya.
Minimnya stok pemain depan yang dimiliki Arsenal musim ini pun seharusnya bisa dijadikan kesempatan bagi Walcott membuktikan bahwa ia adalah pemain -yang berposisi entah pemain sayap ataupun penyerang tengah- bisa unjuk kebolehan.
Di usia yang akan menginjak 27 tahun, pemain blasteran Jamaika-Inggris ini harus menganggap bahwa pertanyaan dari legenda seperti Alan Shearer menjadi masukan berharga bagi kemajuan kariernya kedepan. Bahkan, meminta masukan dari pelatihnya, seperti apa yang dilakukan oleh Shearer ketika masih bermain.
Modal yang dimiliki oleh Walcott dirasa sudah lebih dari cukup sebagai seorang penyerang tengah, yakni kecepatan yang mumpuni. Bahkan pemain sekelas Lionel Messi mengakui kehebatannya. "Salah satu pemain paling berbahaya yang pernah saya hadapi, " ujar Messi tentang Walcott dikutip ESPN.
Sekarang tinggal tugas Walcott untuk membuktikan dimana kehebatan dan jati dirinya. Apakah ia hebat menjadi seorang pemain sayap, atau seorang penyerang tengah. Namun yang terpenting di manapun ia dipasang, Walcott bisa membuktikan bahwa pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang dialamatkan kepadanya bisa dijawab dengan torehan gol-gol bahkan raihan gelar untuk klub dan negaranya.
foto: telegraph, talksport
[tr]
<fva>
Komentar