Sambungan halaman selanjutnya
Pertengahan November 2016, Indonesia menjejakkan kaki di Filipina. Mereka siap bertarung dalam ajang Piala AFF 2016. Lawan-lawannya pun cukup mentereng. Ada Filipina, Singapura, dan Thailand yang menjadi lawan skuat Garuda dalam grup A Piala AFF 2016. Semua pesimis (bahkan termasuk penulis sendiri) bahwa Indonesia akan lolos. Masuk babak semifinal saja sudah merupakan capaian yang luar biasa.
Level pesimis para suporter pun semakin meninggi setelah dalam pertandingan pembuka, Indonesia kalah oleh Thailand dengan skor 4-2. Terlihat jelas perbedaan kelas antara Thailand dan Indonesia, dan semakin terlihatnya bahwa Indonesia hanya underdog dalam turnamen ini. Tapi ada satu catatan penting yang harus diingat usai laga ini; Indonesia mencetak dua gol ke gawang Thailand.
Itu adalah awal mula dari segala "keajaiban", kalau boleh menyebutnya daripada keberuntungan, yang Indonesia alami selama Piala AFF 2016. Keajaiban-keajaiban ini, yang juga terjadi ketika melawan Singapura (saat umpan Boaz dengan mulus melaju ke arah Lilipaly) dan juga leg kedua babak semifinal melawan Vietnam (ketika umpan Boaz gagal dihalau pemain Vietnam dan kembali dimanfaatkan Lilipaly) pada akhirnya membantu Indonesia mencapai babak final Piala AFF 2016.
Tapi sekarang, sang kuda hitam tersebut, yang pada awalnya tidak dijagokan lolos dari fase grup, berhasil menjejakkan kakinya di partai final Piala AFF 2016. Nama-nama besar macam Singapura, Filipina, dan Vietnam, berhasil mereka tendang. Sang underdog pun sukses mematahkan prediksi banyak orang. Tapi kisah underdog ini, sebagaimana yang kita tahu, juga sudah pernah dialami oleh negara-negara lain macam Portugal maupun Inggris.
Di Inggris, ada kisah magis Leicester City yang sukses membalikkan prediksi banyak orang dan menjadi juara Liga Primer. Terlepas dari penampilan klub besar pada musim 2015/2016 yang menurun, penampilan The Foxes ketika itu patut diacungi jempol. Berisikan manajer dan pelatih yang menurut anggapan orang medioker, mereka sukses mengalahkan tim-tim lain yang secara keuangan lebih mapan.
Ada juga kisah Portugal dalam ajang Piala Eropa 2016. Mungkin kisah inilah yang sedikit mirip dengan Indonesia dalam ajang Piala AFF 2016 ini. Meski merupakan salah satu tim besar Eropa, tak ada sama sekali yang menjagokan mereka untuk masuk sampai babak final, bahkan menjadi juara. Hasil babak grup, yang membuat mereka lolos ke babak selanjutnya sebagai peringkat tiga terbaik (di bawah Hungaria dan Islandia) adalah acuan orang-orang yang tidak menjagokan Portugal.
Timnas Portugal, underdog yang berhasil dalam Piala Eropa 2016. Sumber: Wikimedia
Tapi siapa sangka, sejak mengalahkan Kroasia pada babak 16 besar, mereka mulus melaju sampai babak final. Puncaknya adalah ketika babak final, saat kejadian Eder dan cederanya Ronaldo menghiasi kemenangan mereka atas tuan rumah Prancis dengan skor 1-0. Tak dijagokan, sang underdog pun menjadi juara Eropa. Cristiano Ronaldo pun menangis.
**
Jika saat itu Leicester City gagal juara setelah tampil luar biasa sepanjang musim, banyak orang tampaknya akan tetap bertepuk tangan dengan keras serta memuji perjuangan mereka. Begitu juga misalnya jika Portugal ditaklukkan Prancis di final, upaya Portugal dalam mematahkan prediksi banyak orang menjadi kisah yang tetap akan diceritakan banyak orang. Hanya saja pada akhirnya, mereka berhasil membuktikan kualitas mereka dengan menjadi juara.
Menilik kisah-kisah underdog di luar negeri sana, tak ada salahnya jika masyarakat berharap, bahwa Indonesia kelak bisa sama seperti Leicester City ataupun Portugal yang, dengan berbagai cara dan kejadian tak terduga, menjadi juara. Namun jika pun nantinya gagal menjadi juara, perjuangan timnas Indonesia yang sudah sejauh ini, dengan segala keterbatasan yang ada, tetap perlu diapresiasi berlebih dan berterima kasih pada mereka yang telah berjuang sangat luar biasa di Piala AFF 2016 ini.
Ya, terima kasih timnas Indonesia! Semoga kerja keras kalian bisa berbuah trofi juara yang sudah begitu dirindukan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
foto: Randy Prasatya
Komentar