Hannes Wolf, Murid Juergen Klopp yang Akan Ramaikan Pelatih Muda Bundesliga

Cerita

by Redaksi 33 41471

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Hannes Wolf, Murid Juergen Klopp yang Akan Ramaikan Pelatih Muda Bundesliga

Halaman kedua

Pada 2009, ketika mengikuti sebuah acara gala di wilayah Dortmund, saat itu Wolf bertemu dengan orang yang kelak akan menjadi salah satu teladan sekaligus orang yang membuatnya semakin mantap memilih jalan menjadi pelatih, Jürgen Klopp. Klopp yang kala itu masih menjabat sebagai pelatih Dortmund pun banyak berbincang-bincang dengan Wolf. Menyadari bahwa Wolf punya kapasitas untuk melatih, Klopp pun mengajak Wolf menjadi pelatih Dortmund U17 pada 2011 silam.

"Klopp mengubah segalanya. Kami bekerja bersama selama enam tahun dan saya melihat semuanya, metode latihan yang ia terapkan dan bagaimana ia bekerja untuk klub. Pengaruh yang ia berikan kepada saya, tak bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Ia selalu menolong saya. Banyak sekali masukan yang ia berikan kepada saya. Bekerja bersamanya merupakan pengalaman berharga yang saya dapatkan dan alami," ujar Wolf.

Wolf bersama Klopp ketika keduanya masih di Dortmund (via: ruhrnachrichten.de)

Gaya Kepelatihan yang Ia Terapkan dan Rencana Besarnya Bersama VfB Stuttgart

Menyoal gaya kepelatihan yang ia terapkan, selain belajar dari Klopp yang bekerja bersamanya di Borussia Dortmund selama enam tahun, ia juga sempat sedikit belajar dari Thomas Tuchel, pelatih Dortmund sekarang sebelum akhirnya memutuskan untuk mulai menangani Stuttgart. Ia mengaku keduanya memberikan pengaruh pada gaya melatihnya, tapi ia berusaha untuk memadukannya dan menemukan gaya kepelatihannya sendiri yang kelak akan menjadi gaya main timnya.

"Saya coba untuk memahami bagaimana gaya mereka (Tuchel dan Klopp) melatih dan menerapkan permainan pada tim. Mereka berdua memang memberikan pengaruh yang cukup besar, tapi saya berusaha untuk menciptakan gaya saya sendiri. Banyak ide yang berkeliaran di kepala saya, tapi saya akan tetap menyampaikan dan menerapkannya dengan gaya saya sendiri," ungkap Wolf.

"Walau saya punya pemikiran dan gaya sendiri, saya tidak terlalu dogmatis akan hal tersebut. Setiap pertandingan, saya ingin tim saya tidak selalu bermain dengan gaya yang sama, karena sepakbola adalah tentang banyak hal. Tentang menguasai bola, transisi, serangan balik, tendangan penjuru, tendangan bebas, dan semua yang sudah kau usahakan di dalamnya. Keputusan bisa dibuat dalam waktu sepersekian detik dalam sepakbola," tambahnya.

Dengan gaya yang lebih fleksibel ini, sesuatu yang memang ia inginkan terjadi dan diterapkan dalam timnya, ia berhasil membawa VfB Stuttgart sekarang berada di posisi pertama klasemen sementara Bundesliga 2. Stuttgart pun menjadi kandidat kuat untuk lolos ke Bundesliga musim depan, dan ia menjadi sosok penting di balik itu semua sejak kedatangannya ke Mercedes-Benz Arena pada September 2016 silam.`

Walau sekarang sudah hampir menempatkan Stuttgart kembali ke Bundesliga, ia mengaku punya rencana jangka panjang untuk Die Schwaben, tim yang memang pada dasarnya adalah salah satu tim tradisi di Bundesliga. Stuttgart tercatat pernah menjuarai Bundesliga pada 2007 silam.

"Stuttgart adalah klub besar. Tapi banyak orang berpikir bahwa karena kami bermain di Divisi Dua Liga Jerman (Bundesliga 2), maka akan menjadi mudah melawan kami. Itu tidaklah benar. Di sini kami sedang membentuk sebuah pekerjaan besar untuk masa depan, membentuk sebuah budaya. Budaya yang berbentuk kepercayaan diri, namun di sisi lain juga tidak lupa untuk menghormati lawan dan tidak meremehkan lawan."

"Inilah perpaduan sekaligus budaya yang kami inginkan terbentuk di sini. Sekarang kami sedang menerapkan ini di dalam klub, untuk sekarang dan juga untuk masa depan," ungkap Wolf.

Jika memang kelak Wolf sukses membawa Stuttgart kembali ke Bundesliga musim 2017/2018, maka parade pelatih muda Bundesliga akan kembali dimulai.

foto: @MessiMinutes

Komentar