Kapal Laut, Hendra Ridwan,dan Karier Zulkifli yang Sempat Jauh dari Makassar

Cerita

by Redaksi 33 34157

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kapal Laut, Hendra Ridwan,dan Karier Zulkifli yang Sempat Jauh dari Makassar

Halaman kedua....

"Pasti setiap pemain punya cara masing-masing menunjukkan diri selain dengan memakai nama. Nomor pun bisa digunakan untuk identitas. Ya, identitas saya di lapangan selain nama, ya, nomor itu (nomor punggung 3)."

"Kalau alasan kenapa saya memilih nomor 3, karena itu adalah nomor pertama yang diberikan pertama kali oleh Robert Rene Albert (ketika di Arema), dan nomor ini bertepatan dengan tanggal lahir saya. Alhamdulillah, saya memang ternyata cocok dan hoki dengan nomor tersebut, dan saya juga juara bersama Arema pakai nomor punggung tersebut," ujar Zulkifli.

"Arema adalah klub berkesan bagi saya, karena di sana saya pernah juara. Saya di sana juga pernah merasakan susahnya, dicemooh penonton. Saya ingat musim pertama saya, Arema dulu hancur permainannya, namun di balik kesusahan itu, akhirnya Arema bisa menjadi juara dan runner-up," tambahnya.

Selain dengan nomor punggung 3, Zul juga memiliki cerita tersendiri soal ia menjadi seorang fullback. Dengan postur badan yang cukup menjulang tinggi, sebenarnya dahulu ia dipasang sebagai libero oleh para pelatihnya di tim junior. Namun, penampilannya justru mulai membaik ketika dipasang sebagai fullback kanan. Sosok Kusnadi Kamaludin yang memindahkannya ke posisi tersebut.

"Tentunya. Itu berawal dari waktu saya PSM Junior dulu. Sebenarnya saya dulu libero, apalagi kan dulu semua tim baik senior maupun junior sering pakai 3-5-2. Dulu di PSM junior itu ada bek kanan yang kurang maksimal, akhirnya pelatih pada saat itu, mantan pemain Arema, Kusnadi Kamaludin memindahkan saya ke posisi bek kanan. Saya sanggupi itu dan sampai sekarang saya bermain di sini," ungkapnya.

Kenangan Zulkifli Bersama Timnas dan Keinginannya Untuk Pensiun di PSM

Sebagai pemain yang sudah cukup lama malang melintang bersama timnas, baik itu level junior maupun senior, Zulkifli sudah tentu memiliki cukup banyak pengalaman dengan timnas. Dari sekian banyak pengalaman tersebut, ia mengungkapkan bahwa ketika timnas kalah pada final Piala AFF 2010 adalah momen yang cukup membuatnya menyesal.

"Saya pribadi merasa ketika itu momen pas buat Indonesia untuk juara. Tapi sekaligus itu adalah bumerang buat kita. Mungkin ketika itu semua pemain timnas beranggapan bahwa kita bisa berbuat lebih baik lagi di final, karena pertimbangan mereka ketika itu kita bisa mengungguli Malaysia."

"Ternyata itu salah. Bermain terbuka di kandang Malaysia adalah kesalahan. Ya, kita kalah dengan skor 3-0 di sana (Stadion Bukit Jalil) saat itu," kenangnya.

Saat ini, momen-momen itu sudah terperam dalam ingatannya. Memasuki usianya yang sudah kepala tiga, ia memutuskan pulang kampung, dan dalam ucapannya, tersirat bahwa ia ingin mengakhiri kariernya di PSM, walau ia juga tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi kelak dalam karier sepakbolanya.

"Yang pasti untuk tahun ini saya ingin fokus di PSM dulu, saya ingin bawa tim ini berjaya seperti dulu, PSM yang ditakuti lawan-lawannya. Untuk mencapai hal tersebut, harus ada usaha biar tim ini makin maju."

"Kalau masalah pensiun di PSM, saya belum bisa jawab. Saya memang kelak ingin pensiun di PSM, tapi saya juga tidak tahu ke depannya bakal seperti apa, kita lihat saja," ujarnya.

***

Setiap pemain bola pasti akan memiliki waktu untuk pensiun, karena profesi ini memang bukan profesi yang berlaku seumur hidup. Zul pun tahu akan hal ini, oleh karena itu, ia memberikan pesan kepada para pemain muda berkaitan dengan regulasi pemain muda yang sekarang ditetapkan dalam ajang Piala Presiden dan kelak dalam ajang Liga Indonesia.

"Inilah saatnya buat pemain muda unjuk kebolehan. Buktikan kepada khalayak bahwa para pemain muda memang layak untuk main ke level senior. Tanamkan dalam pikiran bahwa kalian main di tim senior bukan karena regulasi, tapi karena kalian memang punya kemampuan untuk bermain di level senior."

"Sekarang tergantung dari para pemain muda untuk memanfaatkan kesempatan yang baik ini. Suasana sekarang beda dengan saya ketika junior dulu. Dulu, mau magang di tim senior saja sudah senang sekali. Sekarang sudah ada regulasi khusus untuk itu, tergantung bagaimana pemain-pemain muda ini memanfaatkan kesempatan tersebut," tutupnya.

Siapa sangka, kapal laut pada masa muda, ternyata mengantarkan Zul meraih cerita yang begitu banyak di dunia sepakbola.

Gambar Fitur: Mayda Ersa

Komentar