Real Madrid berhasil melangkah dengan mulus ke babak 16 besar Copa Del Rey setelah menjungkalkan Cultural y Deportiva Leonesa dengan skor telak 6-1 di Santiago Bernabeu (30/11/2016). Dengan kemenangan ini, itu berarti Real Madrid unggul dengan agregat 13-2 karena pada leg pertama yang dimainkan di markas Leonesa, mereka menang dengan skor yang telak pula, 1-7.
Bukan tanpa alasan bagi Real Madrid dapat memenangi laga dengan skor yang cukup mencolok, mengingat level Cultural Leonesa yang masih berada di Segunda Division B, atau dua tingkat di bawah La Liga.
Mengistirahatkan Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan sebagian besar para pemain intinya karena dipersiapkan untuk laga El Clasico melawan Barcelona akhir pekan nanti, Zinedine Zidane lebih memilih untuk menurunkan para pemain lapis kedua yang dikombinasikan dengan para pemain muda dari Real Madrid B.
Bocah ajaib dari Norwegia, Martin Odegaard, diturunkan untuk pertama kalinya sebagai starter setelah ditransfer pada 679 hari yang lalu. Odegaard pun bermain apik pada pertandingan ini. Beberapa pujian pun dilayangkan kepadanya, salah satunya oleh legenda Real Madrid, Roberto Carlos, yang mengatakan bahwa Odegaard merupakan bakat yang luar biasa.
Tidak hanya Odegaard, Zidane pun memberikan kepercayaan kepada Mariano Diaz untuk mengisi posisi ujung tombak. Tidak tanggung-tanggung, pemain asal Republik Dominika ini memborong 3 gol pada pertandingan ini. Begitu pula dengan Alvaro Terejo yang dipercaya untuk mengisi pos bek kiri, pemain asli dari kota Madrid ini turut memberi asis untuk salah satu gol yang diciptakan oleh Mariano Diaz.
Namun, yang jadi perhatian dari laga semalam adalah ketika diturunkannya pemain dengan nomor punggung 29 pada awal babak kedua. Pemain tersebut adalah Enzo Zidane, anak dari sang pelatih yang juga legenda Real Madrid, Zinedine Zidane.
Baca juga: Petualangan Ayah dan Anak di Sepakbola
Dengan gaya rambut yang sama seperti sang ayah ketika melakukan debutnya bersama Girondins Bordeaux 24 tahun silam, Enzo langsung menjadi pusat perhatian. Hanya butuh waktu 18 menit bagi Enzo untuk membuktikan talenta yang dimilikinya kepada publik.
Melakukan sodoran pada Martin Odegaard di sepertiga lapangan, Enzo langsung berlari ke area kotak penalti. Odegaard pun langsung memberikan bola kepada Mariano yang diteruskan kembali kepada Enzo. Dengan sedikit gerakan tipuan, Enzo mampu memperdayai pemain belakang Leonesa dan langsung menghujamkan bola ke sudut gawang.
Teknik yang dilakukan oleh Enzo pun mengingatkan orang-orang kepada sosok sang ayah. Twitter pun dibanjiri dengan cuitan “Like Father Like Son”.
https://twitter.com/footballdailyuk/status/804054081555857408
Selepas pertandingan, Zidane pun langsung memberikan pujian untuk Enzo. “Jika saya bukan pelatih, saya sangat senang anak saya dapat mencetak gol. Tapi yang harus saya katakan adalah, sebagai pelatihnya saya senang dengan apa yang dia lakukan”.
Enzo sendiri menanggapi debutnya ini dengan sangat sumringah. “Untuk mencetak debut gol bersama Real Madrid adalah sebuah mimpi, dan saya sangat senang dapat bermain di Bernabeu dan memenangkan pertandingan ini. Ini malam yang sangat spesial. Saya telah menunggu kesempatan dan sekarang saya mendapatkannya. Ini baru permulaan, saya harus tetap bekerja keras untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan dan membantu tim”.
Pepatah buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya memang berlaku untuk Enzo. Enzo Alan Zidane Fernandez lahir pada tanggal 24 Maret 1995 di kota Bordeaux. Nama Enzo diberikan karena sang ayah begitu mengidolai gelandang asal Uruguay, Enzo Francescoli.
Ketertarikan Enzo terhadap sepakbola pun sudah terlihat sejak kecil. Di usianya yang baru menginjak 3 tahun, Zidane memasukannya ke akademi Juventus. Barulah pada tahun 2004, ketika sang ayah sudah bermain bersama Real Madrid, Enzo bergabung dengan akademi El Real.
Berkat permainannya yang lebih menonjol dibanding rekan-rekannya, Jose Mourinho, pelatih Real Madrid kala itu, pernah mengundangnya untuk berlatih bersama tim senior Real Madrid, padahal usianya kala itu baru menginjak 16 tahun.
Pada tahun 2013, Enzo dipromosikan ke tim Juvenil A. Bersama tim ini, Enzo turut berlaga di ajang UEFA Youth League atau Liga Champions yang diperuntukan bagi pemain di bawah usia 19 tahun. Enzo pun langsung menjadi kunci permainan Real Madrid. Namun ia hanya dapat membawa Real Madrid berlaga hingga babak semi-final karena harus takluk oleh Benfica. Dari tujuh laganya di turnamen ini, Enzo turut menyumbangkan tiga asis.
Pada 2014 silam, Enzo dipromosikan ke tim Real Madrid B. Di musim pertamanya bersama Real Madrid B yang berlaga di Segunda Division B, Enzo berhasil mencetak 5 gol dari 61 laganya hingga saat ini. Hanya butuh waktu satu musim bagi Enzo untuk didaulat sebagai wakil kapten setelah diresmikan pada tanggal 12 Agustus 2015.
Di level internasional, Enzo pernah diperebutkan oleh tiga negara sekaligus. Prancis, Spanyol, dan Aljazair. Aljazair cukup kerasan memakai jasa Enzo, dan bukan tanpa sebab bagi Aljazair untuk menginginkan Enzo karena dirinya memiliki darah Aljazair dari sang ayah.
Enzo sempat membuat publik Prancis khawatir, karena pada tahun 2009 dirinya lebih memilih untuk bermain bersama timnas Spanyol U-15. Beruntung, pada tahun 2014 Enzo menerima tawaran dari timnas Prancis U-19. Walau demikian, hingga saat ini Enzo baru bermain bersama timnas Prancis U-19 sebanyak dua kali.
Jika melihat dari apa yang ditampilkan oleh Enzo semalam, memang masih terlalu dini untuk mengatakan jika ia bisa saja mendapatkan kesempatan untuk bermain bersama Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema di pertandingan-pertandingan mendatang. Namun, masa depannya terlihat cerah. Kalau bukan sekarang, nantinya mungkin ia lah yang akan menggantikan Ronaldo, Bale, atau Benzema.
foto: @BBCMOTD
(frz)
Komentar