10 Besar Pemain U-20 yang Pernah Ditebus dengan Harga Tinggi

Cerita

by Redaksi 26

Redaksi 26

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

10 Besar Pemain U-20 yang Pernah Ditebus dengan Harga Tinggi

Bursa transfer musim dingin 2017 akhirnya resmi ditutup pada hari Selasa (1/2/17) kemarin. Klub-klub dari Tiongkok menjadi yang paling jor-joran dalam menghambur-hamburkan uangnya pada kali ini. Rekor transfer bursa transfer kali ini sendiri dipegang oleh Oscar yang didatangkan oleh Shanghai SIPG dari Chelsea dengan harga yang mencapai 60 juta paun.

Klub-klub besar Eropa terkesan adem ayem pada musim dingin kali ini. Walau demikian, masih tetap terdapat nama-nama yang tentunya bakal menarik perhatian. Salah satu di antaranya adalah rekrutan teranyar Manchester City, Gabriel Jesus.

Jesus sendiri sejatinya ditransfer oleh City pada bursa transfer musim panas lalu dengan banderol yang mencapai 27 juta paun. Akan tetapi ia langsung dipinjamkan kembali ke klub lamanya, Palmeiras. Dalam masa peminjamannya itu Jesus mampu tampil cemerlang dan berhasil mengantarkan Palmeiras menjuarai Liga Brasil.

Sekembalinya ke City pada Januari ini, Jesus pun diharapkan langsung mampu menularkan prestasi yang ditunjukkannya bersama Palmeiras. Apalagi dengan harga selangit yang harus digelontorkan oleh The Citizen terhadap dirinya, sudah barang tentu tim yang didirikan pada tahun 1894 itu menaruh harapan besar terhadap pemuda berusia 19 tahun itu.

Mengenai harga transfernya itu sendiri, Jesus pun berhasil masuk ke dalam 10 besar pemain muda berusia di bawah 20 tahun yang berhasil ditebus dengan harga di atas 20 juta paun. Dan berikut adalah nama-nama pemain muda yang pernah menguras kantong keuangan beberapa klub:

Sergio Ramos (Real Madrid)

Sergio Ramos didatangkan oleh Real Madrid dari Sevilla pada tahun 2005. Ketika itu, Ramos, yang masih berusia 19 tahun, ditebus dengan harga 27 juta euro atau 20 juta paun. Harga itu pun menjadi rekor tersendiri bagi Ramos karena mampu menjadikannya sebagai pemain muda Spanyol termahal sepanjang masa.

Madrid pun sebetulnya cukup wajar ketika harus merogoh koceknya dalam-dalam demi mengangkut putra asli Andalusia tersebut. Alasannya jelas, karena sejak diberikan debut oleh Sevilla pada tahun 2004 silam, pemain kelahiran 30 Maret 1986 itu langsung menunjukan potensinya sebagai calon bek terbaik di masa depan.

Setibanya di El Real, Ramos pun langsung diberikan nomor punggung 4. Nomor yang sangat identik dengan sang legenda, Fernando Hierro, sebelumnya. Debut Ramos terjadi pada tanggal 10 September 2005 ketika Real Madrid dikalahkan oleh Celta Vigo di kandang. Sedangkan gol pertamanya terjadi ke gawang Olympiakos di babak Liga Champions empat bulan kemudian.

Selama memperkuat Madrid, Ramos telah bermain di tiga posisi, yaitu bek tengah, bek kanan, dan gelandang bertahan. Sejauh ini, pemain yang terpilih menjadi kapten pasca hengkangnya Iker Casillas itu, telah bermain sebanyak 499 kali dan berhasil mencetak 66 gol serta 35 asis di semua kompetisi. Adapun beberapa gelar yang telah berhasil disumbangkannya, di antaranya: La Liga tiga kali, Copa del Rey, Supercopa Espana, Liga Champions, UEFA Super Cup, dan Piala Dunia Antar Klub yang masing-masingnya berjumlah dua kali.

Antonio Cassano (AS Roma)

Pada bursa transfer musim panas 2001, nama Antonio Cassano menjadi salah satu komoditas yang menjadi incaran klub-klub besar di Eropa. Walaupun di Serie-A musim 2000/01 dirinya hanya mampu mengakhiri musim dengan raihan tiga gol saja, namun permainan menjanjikan yang ditunjukannya bersama Bari sampai harus membuat AC Milan, Juventus, AS Roma, dan Manchester United saling sikut demi mendapatkan tanda tangannya.

