Hingga pekan ke-17 liga Inggris, Manchester United masih bercokol di peringkat keenam di bawah Chelsea, Liverpool, City, Arsenal, dan Tottenham. Di antara enam besar yang telah disebutkan tadi, Manchester United menjadi tim yang paling sedikit dalam urusan memasukkan bola, dengan total 24 gol. Jumlah itu pun berbeda jauh dengan catatan gol milik Liverpool sebagai tim yang paling banyak mencetak gol sejauh ini, dengan total 41 gol.
Namun, alih-alih mengincar tukang juru gedor untuk menaikkan produktivitas golnya, manajer Manchester United, Jose Mourinho, justru mengincar seorang pemain bertahan untuk memperbaiki kualitas pertahanan timnya pada bursa transfer Januari nanti. Tetapi bukan Mourinho namanya jika ia terlalu peduli soal produktivitas gol, baginya, kemenangan tim-lah yang utama. Dan masa bodo mau diraihnya dengan cara seperti apa.
Saat ini, Mourinho dikabarkan tengah mengincar seorang bek asal Swedia bernama Victor Lindelof. Siapa Lindelof? Namanya memang kurang familiar didengar, maklum, ia ‘hanya’ bermain di tim sekelas Benfica, dan kurang mendapatkan sorotan sebelum Mourinho mengincarnya.
Victor Lindelof lahir di kota Vasteras, Swedia, pada 22 Juli 1994. Ia memulai karier sepakbolanya ketika bergabung dengan klub lokal, IK Franke, kemudian pindah ke Vasteras IK, hingga akhirnya bergabung dengan akademi Vasteras SK pada tahun 2007.
Pada tahun 2010, tepatnya ketika Lindelof berusia 16 tahun, ia dipromosikan ke skuat utama Vasteras IK yang berlaga di divisi 3 liga Swedia. Usianya yang masih hijau pun tidak menghalanginya untuk tampil di posisi inti, di hampir seluruh pertandingan Vasteras dalam dua musim pasca dirinya diporomosikan ke tim utama. Lindelof pun menjadi salah satu tembok kokoh yang berhasil membantu Vasteras untuk promosi ke divisi 2 liga Swedia.
Lindelof, yang memainkan 41 laga bersama Vasteras, mulai mencuri perhatian para pencari bakat klub-klub Eropa berkat permainan lugasnya. Hingga akhirnya, Benfica-lah yang berhasil membujuknya untuk terbang ke Portugal pada tahun 2012, Lindelof yang ketika itu berusia 18 tahun, ditebus dengan harga yang cukup murah, hanya 60 ribu Euro.
Setelah resmi berbaju Benfica, Lindelof tidak otomatis didaftarkan sebagai pemain utama. Ia harus memulainya dari Benfica B. Lindelof pun berhasil meraih gelar juara Portugal U-19 Championship di tahun pertamanya bersamanya bersama Benfica B. Satu tahun kemudian barulah Lindelof mulai mendapatkan menit bermainnya di tim utama, walau tidak berhasil bermain di Liga Portugal, namun dirinya cukup sering ambil bagian ketika Benfica berlaga di ajang Portugal Cup.
Semenjak debutnya bersama tim senior Benfica, Lindelof pun akhirnya terpanggil oleh timnas Swedia U-21 yang akan berlaga di ajang Euro U-21 Ceko 2015. Bersama penyerang Celta Vigo, John Guidetti, Lindelof menjadi tokoh penting yang mengantar Swedia menjadi juara setelah di laga final, dirinya berhasil mengalahkan rekan-rekannya di Benfica B yang bermain untuk Portugal melalui adu penalti. Lindelof pun terpilih ke dalam Team of the Tournament Euro U-21 2015.
Dalam tiga tahun berlaga bersama Benfica B, Lindelof tampil mengesankan. Ia bermain sebanyak 96 kali dan berhasil mencetak tiga gol serta empat asis. Hal inilah yang membuatnya dipromosikan ke tim utama Benfica pada musim 2015-16. Akan tetapi di musim pertamanya sebagai pemain utama, Lindelof lebih banyak duduk di bangku cadangan, Lindelof pun hampir bergabung dengan klub divisi championship Inggris, Middlesbrough, pada bursa transfer Januari lalu dengan status pinjaman.
Namun, krisis cedera yang menimpa beberapa pemain belakang Benfica memaksanya untuk tetap tinggal di Estadio Da Luz. Ia pun akhirnya baru mendapatkan menit bermain di pekan ke-20. Kesempatan itu tampak tidak disia-siakan oleh Lindelof, ia tampil apik dan memaksa pelatih Benfica, Rui Vitoria, untuk terus memainkannya sebagai pemain inti hingga akhir musim. Di ajang liga Champions pun, Lindelof selalu ikut ambil bagian, termasuk ketika Benfica dikalahkan oleh Bayern Munchen di babak 8 besar.
