Halaman kedua...
Pemain yang pernah menempati posisi penyerang ketika di SSB ini mengaku kaget bisa terpilih masuk ke dalam best eleven. Keberhasilannya bermain apik selama ISC A dengan menciptakan tujuh gol dan delapan asis sepertinya menjadi alasan terpilihnya Rasyid.
“Pertamanya kaget, karena tiba-tiba namanya ada di 11 terbaik, best eleven karena mungkin mereka melihat jumlah gol dan jumlah asis, tapi kalau menurut saya masih banyak gelandang-gelandang yang lain yang bisa menjadi best eleven,” ucapnya merendah.
Sementara itu, menurut pelatih PSM saat ini, Robert Rene Alberts, pengidola Barcelona ini merupakan pemain bagus dan mempunyai potensi untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi.
“Rasyid pemain bagus. Ia belum mencapai potensi terbaiknya. Seperti yang sudah saya sampaikan. Ia adalah salah satu pemain yang datang dengan pendidikan [sepakbola] yang kurang. Ia masih melakukan kebiasaan [buruk] pada pertandingan yang seharusnya ia tidak lakukan. Di tingkat permainan seperti ini, ia masih sering berlari-lari yang tidak perlu sehingga ia kehilangan banyak energi. Ia masih butuh adaptasi tapi ia juga masih suka kembali melakukan kebiasaan-kebiasaan [buruk]nya. Itu butuh waktu [untuk mengembangkan kemampuannya] tapi ia memiliki potensi,” kata Robert Rene Alberts tentang sosok Rasyid Bakri.
“Saya bukan pelatih tim nasional. Itu semua tergantung dari seleksi pemain. Setiap pelatih memiliki filosofi yang berbeda. Dan melihat permainan dari sudut pandang yang berbeda. Jika saya pelatih tim nasional [Indonesia] dan melihat kualitasnya, saya juga harus mempertimbangkan apakah ia sudah cukup baik untuk [bermain di] tingkat internasional tapi ia memiliki potensi,” jawabnya ketika ditanya mengenai kemampuan Rasyid untuk menjadi pemain besar di Timnas Indonesia.
PSM Makassar, Syamsul Bachri Chaeruddin dan Bima Sakti
Sudah sejak 2011 Rasyid Bakri berkostum PSM. Sejak saat itu, hingga hari ini ia masih bangga mengenakan kostum merah bernomor punggung 17. Masih belum terlintas di pikiran untuk meninggalkan daerah kelahirannya.
“Belum, belum ada bang. Mungkin kalau PSM sudah nggak membutuhkan tenaga saya lagi, pasti harus keluar cari tim-tim yang lain,” jawabnya mantap tentang kesetiannya ini.
“Pernah ada beberapa tim yang telepon untuk bergabung dengan mereka, tapi saya pikir mungkin belum saatnya untuk keluar karena ingin dekat dengan keluarga dulu dan waktu itu kuliah masih jalan, jadi selesaikan kuliah dulu,” tambahnya.
Lulusan sarjana Ekonomi ini sangat optimis bisa membawa PSM menjadi juara di Liga 1 tahun ini. Ia ingin merasakan membawa gelar juara ke kota Daeng.
Kecintaannya terhadap PSM ini sejalan dengan pemain yang ia idolakan. Rasyid mengidolakan Syamsul Bachri Chaeruddin dan Bima Sakti, dua pemain yang pernah dan sedang memperkuat PSM. Dua pemain tersebut dianggap oleh Rasyid sebagai yang terbaik di eranya.
“Idola di Indonesia itu Syamsul [Bachri Chaeruddin] dan Bima Sakti, karena sama posisi dan dia adalah gelandang terbaik di eranya,” kata Rasyid.
Kedekatan Rasyid dengan Syamsul pun tak bisa dimungkiri, terlebih keduanya bermain dalam satu kesebelasan. Gaya bermain Syamsul menjadi salah satu contoh yang membentuk permainan Rasyid seperti saat ini.
“Kalau bang Syamsul [Bachri Chaeruddin] sudah lama akrabnya, karena kebetulan rumahnya dengan rumah saya berdekatan di kampung. Jadi waktu sebelum masuk PSM pun saya sering latihan sama-sama, sering dikasih masukan, apalagi sekarang kita satu tim. Kita selalu tukar pikiran, saya selalu bertanya masalah untuk menjadi seorang gelandang terbaik, menjadi pemain yang lebih baik, dan bang Syamsul selalu kasih motivasi untuk berlatih lebih giat lagi,” tuturnya.
Harapannya Terhadap Timnas
Rasyid Bakri sempat memperkuat Timnas Indonesia dengan mencatatkan tujuh penampilan. Walaupun tak bermain banyak untuk Timnas, ia berharap besar pada skuat Garuda agar bisa mengepakkan sayap tinggi di bawah pelatih barunya, Luis Milla.
“Semoga timnas Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi, bisa meraih prestasi lebih baik khususnya di Asia Tenggara di piala AFF nanti, semoga bisa menjadi juara, dan untuk timnas U-23 mudah-mudahan mereka bisa juara Sea Games dan bisa meraih prestasi baik di Asian Games nantinya,” harapnya.
***
Kaki-kaki kecilnya dulu boleh berlari tanpa alas kaki, merasakan panasnya tanah dan kerikil di Gowa. Tapi, hari ini, kaki-kaki itu masih bisa terus berlari untuk membanggakan Makassar dan Indonesia. Ia mungkin dulu hanya anak kecil tanpa mimpi setinggi ini, tapi hari ini, jangan remehkan anak desa itu.
Komentar