Pep Guardiola adalah seorang pelatih cerdas dan bergelimang gelar. Hal ini menempatkannya menjadi salah satu dari jajaran arsitek terbaik di era sekarang. Tak ada yang meragukan kemampuannya melatih serta kapasitasnya dalam meracik sebuah tim. Namun, Kamis (17/03) dini hari kemarin, Manchester City hampir saja menyesal telah menunjuknya sebagai pelatih klub tersebut pada musim depan.
Pada pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions yang mempertemukan tim yang diasuhnya, Bayern Munchen, dengan Juventus, Pep hampir dipermalukan. Pasalnya dalam kurun waktu kurang dari setengah jam timnya sudah kemasukan dua buah gol. Beruntung Robert Lewandowski dan Thomas Mueller berhasil menyamakan kedudukan di penghujung laga yang memaksa adanya babak tambahan. Sebelumnya mereka bermain imbang 2-2 di Juventus Stadium.
Di babak tambahan tersebut Thiago Alcantara serta Kingsley Coman berhasil menambah jumlah gol, sehingga pertandingan dimenangi tim tuan rumah tanpa melawati adu penalti. Strategi yang cukup jitu dari Pep, karena kedua pemain tersebut sebelumnya duduk di bangku cadangan. Coman dimasukan pada menit ke-60 sedangkan Alcantara mulai bermain pada menit ke-110.
Sebuah pergantian pemain yang tepat dalam situasi yang sulit. Namun di balik pujian yang diberikan kepada pelatih yang pernah bermain untuk Brescia tersebut sempat ada keraguan melihat permainan Munchen di babak pertama. Dua gol cepat dari Paul Pogba dan Juan Cuadrado membuat Die Bayern harus kewalahan. Dalam keadaan tertinggal, jantung publik Munchen harus berdegup kencang setelah tim kesayangannya wajib mencetak minimal dua gol dalam tempo waktu satu jam ke gawang Gianluigi Buffon.
Beban yang berat ditanggung Pep, lebih besar dari para pemainnya. Jika sebuah klub berhasil meraih kemenangan yang akan mendapat sorotan adalah para pemain klub tersebut, dan bila kalah yang akan disalahkan adalah pelatih klub tersebut.
Apalagi di musim depan ia akan menangani Manchester City, sebuah klub yang berambisi besar untuk merengkuh gelar Liga Champions. Jika saat ini Pep gagal membawa tim asuhanya ke babak selanjutnnya dan harus mengalami kekalahan memalukan di kandang, tentu akan membuat City meragukan kemampuan pelatih berusia 45 tahun tersebut.
City baru saja mencatatkan rekor terbaiknya di Liga Champions setelah berhasil melangkah ke babak perempatfinal untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Seperti yang diketahui, City selalu gagal untuk lolos dari fase 16 besar, padahal mereka memiliki skuat yang cukup mumpuni untuk menjuarai tingkatan tertinggi kompetisi klub-klub Eropa tersebut.
Salah satu alasan The Citizen mendatangkan Pep adalah demi mendatangkan âSi Kuping Besarâ ke markas City. Sementara trofi tersebut telah dua kali dipersembahkan Pep kala melatih Barcelona pada musim 2008/2009, 2010/2011.
Beruntung ia adalah pelatih dengan kejelian yang baik serta kaya akan pengalaman, sehingga ia bisa lolos dari lubang jarum dan berhasil meloloskan Munchen ke babak perempatfinal. Pep sukses membuktikan kapasitasnya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, sekaligus membuat Manchester City tak jadi menyesal merekrutnya.
Foto : BBC
ed:Â fva
Komentar