Berkat penampilan apiknya yang ditunjukkan di sisa musim bersama Benfica, Lindelof, pun akhirnya terpanggil ke dalam skuad Swedia yang berlaga di ajang Euro 2016 Prancis. Walaupun Swedia gagal lolos ke babak berikutnya karena menempati posisi juru kunci di babak grup, tetapi Lindelof selalu dimainkan sebagai pemain inti di turnamen internasional pertamanya bersama timnas senior itu.
Pada musim ini, penampilan Lindelof menanjak secara signifikan. Gaya bermainnya mengingatkan kita kepada bek-bek tradisional Inggris seperti Rio Ferdinand yang lugas, alot, gemar melakukan kontak bodi, kuat di udara, pandai menutup ruang, namun bersih. Walau demikian, bukan berarti gaya bermain Lindelof tidak mengikuti perkembangan zaman. Ia termasuk bek bergaya modern yang digemari pelatih macam Pep Guardiola atau Antonio Conte karena kepercayaan dirinya untuk menggring bola dari belakang.
Tak ayal, rumor Manchester City dan Chelsea yang disebut-sebut sempat tertarik terhadap dirinya menyeruak beberapa waktu lalu. Namun pada akhirnya, Manchester United-lah yang dikabarkan akan mendapatkan tanda tangannya pada bursa transfer Januari nanti.
Jose Mourinho tampak kurang puas terhadap kinerja para barisan pertahanannya saat ini. Phil Jones, Marcos Rojo, Daley Blind, dan Eric Bailly beberapa kali sering terpancing untuk meninggalkan posnya sehingga meninggalkan lubang di barisan pertahanan United. Lindelof, yang sejauh ini rata-rata selalu membuat 1,5 intersep dan 3,3 sapuan bola di setiap pertandingan tampak akan menjadi pelindung yang sempurna, entah itu bagi Jones, Rojo, Blind, Bailly, maupun Smalling.
Jose Mourinho bahkan berani memberikan tawaran sebesar 45 juta Euro, atau lebih besar 15 juta Euro dari klausul pembelian kontraknya yang berada di angka 30 juta Euro.
Mendatangkan Lindelof memang akan sangat menguntungkan bagi United, mengingat dirinya cukup fasih bermain di dua posisi: bek tengah dan bek kanan. Bahkan ia beberapa kali dipasang sebagai gelandang bertahan ketika memperkuat Benfica B. Lindelof pun tipikal bek ideal yang siap menghadapi strategi high pressing yang rata-rata digunakan oleh tim-tim liga Inggris, karena ia memiliki teknik olah bola yang cukup baik, juga cepat dalam mengambil keputusan.
Hal ini pun diakui oleh salah satu legenda Manchester United, Jesper Blomqvist. Blomqvist mengatakan jika Lindelof memiliki kualitas yang pas bagi tim sekelas United.
“Dia cepat, percaya diri dengan bola, dan sangat kuat. Bagi fans United, saya rasa perbandingan paling tepat terhadap dirinya adalah Rio Ferdinand. Saya tidak mengatakan ia berada di level yang sama (dengan Ferdinand) saat ini. Tapi ia sangat mampu untuk berada di level itu,” pungkas Blomqvist kepada Manchester Evening News.
Tidak jauh berbeda dengan Blomqvist, mantan pelatih Swedia, Lars Lagerback, bahkan yakin Lindelof akan mendapatkan predikat sebagai pemain kelas dunia.
“Saya rasa Lindelof akan menjadi pemain kelas dunia. Saya menyukai sikapnya, dia sangat cepat dan efektif, juga selalu memahami permainan yang diinginkan oleh para pelatih. Swedia memiliki prospek dan masa depan yang cerah dalam dirinya,” ungkap Lagerback kepada Sky Sports.
Ketertarikan Mourinho terhadap Lindelof pun tampak diyakinkan oleh Zlatan Ibrahimovic, yang menjadi kompratiotnya di timnas Swedia. Ibrahimovic mengatakan jika Lindelof sudah harus bermain di klub besar, termasuk United.
“Saya pikir Victor (Lindelof) telah melakukan hal-hal besar. Dia bermain baik bersama Benfica. Dia pun mendapatkan tanggung jawab yang besar di tim nasional saat ini. Dia telah tumbuh,” ungkap Ibra kepada Sky Sport. “Apakah ia cukup bagus untuk United? Saya rasa ia cukup bagus bagi seluruh klub besar” tutup Ibra.
Andai Mourinho benar-benar berhasil mendapatkan Lindelof, sebuah investasi besar bagi United telah ditanamkan. Mungkin butuh waktu bagi para fans United untuk kembali melihat duet Nemanja Vidic – Rio Ferdinand yang selalu dirindukan, dalam diri Lindelof dan Bailly. Mourinho sebetulnya bisa saja mendatangkan pemain belakang yang sudah kenyang pengalaman, namun The Special One tidak tertarik, karena ia tengah melihat ke masa depan.
Komentar