Memasuki waktu senggang, maka saatnya untuk bertelekan di atas dipan dan bersantai. Menonton film bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghabiskan waktu senggang yang Anda miliki.
Semakin hari semakin banyak film-film yang diproduksi dengan mutu yang terbentang mulai dari yang baik sampai yang buruk. Pun dengan film ber-genre-kan sepakbola. Ada yang bagus, ada yang tidak. Tapi bagus tidaknya film ber-genre-kan sepakbola ini tergantung dari selera dan subjektivitas masing-masing penontonnya.
Untuk mengisi waktu senggang, terutama di hari Minggu dan hari libur, ada beberapa film sepakbola yang bisa menjadi rujukan tontonan Anda. Urutan dari film ini disortir berdasarkan rating dari IMDb.
Montevideo: Taste of A Dream (2010)
Sebuah film yang mengambil latar tempat di wilayah Beograd, Yugoslavia (sekarang Beograd menjadi wilayah Serbia) dan latar waktu pada kisaran 1930-an. Pusat cerita sendiri berkisar tentang 11 pemuda yang berasal dari jalanan Yugoslavia yang kelak menjadi kerangka timnas Yugoslavia yang berlaga di Piala Dunia 1930 Uruguay, serta dua pemain yang menjadi tulang punggungnya, yaitu si miskin Tirke dan si playboy Mosa.
Yang membuat film ini menjadi cukup seru adalah bumbu-bumbu konflik yang disertakan oleh sang sutradara, Dragan Bjelogrlic, ke dalam narasi besar dalam film tersebut. Selain faktor persaingan Tirke dan Mosa yang memiliki latar belakang berbeda, yang akhirnya keduanya menjadi teman satu tim, masuknya elemen perempuan ke dalam cerita persaingan Tirke dan Mosa membuat cerita film ini menjadi lebih kaya.
Pertemanan, antusiasme, cinta, baik itu terhadap perempuan maupun sepakbola berurai menjadi satu dalam film ini. IMDb memberikan rating 8,3 untuk film ini.
Brother (2010)
Film ini mengambil latar tempat Caracas, salah satu wilayah paling berbahaya di dunia, sebagai pusat dari terjadinya cerita. Diawali dari penemuan sebuah bayi yang sedang menangis di sebuah tempat sampah di dekat penjara oleh Julio dan ibunya, cerita berkembang sedemikian rupa, melibatkan Julio dan bayi tersebut yang perlahan menjadi dewasa.
Setelah dewasa, keduanya menjadi saudara, dengan nama Daniel yang melekat kepada anak yang ditemukan oleh Julio dan ibunya tersebut. Mereka pun tumbuh menjadi pesepakbola andal di daerah mereka, La Ceniza. Seperti halnya film lain, bumbu lain yang mengelilingi sepakbola berhasil dimasukkan Marcel Rasquin dengan baik, seperti kisah-kisah tentang kehidupan bawah tanah Caracas yang tak lepas dari obat-obatan terlarang dan gangster, serta kematian ibu dari Julio dan Daniel yang dibunuh oleh penjaga gawang Caracas FC, tim yang menjadi impian mereka berdua.
Bagi kakak-beradik yang memiliki cita-cita untuk menjadi pesepakbola terkenal, ada baiknya menonton film ini sebagai cerminan. IMDb memberikan rating 7,5 untuk film ini.
The Year My Parents Went On Vacation (2006)
Brasil, 1970, menjadi latar tempat dan waktu dari tempat ini. Cerita berpusat kepada seorang anak bernama Mauro, yang ditinggalkan oleh orang tuanya, Bia dan Daniel Stein, berlibur. Namun itu ternyata hanya alasan mereka saja, karena mereka nyatanya sedang dikejar-kejar oleh pemerintah Brasil. Suasana Brasil saat itu pun cukup kalut. Pemerintahan diktator merajalela, tapi di sisi lain mereka juga sedang ramai menyambut Piala Dunia 1970 (Brasil menjadi juara dalam ajang tersebut).
Mauro ditinggalkan oleh orang tuanya di sebuah perkampungan Yahudi di Belo Horizonte. Darah Yahudi yang ia bawa dari ayahnya membuatnya cepat bergaul dengan orang-orang di perkampungan tersebut, walau pada akhirnya Mauro pun harus tetap mengikuti ibunya ke pengasingan.
Gambaran tentang kondisi Brasil yang cukup carut marut saat itu digambarkan dengan cukup baik oleh Cao Hamburger dalam film ini, dibumbui dengan suasana politik yang kacau di sana. Film ini pun mendapatkan rating yang cukup tinggi di IMDb, yaitu 7,4.
Offside (2006)
Di antara film sepakbola, mungkin film inilah yang tidak mencantumkan nama bagi setiap aktor. Mengambil latar tempat dan waktu di Iran, pada kisaran 2006 (tepat dengan diselenggarakannya Piala Dunia 2006), film ini menceritakan perjuangan seorang gadis dalam usahanya untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola.
Pada akhirnya, diketahui bahwa motivasi dari gadis tersebut untuk menonton di stadion adalah bukan karena ia menyukai sepakbola, melainkan ia ingin mengenang temannya yang meninggal di stadion tersebut ketika menonton pertandingan Iran melawan Jepang.
Tidak menggunakan nama untuk para aktornya mungkin merupakan cara bagi Jafar Panahi, sutradara film, untuk mencegah konflik yang mungkin terjadi. Apalagi Iran memang memiliki kebijakan khusus yang melarang para perempuan untuk datang ke stadion. Meski begitu, film ini tetap mendapat respon yang baik dari para kritikus, dan mendapatkan rating 7,3 di IMDb.
Looking for Eric (2009)
Seorang tukang antar surat sekaligus seorang maniak bola bernama Eric Bishop mengalami krisis dalam hidupnya. Namun, hidupnya perlahan mulai membaik ketika ia mendapatkan saran dari Eric Cantona, yang ia temui ketika ia sedang mengisap ganja di tengah kekalutan hidup yang ia miliki. Eric Cantona jugalah yang membuatnya bisa bersatu kembali dengan keluarganya dalam damai.
Film ini terasa dekat karena menampilkan keseharian dari orang-orang, dengan masalah yang juga bisa dibilang masalah yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kesederhanaan kisahnya inilah yang membuat film ini menjadi menarik, sekaligus mendapatkan rating yang lumayan tinggi di IMDb, yaitu 7,2.
***
Berikut adalah daftar film-film yang bisa Anda tonton di kala senggang. Sebenarnya masih banyak film-film sepakbola lain yang cukup memberikan inspirasi dan cukup banyak ditonton macam Goal, United, Class of `92, The Damned United, dan Green Street Hooligans.
Tapi, intinya menonton film bukan hanya menyaksikan kualitas sinematografi yang disajikan. Lebih jauh, Anda bisa bersantai menikmatinya sekaligus mendapatkan pesan tersirat dari film tersebut.
Sumber: IMDb
foto: Wikimedia
Komentar