Kadang bermain sepakbola tidak perlu serius dan dengan raut muka yang penuh dengan tekanan. Bermain sepakbola juga tidak perlu dengan strict mengikuti berbagai aturan yang sudah ditetapkan oleh FIFA ataupun badan otoritas sepakbola dunia, apalagi membawa beban yang berlebih, seperti tuntutan untuk menang, tuntutan untuk menjadi juara, memenuhi ekspektasi suporter dan sponsor, dan lain sebagainya, yang berimbas pada penurunan performa pemain itu sendiri.
Dalam suatu masa, terkadang bermain sepakbola harus dilakukan seperti anak-anak. Bukan berarti harus bermain bola secara kekanak-kanakan seperti meminta penalti dengan cara diving, protes berlebihan kepada wasit, bersikap cengeng, dan lain sebagainya saat bermain sepakbola. Maksud dari bermain seperti anak-anak di sini adalah tanpa beban, menendang bola apa adanya, bermain dengan penuh rasa bahagia, dan menikmati permainan sepakbola.
Seperti yang diujarkan oleh Iwan Fals dalam lagunya âMereka Ada di Jalanâ, bahwa anak-anak seringkali begitu asyik mengejar bola, semangat bermain bola, meskipun mereka bermain bola di jalanan, anak-anak juga tidak peduli dengan segala aturan karena kepolosan mereka mencerminkan bahwa yang penting bermain sepakbola itu harus menyenangkan dan asyik. Tak perlu ada aturan yang mengekang, yang penting ada gawang, ada yang main, bagi dua rata, maka permainan bisa langsung dijalankan.
Apalagi teruntuk anak-anak yang tinggal di negara dengan ekonomi yang masih berkembang (tapi, di negara maju juga sama sih, sepertinya), saat hujan adalah saat ketika kebahagiaan dari bermain sepakbola itu sendiri menjadi bertambah. Berbasah-basahan, jatuh di atas kubangan air, melakukan sliding di atas lapangan yang becek, adalah hal yang sangat menyenangkan. Tidak peduli kalau nantinya setelah bermain akan sakit flu ataupun sakit demam, yang penting adalah kadar kesenangan dari bermain sepakbolanya itu yang bertambah. Jujur saja, saat kecil anda pernah mengalaminya ya? Bermain bola di tengah kubangan air, di saat musim hujan tiba, dan pulang ke rumah kena marah orang tua karena baju kotor berwarna coklat sisa pertarungan dengan kawan dan lumpur.
Kalau anda tidak pernah mengalami hal di atas saat anda masih anak-anak, bisa dibilang bahwa ada kesenangan yang terlewat di masa anak-anak anda. Ada sebuah kesenangan lain selain bermain layangan, petak umpet, benteng-bentengan, bermain kelereng, atau apapun permainan tradisional masa kecil anda, yang terlewat jika anda belum pernah bermain sepakbola sambil hujan-hujanan di lapangan.
Hal inilah yang juga dilakukan oleh para pemain klub SSC Napoli, klub asal Italia yang berkompetisi di Serie A Italia. Klub ini dikenal sebagai klub yang memiliki tradisi yang kuat di kancah persepakbolaan Italia. Pernah dibela oleh salah satu legenda sepakbola asal Argentina, Diego Armando Maradona, dan juga pernah meraih gelar scudetto Serie A Italia adalah beberapa bukti sahih yang membuat klub ini menjadi salah satu klub yang disegani di Italia.
Apalagi untuk musim 2015/2016, dimana mereka memiliki peluang untuk menjadi juara, sangat wajar bagi pemain yang membela klub Napoli jika mereka mengalami yang namanya perasaan tertekan dan terbebani sebagai pemain sepakbola. Tuntutan untuk membawa klub meraih prestasi yang tinggi di kompetisi dalam maupun luar negeri pastilah tak terhindarkan. Trofi-trofi tampak seperti setoran yang harus dibayar ke lemari trofi klub sebagai bagian dari gaji yang dibayarkan tiap bulannya.
Oleh karenanya, wajar saja kalau pemain-pemain, dalam hal ini pemain yang membela klub Napoli, dalam suatu masa pasti akan mengalami stress kalau tekanan yang berlebihan untuk meraih trofi terus dibebankan kepada mereka. Penurunan performa dan keengganan untuk bermain akan menjadi efek samping dari stress yang dialami oleh para pemain.
Jika sudah begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Apakah klub menurunkan standarnya, atau pemain mencari hiburan untuk dirinya agar tidak stress. Dalam kasus Napoli ini, sepertinya pilihan yang dipilih adalah pilihan yang kedua. Dalam akun Twitter resmi SSC Napoli, terlihat dalam sebuah sesi latihan para pemain Napoli menghibur diri mereka dengan cara bersenang-senang ria di atas lapangan basah yang terguyur hujan.
Dalam video di atas, terlihat bahwa para pemain Napoli yang sedang berlatih di bawah guyuran hujan melakukan aksi basah-basahan di lapangan dengan cara menceburkan diri dan juga melakukan sliding ke arah genangan air di lapangan. Terlihat jelas bahwa mereka sangat senang dengan aktivitas itu, seperti halnya seorang anak kecil yang bermain bola dengan bahagia dan tanpa beban. Setidaknya, dengan melakukan aktivitas itu, mereka akan sedikit terlepas dari tekanan sebagai pemain Napoli, untuk sementara waktu.
Itulah dasar dari permainan sepakbola itu sendiri. Bermain dengan bahagia dan tanpa beban, seperti halnya seorang anak yang bermain sepakbola. Dalam video itu juga terlihat bahwa para pemain Napoli tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelah mereka berkubang-kubang seperti itu. Mereka sudah tidak lagi peduli apakah mereka kelak akan terkena penyakit flu, demam, atau bahkan pneumonia sekalipun akibat dari perbuatan mereka ini, seperti halnya anak kecil yang sedang bermain bola di tengah lebatnya hujan di sore hari.
Sebuah hal yang menenangkan yang bisa dilihat dari sepakbola zaman sekarang yang begitu keras. Saran sedikit untuk pelatih Napoli (sekarang Maurizio Sarri, kalau nanti entah siapa), sering-seringlah mengadakan sesi bermain bola senang-senang seperti ini, agar para pemain Napoli tidak terlalu stress dan lebih rileks dalam menikmati permainan sepakbola. Semoga saja, dengan membuat para pemain lebih santai, kemampuan mereka akan lebih keluar dan dapat membawa Napoli menuju gelar juara. Kalau butuh banyak lapangan basah, datang saja ke Indonesia. Banyak lapangan basah yang tersedia di sini.
(sf)
foto: nasirullahsitam.com
Komentar