Sejak kali pertama ditangani oleh Slevan Bilic pada musim 2015/2016, West Ham United menjelma sebagai kekuatan menakutkan di Liga Primer Inggris. Setidaknya itulah yang terjadi di musim pertama Bilic mengisi kursi pelatih “The Hammers” pasca ditinggalkan Sam Allardyce.
Musim lalu, “The Hammers” dianggap sebagai pembunuh klub raksasa di Liga Primer Inggris, tim-tim seperti Manchester City, Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Manchester United selalu dibuat kesulitan saat jumpa Andy Carroll dan kawan-kawan.
Di antara lima tim tersebut, Liverpool adalah kesebelasan yang paling menjadikan West Ham sebagai momok paling menakutkan. Maklum, pada musim lalu “The Reds” sampai harus dipermalukan dua kali oleh West Ham. Pada pertemuan perdana keduanya di musim 2015/2016, Liverpool menyerah 0-3 dari West Ham, pada 29 Agustus 2015 lalu.
Menariknya kekalahan tersebut dialami di Anfield, yang kemudian menjadi kekalahan perdana Liverpool di kandang sendiri pada musim lalu. Kedigdayaan “The Hammers” atas “The Reds” kemudian berlanjut pada pertemuan keduanya di Boleyn Ground pada 2 Januari 2016.
Meski saat itu tampuk pelatih Liverpool sudah berpindah tangan dari Brendan Rodgers kepada Juergen Klopp, tetap saja hasil minor harus dialami Liverpool, karena pada saat itu mereka kandas 0-2.
Hasil yang bagi kubu West Ham United menjadi catatan apik mereka setelah 52 tahun lamanya. Sebelumnya, klub asal London Barat itu bisa melakukan back to back atas Liverpool pada musim 1963/1964. Total dobel kemenangan yang diraih West Ham atas Liverpool pada musim 2015/2016 menjadi yang ketiga (dua lainnya di Piala Liga) dalam sejarah klub.
"Hari yang sangat menyenangkan untuk kami memulai Tahun Baru ini. Liverpool adalah tim yang selalu ingin kami kalahkan, terutama setelah ada Klopp di sana," terang Slaven Bilic di official twitter West Ham beberapa waktu lalu.
Kutukan tidak pernah menang Liverpool atas West Ham pada musim itu tidak hanya terjadi di kompetisi domestik saja. Pada ajang FA Cup, klub yang berdiri pada tahun 1895 itu kembali memaksa Liverpool gigit jari.
Pada pertemuan perdana di Anfield pada 31 Januari 2016, mereka sukses menahan tuan rumah dengan skor 0-0. Hasil tersebut memaksa kedua tim memainkan laga ulangan di Boleyn Ground pada 10 Februari 2016. Kembali, Liverpool takluk dengan skor 1-2 (1-1) setelah melalui babak perpanjangan waktu.
Kutukan bagi Liverpool kala bersua West Ham tampaknya masih akan berlanjut pada musim 2016/2017, menyusul keberhasilan Sam Byram dan kawan-kawan menahan Jordan Henderson cs 2-2 di Anfield. Padahal, Adam Lallana sebelumnya berhasil membawa Liverpool unggul lebih dulu pada menit 5.
Sayang, gol dari Dimitri Payet pada menit 27 dan Michail Antonio pada menit 39 berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 bagi West Ham. Beruntung saat itu Liverpool memiliki Divock Origi yang sukses mencetak gol penyama pada menit 48, sehingga Liverpool terhindar dari memori kelam musim lalu saat dikalahkan West ham di hadapan publiknya sendiri.
Akhiri Kutukan Pertahankan Asa Finish di Tiga Besar
Liverpool dan West Ham, akhirnya kembali bertemu pada Minggu (14/5) kemarin di London Stadium. Banyak yang mengira kalau pada hari itu Liverpool akan kembali menjadi bulan-bulanan West Ham. Apalagi sebelumnya “The Hammers” baru saja menggagalkan ambisi Tottenham untuk menunda pesta juara Chelsea. Saat itu di London Stadium, West Ham menekuk Tottenham dengan skor 1-0.
Keyakinan West Ham bakal menundukkan Liverpool, menyusul “The Reds” baru saja ditahan imbang 0-0 oleh Southampton. Hasil yang diraih itu membuat skuat asuhan Juergen Klopp itu dalam posisi sulit untuk mengamankan posisi tiga besar, sebab Manchester City yang terus membuntut di posisi empat selalu meraih hasil positif yang membuat jarak poin keduanya hanya berselisih satu poin saja.
Namun, kebutuhan Liverpool untuk meraih kemenangan tampaknya menjadi motivasi bagi Wijnaldum cs untuk bisa merebut tiga poin penting atas West Ham. Hasilnya, pada akhir pertandingan mereka sukses mengalahkan tuan rumah dengan skor telak 4-0. Saat itu, gol Liverpool masing-masing dicetak oleh Daniel Sturridge pada menit 35, Philippe Coutinho (57,61), dan Divock Origi (76).
Kemenangan telak tersebut bukan saja membuat asa Liverpool finish di urutan tiga besar masih terjaga, Lebih dari pada itu, kemenangan itu pun membuat mereka mengakhiri puasa kemenangan atas West Ham sejak ditangani oleh Bilic.
"Melihat ke belakang, ini adalah kerja keras, dan ada beberapa saat di mana permainan bisa berubah. Saya pikir kami benar-benar pantas menang, ini pertandingan yang sangat bagus,” ucap Kloop seusai laga seperti dikutip dari Soccerway.
Wajar bila pada akhirnya Kloop memandang Liverpool pantas meraih tiga poin di laga tersebut, sebab “The Reds” sangat mendominasi jalannya pertandingan. Dari catatan statistik, Liverpool sangat unggul baik itu dalam penguasaan bola yang mencapai 65 persen, hingga jumlah tendangan ke gawang yang mencapai delapan kali berbanding tiga dengan yang diraih West Ham.
"Kami adalah tim yang dominan. Mereka juga tidak mencetak gol sehingga menjadi momen yang beruntung bagi kami. Awal babak kedua sangat brilian, kami bermain sepakbola dengan baik,” tegasnya.
(SN)
Komentar