Akankah Ezra Walian Menjadi Penyerang Masa Depan Indonesia?

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi 127096

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Akankah Ezra Walian Menjadi Penyerang Masa Depan Indonesia?

Halaman kedua

Dengan berstatus non-EU, Ezra sebenarnya sebelumnya (ketika umurnya belum menginjak 19 tahun) tidak bisa bermain di Jupiler League atau divisi dua Belanda, liga yang diikuti oleh Jong Ajax. Jupiler League tidak mengizinkan setiap kesebelasannya menggunakan pemain non-EU yang berusia di bawah 18 tahun.

Maka dari itu, Ezra bisa dibilang memutuskan berganti kewarganegaraan di saat yang tepat, saat usianya sudah tidak 18 tahun lagi. Namun, usianya yang sudah 19 tahun justru membuatnya sejatinya sudah bersiap promosi ke tim senior Ajax. Di kesebelasan Jong Ajax saat ini, pemain paling tua adalah yang berusia 22 tahun meskipun ada satu pemain, Thulani Serero asal Afrika Selatan, yang berusia 26 tahun.

Jika dalam tiga tahun Ezra tidak mendapatkan promosi ke tim senior Ajax, ia bisa saja disarankan pindah, misalnya ke kesebelasan Belanda lainnya, syukur-syukur bisa ke kesebelasan di Eredivisie. Ezra kemungkinan masih akan "laku" di Belanda, karena selain setiap kesebelasan boleh memiliki 13 pemain non-EU, Ezra juga akan berstatus club homegrown bagi Ajax dan AZ Alkmaar yang pernah dibelanya, atau berstatus country homegrown (untuk Belanda) jika membela kesebelasan lain di Belanda.

Namun untuk promosi ke tim utama Ajax, Ezra punya banyak pesaing. Penyerang utama Ajax saat ini, Kasper Dolberg, masih berusia 19 tahun. Ada juga rekan-rekannya di Jong Ajax yang lebih dulu promosi seperti Mateo Cassierra dan Justin Kluivert (anak dari Patrick Kluivert). Belum lagi musim depan Richairo Zivkovic, penyerang muda berbakat Ajax lainnya, akan kembali dari masa pinjaman.

Cepat atau lambat, Ezra tampaknya memang harus mencari kesebelasan baru. Kontraknya bersama Ajax juga akan berakhir pada akhir Juni 2017. Ini artinya, ia akan berstatus bebas transfer, dan mungkin akan banyak kesebelasan Belanda lain yang siap menampungnya mengingat Ezra saat ini masih berusia 19 tahun dan bersatus sebagai homegrown Belanda.

Kontrak Ezra di Ajax sendiri terbilang murah, bahkan untuk kesebelasan Indonesia. Di Ajax ia dibayar 950 euro per pekan, atau sekitar 13 juta rupiah. Per tahun, ia dibayar sekitar 45 ribu euro, yang jika dirupiahkan sekitar 700 juta saja, di bawah nilai kontrak pemain asing. Di Indonesia, pemain dengan kisaran nilai kontrak seperti Ezra cukup banyak, apalagi untuk pemain yang sudah berlabel timnas.

Meskipun begitu, kesebelasan Indonesia yang menginginkan jasanya bisa jadi akan gigit jari. Kontrak Ezra baru berakhir Juni nanti, sementara saat itu Liga 1 sudah berjalan dan jika direkrut, Ezra mungkin harus menunggu sampai putaran dua. Kecuali jika ada kesebelasan Indonesia yang siap membelinya dari Ajax.

Saat ini Ezra, menurut Transfermarkt, dibanderol sebesar 75 ribu paun atau sekitar 1 miliar rupiah. Belum lagi kesebelasan Indonesia tersebut harus bisa meyakinkan Ezra untuk bermain di Indonesia, karena kariernya di Eropa tentu belum habis, setidaknya di Belanda.

***


Baca juga: Soal Ezra Walian dan Kepuasan Pemain Naturalisasi di Lini Depan


Ezra Walian mengambil langkah besar dalam hidupnya dengan memilih timnas Indonesia. Dengan usia yang masih muda, juga prospek yang cukup menjanjikan bagi kariernya di Eropa, Ezra mengambil keputusan yang sebenarnya bisa memengaruhi kariernya di Eropa.

Sementara itu harapan besar sudah tersemat di pundaknya, bersama era baru timnas Indonesia bersama Luis Milla. Namun di balik beban itu, Ezra sudah menunjukkan cintanya pada Indonesia. Tinggal bagaimana sekarang ia membuktikan bahwa pilihannya ini tidak salah, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi negaranya.

Komentar