Manajer United, Sir Alex Ferguson, bahkan sempat terbang langsung ke Bari demi meyakinkan Cassanova agar mau bergabung ke Old Trafford. Namun United harus gigit jari, karena pada akhirnya Roma lah yang berhasil mengamankan jasanya setelah berani menebusnya dengan harga 31 juta euro atau setara 21 juta paun. Transfer ini pun sempat membuat nama Cassano, yang ketika itu berusia 18 tahun, menjadi pemain muda termahal di dunia.

Bersama Roma, pemain kelahiran 12 Juli 1982 itu bertahan selama enam tahun. Jumlah penampilannya mencapai 161 pertandingan dengan keberhasilannya membukukan 52 gol. Sedangkan Supercoppa Italiana menjadi satu-satunya trofi yang mampu disumbangkan oleh Cassano kepada tim serigala ibukota.

Anderson (Manchester United)

Sir Alex Ferguson membuat keputusan mengejutkan ketika merekrut pemuda berusia 18 tahun dengan harga 22 juta paun dari FC Porto pada tahun 2007 silam. Pemuda itu bernama Anderson Luis de Abreu Oliviera, dan berposisi sebagai gelandang.

Di musim pertamanya bersama United, pemain yang juga sempat menjadi incaran Real Madrid dan Chelsea itu, tampil sesuai dengan yang diharapkan. Anderson bahkan menjadi salah satu penendang penalti di babak final Liga Champions ketika United mengalahkan Chelsea pada tahun 2008 lalu.

Sempat meraih Golden Boy Award 2008, penampilan yang ditunjukan oleh Anderson justru semakin mengalami penurunan. Pemain yang belajar sepakbola di akademi Gremio itu pun akhirnya dilepas oleh The Red Devils pada tahun 2015 lalu. Selama memperkuat United, Anderson mampu meraih sepuluh trofi, yang empat di antaranya adalah gelar juara Liga Primer Inggris.

Marquinhos (Paris Saint-Germain)

AS Roma mendapatkan untung yang sangat besar ketika menjual Marquinhos dengan harga 22 juta paun (berpotensi menjadi 27 juta paun) ke Paris Saint-Germain pada tahun 2013 lalu. Didatangkan oleh Roma hanya dengan harga 1,5 juta euro dari Corinthians pada tahun 2012, Marquinhos memang langsung mampu unjuk gigi di musim pertamanya bermain di Eropa.

Dalam perburuan pemain yang ketika itu masih berusia 19 tahun tersebut, PSG berhasil mengalahkan Barcelona dan Chelsea yang disebut-sebut juga meminatinya. Harga selangit yang dikeluarkan oleh PSG pun nampaknya tak berjalan sia-sia, karena pada kenyataannya Marquinhos mampu menjadi figur penting tim berjuluk Les Parisiens tersebut. Sejauh ini, pemain kelahiran Sao Paulo itu telah meraih sepuluh trofi bersama PSG.

Wayne Rooney (Manchester United)

Menjadi pemain yang berhasil menghentikan catatan 30 kali tak terkalahkan milik Arsenal membuat nama Wayne Rooney, yang ketika itu berusia 16 tahum, menjadi bahan perbincangan. Performa menjanjikan yang ditunjukannya bersama Everton pun membuat BBC tak ragu untuk melabelinya sebagai BBC Young Sport Personality of the Year di akhir tahun 2002.

Semenjak itu, penampilan pemain yang akrab disapa Wazza ini semakin melejit. Arsenal, Chelsea, Newcastel, dan Manchester United pun bersiap untuk menggelontorkan dana besar demi mengangkut putra asli kota Liverpool tersebut.

Dan pada akhirnya United lah yang berhasil mengamankan jasa dirinya setelah menebusnya dengan harga 25,5 juta paun di tahun 2004. Ketika itu dirinya telah berusia 18 tahun. Debut Rooney bersama The Red Devils pun ditandai dengan gemilang karena ia mampu mencetak hattrick di laga melawan Fenerbahce di ajang Liga Champions ketika itu.

Bersama United, pemain kelahiran 24 Oktober 1985 itu memang mendapatkan segalanya. Selain pernah menyabet Golden Boy Award 2004 dan didaulat menjadi kapten tim, Rooney pun telah merasakan gelar Liga Inggris sebanyak lima kali, FA Cup satu kali, Piala Liga dua kali, Community Shield empat kali, juga Liga Champions dan Piala Dunia Antar Klub masing-masing satu kali. Dan satu prestasi lainnya yang baru saja ia torehkan adalah dengan menjadi pencetak gol terbanyak bagi United di sepanjang sejarah dengan 250 golnya.

