Fenomena pelatih muda cukup marak dalam ajang Bundesliga 2016/2017 ini. Ada nama Julian Nagelsmann (Hoffenheim), Alexander Nouri (Werder Bremen), dan Manuel Baum (Augsburg) sebagai sosok-sosok pelatih muda di Bundesliga. Mulai musim depan, mungkin mereka akan kedatangan nama baru bernama Hannes Wolf.
Berkat kesuksesan Julian Nagelsmann serta mampunya Alexander Nouri dan Manuel Baum mengangkat performa dari Bremen dan Augsburg, sosok pelatih muda mulai diperhitungkan di Bundesliga. Mereka yang tidak terlalu terkekang oleh filosofi, serta dapat menyesuaikan strategi tergantung lawan yang dihadapi, menjadi sosok-sosok pelatih kaya taktik dan kaya rencana dalam menghadapi sebuah pertandingan.
Ajang Bundesliga 2016/2017 pun menjadi ramai oleh kehadiran mereka. Ditambah lagi prestasi Nagelsmann yang sukses mengantarkan Hoffenheim menuju Liga Champions musim 2017/2018, membuat sosok-sosok pelatih muda ini tidak lagi dipandang sebelah mata oleh senior-senior mereka di Bundesliga.
Hannes Wolf, pelatih berusia 36 tahun asal Dortmund, selangkah lagi akan mengantarkan tim yang ia tangani sekarang, VfB Stuttgart promosi ke Bundesliga musim 2017/2018. Satu poin pada laga terakhir melawan Wuerzburger Kickers (21/5) sudah cukup untuk membuat Bundesliga semakin dihiasi oleh pelatih muda.
Mentor Bagi Christian Pulisic
Sebelum diangkat menjadi pelatih VfB Stuttgart per 20 September 2016, Hannes Wolf pernah menjabat sebagai pelatih Borussia Dortmund U17 pada kisaran 2011 sampai 2015. Ia sukses membawa tim Dortmund U17 menjadi juara Bundesliga U17 pada 2014 dan 2015. Prestasi mentereng juga ia torehkan kala menangani tim Dortmund U19 di musim 2015/2016 dengan membawa tim Dortmund U19 menjuarai Bundesliga U19.
Namun bukan gelar-gelar juara bersama tim muda saja yang menjadi peninggalan Wolf di Dortmund. Bergaul dan melatih pemain muda membuatnya banyak tahu tentang pemain-pemain potensial yang akan bersinar di masa depan dan bagaimana cara mengasuh mereka. Salah satu bakat yang sukses ia telurkan dan sekarang bermain di tim utama adalah Christian Pulisic.
"Saya melihat banyak potensi dalam dirinya (Pulisic). Ia cepat, tapi yang paling menonjol darinya adalah minimnya kesalahan yang ia buat ketika berada di bawah tekanan. Kami tahu ia adalah pemain fantastis. Kombinasi dari bakat dan kepribadian yang selalu ingin jadi lebih baik, membuatnya menjadi pemain yang hebat seperti sekarang," ujar Wolf.
"Kami tidak pernah menyuruhnya untuk bertahan ketika diserang. Ketika para pemain seusianya dan satu posisi dengannya enggan untuk bertahan, ia melakukannya (bertahan). Ia paham jalannya pertandingan, dan akhirnya menjadi pemain yang berbeda," tambahnya.
Berkat polesan dari Wolf semasa muda, yang menekankan bakat saja tidak cukup, Pulisic pun tumbuh menjadi pemain yang hebat. Pengakuan ini muncul dari mulut ayah Pulisic, Mar, ketika diwawancarai oleh ESPN FC soal sosok yang membantu Pulisic menjadi pemain yang hebat seperti sekarang ini.
"(Hannes) Wolf adalah sosok yang penting bagi Pulisic. Ia membuat Pulisic betah dan kerasan di sini (Dortmund). Ia juga membantu Pulisic beradaptasi dengan menempatkan diri sebagai pelatih dan teman, di dalam dan di luar lapangan," ujar Mar.
Terima Kasih Kepada Sosok Jürgen Klopp
Seperti halnya Nagelsmann, Wolf pun adalah pemain yang tidak bagus-bagus amat karier sepakbolanya. Terakhir kali ia menjadi pemain adalah pada medio 2006 sampai 2009 silam. Kala itu ia menjadi player-manager bagi ASC 09 Dortmund. Ditambah dengan cedera yang ia derita, membuatnya mantap memilih jalan sebagai pelatih ketika masih berusia muda.
"Bagi saya dan (Julian) Nagelsmann, kami memiliki cedera yang cukup parah ketika berkarier sebagai pemain. Alasan inilah yang memutuskan kami untuk mantap berkarier sebagai pelatih. Total jika dihitung sampai sekarang, saya sudah menjadi pelatih selama 13 tahun," ujar Wolf.
Bersambung ke halaman berikutnya
Komentar