Renato Sanches (Bayern Munchen)

Di musim 2015-16, segalanya berjalan sempurna bagi seorang Renato Sanches. Hanya satu musim sejak dirinya dipromosikan dari tim Benfica B, Sanches langsung mampu menyihir publik lewat teknik olah bolanya yang mumpuni.

Setelah mengakhiri musim dengan berhasil membawa Benfica menjadi juara Liga Portugal, dirinya kemudian terpanggil oleh timnas Portugal yang akan berlaga di ajang Piala Eropa 2016. Tanpa dinyana, pemain kelahiran Amadora itu tak menunjukkan rasa canggung sama sekali walau harus main berdampingan dengan para pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Luis Nani.

Di akhir turnamen, Sanches pun diganjar oleh penghargaan Young Player of the Tournament 2016 setelah berhasil membawa Portugal menjadi juara di Piala Eropa untuk pertama kalinya. Selain itu, pemuda berusia 19 tahun itu pun berhasil menyabet Golden Boy Award 2016.

Lantas, hal ini lah yang membuat namanya langsung menjadi incaran klub-klub besar Eropa. Dan Bayern Munchen lah yang beruntung mendapatkan jasanya setelah tawaran 28 juta paun (35 juta euro) yang diajukannya diterima oleh Benfica.

Lucas Moura (Paris Saint-Germain)

Manchester United dan Inter Milan harus gigit jari setelah keinginannya untuk mendatangkan Lucas Moura dari Sao Paulo urung terlaksana lantaran harus kalah bersaing dengan Paris Saint-Germain. Moura sendiri, yang ketika di tahun 2013 itu berusia 19 tahun, didatangkan oleh PSG dengan mahar sebesar 28 juta paun, yang berpotensi menjadi 38 juta paun.

Harga tinggi yang digelontorkan oleh Les Parisiens ini pun tidak terlepas dari penampilan memukau yang mampu ditunjukkan Moura selama di dua musimnya memperkuat Sao Paulo dari tahun 2010 hingga 2012. Sementara semenjak pindah ke Paris, Moura telah berhasil menyumbangkan 13 trofi bagi klub yang bermarkas di Parc des Princes tersebut.

Luke Shaw (Manchester United)

Semenjak menjalani debutnya di usia 16 tahun kala Southampton menghadapi Millwall di ajang Piala FA pada tahun 2012, Luke Shaw langsung menggaransi satu tempat di inti Soton menjadi miliknya. Digadang-gadang sebagai The Next Ashley Cole, Shaw pun mampu menarik perhatian Chelsea, Manchester United dan Arsenal untuk merekrutnya.

United menjadi tim yang paling serius dalam mengamankan pemain didikan asli akademi Southampton tersebut. Namun butuh waktu dua tahun bagi United untuk memboyong pemain kelahiran 12 Juli 1995 itu ke Old Trafford. Setelah tawaran 27 juta paun yang diberikannya untuk Shaw ditolak oleh Southampton, United tak patah arang dan langsung menaikan harga menjadi 31 juta paun. Harga itu pun pada akhirnya membuat Soton goyah dan harus merelakan salah satu aset berharganya tersebut pergi dari St Mary’s Stadium.

Anthony Martial (Manchester United)

Manajer Manchester United musim 2015/2016, Louis van Gaal, sempat mendapatkan kritikan dari pendukung United perihal pembelanjaannya terhadap pemain muda yang belum cukup punya nama, Anthony Martial. Mereka menilai, dana sebesar 36 juta paun (dan berpotensi menjadi 58 juta paun) terlalu berlebihan bagi pemain muda yang hanya berkompetisi di liga Prancis.

Namun, Van Gaal mampu membuktikan jika pembeliannya itu merupakan langkah yang tepat. Di laga debutnya melawan Liverpool, Martial langsung unjuk gigi dengan memperlihatkan teknik olah bola yang ciamik. Bukan hanya itu, ia pun mampu menyumbangkan satu gol kemenangan di laga yang berkesudahan dengan skor 3-1 tersebut.

Kritikan pun langsung berubah menjadi pujian. Gol Martial itu pun seolah menjawab keraguan. Hingga akhir musim selesai, Martial berhasil membukukan 17 gol dari 49 pertandingannya bersama United di semua ajang. Ia pun akhirnya diganjar trofi Golden Boy Award 2015 berkat penampilan impresif yang ditunjukkannya.

Komentar