Danke Lahm, Gracias Xabi . .

Cerita

by redaksi 27908

Danke Lahm, Gracias Xabi . .

Kemenangan telak 4-1 Bayern Muenchen atas Freiburg mengakhiri perjalanan Bayern Muenchen pada musim ini. Meski sebelum laga terakhirnya tiba mereka sudah didaulat sebagai juara Bundesliga, pertandingan melawan Freiburg tetap dianggap laga spesial nan emosional bagi berjuluk “FC Hollywood” itu. Selain menjadi pertandingan pamungkas bagi Muenchen, laga tersebut juga menjadi pertandingan terakhir bagi kapten tim mereka, Philipp Lahm, dan Xabi Alonso yang memutuskan gantung sepatu pada akhir musim ini.

Bagi kedua pemain tersebut, kemenangan atas Freiburg jelas menjadi kado perpisahan yang indah. Penghormatan kepada keduanya diberikan setelah pertandingan usai. Karangan bunga hingga jabatan tangan diberikan oleh para pemain, manajemen, dan legenda klub. Keduanya juga mengangkat trofi Bundesliga musim ini secara bersamaan.

Keputusan Lahm undur diri dari dunia yang membesarkan namanya telah dibuat sejak musim 2016/2017 bergulir. Tepatnya, pada 8 Februari 2017. Sesaat setelah Muenchen mengalahkan VFL Wolfsburg 1-0 pada ajang Piala Jerman.

"Ini bukan sesuatu yang terjadi dalam semalam, ini adalah proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Saya selalu merefleksikan dan melihat apakah saya masih bisa bertahan. Begitulah yang terjadi. Saya pensiun dari tim nasional dengan perasaan bahwa inilah saat yang tepat untuk menginformasikannya sehari setelah turnamen. Dan kondisinya sama seperti sekarang (memutuskan pensiun)," ujar Lahm seperti dilansir dari laman resmi klub.

Saat keputusan pensiun dibuat, banyak yang menyenangkan karena dari segi usianya yang masih menginjak 33 tahun, kualitas Lahm masih dianggap mampu untuk memimpin pasukan “Die Roten” setidaknya hingga dua musim ke depan. Namun apa daya, karena keinginan Lahm untuk mengakhiri karienya di musim ini.

Setia Kepada Bayern Muenchen

Alhasil, ketika Lahm sudah membuat keputusan tersebut yang bisa dikenang dari sosoknya hanya tinggal dedikasi, kontribusi, dan prestasi yang pernah diraih selama menjadi pemain. Lahm merupakan pemain yang memiliki dedikasi tinggi bagi klub dan negaranya. Ia adalah orang Muenchen asli. Ia, lahir dan tumbuh besar di ibu kota negara bagian Bayer itu.

Sejak kecil Lahm sudah memiliki minat yang besar kepada sepakbola, terpenting dia sangat mencintai Bayern Muenchen sebagai klub kesayangannya. Sebagaimana anak-anak Muenchen lainnya yang gemar bermain sepakbola, mimpi Lahm ketika kecil adalah bermain untuk Bayern Muenchen.

Keinginannya untuk menjadi tim elit di Bundesliga itu bukan sekadar mimpi, ia memulai merangkai masa depannya dengan bergabung dengan salah satu klub amatir di kota kelahirannya itu, FTG Muenchen. Enam musim menimba ilmu di FTG ia kemudian masuk ke akademi Bayern Muenchen. Dengan serius, ia melahap dan menyerap semua ilmu dengan baik ketika berada di Akademi Muenchen. Perkembangannya yang signifikan membuat Lahm akhirnya masuk dalam skuat Bayern Muenchen B pada tahun 2001

Betapa senangnya Lahm ketika berhasil menjadi bagian dari akademi klub kesayangannya itu. Maklum satu langkah lagi, maka mimpi untuk bermain bersama Oliver Kahn dan kawan-kawan bakal terwujud. Dua tahun bermain di tim B, Lahm akhirnya menembus skuat utama. Namun, Lahm yang kala itu masih berusia 19 tahun kesulitan untuk mendapat menit bermain yang cukup.

Karena melihat potensinya yang begitu besar, Hermann Gerland yang melatihnya di tim cadangan Jerman kemudian menyarankan Lahm untuk merantau, agar menit bermain bisa didapatkannya. Tidak hanya memberi saran Gerland juga turut membantu proses pencarian klub baru bagi Lahm kala itu. Bahkan Gerland sampai harus mengontak pelatih Stuttgart kala itu, Felix Magath.

Proses yang tidak mudah bagi Lahm untuk masuk ke Stuttgart karena Magath pun ragu. Namun setelah diberi penjelasan, Magath menyepakati untuk meminjam Lahm dari Muenchen. Dua musim bermain bersama Stuttgart membuat Lahm semakin menunjukkan progress yang menjanjikan, karena ia mampu terlibat dalam 53 penampilan bersama Stuttgart.

Setelah dirasa kemampuannya dirasa cukup mumpuni, Lahm kemudian dipulangkan ke Muenchen. Penantian yang selama ini ia impikan itu akhirnya tiba. Melalui proses yang panjang dengan keuletan, kesabaran, dan kedisiplinan Lahm yang akhirnya menjadi sosok sentral bagi kesuksesan Muenchen.

Sejak kembali pada tahun 2005, Lahm telah mempersembahkan semua gelar bergengsi bagi Muenchen. Dari trofi Bundesliga (8 gelar), Piala Jerman (6 gelar), Piala Liga Jerman (1 gelar), Piala Super Jerman (3 gelar), Liga Champions (1 gelar), Piala Super Eropa (1 gelar), hingga juara Piala Dunia Antar Klub (1 gelar).

Tidak hanya di level klub, di timnas pun Lahm memberikan dedikasi dan kesetiaan yang luar biasa bagi negaranya. Sejak tahun 1999 Lahm sudah bolak-balik masuk tim nasional Jerman junior. Hingga pada tahun 2004 posisi di skuat tim senior Jerman didapatkannya. Namun tidak ada trofi yang ia dapatkan kala itu, baru 10 tahun kemudian di Brasil jerih payah Lahm beserta skuat asuhan Joachim Loew lainnya terbayarkan. Satu gelar Piala Dunia didapatkannya, yang kemudian menandai akhir karier Lahm di timnas.

Pemain Belakang Paling Bersih

Bagi para pemain hingga kalangan pendukung Muenchen dan timnas Jerman, Lahm menjadi sosok pesepakbola yang amat dicintai dan dikagumi baik di dalam maupun di luar lapangan. Sosoknya bersahaja dan terkesan low profile, selain itu sebagai seorang kapten Lahm juga punya jiwa kepemimpinan yang bagus juga bijaksana. Sifat-sifat positif yang dimiliki Lahm menjadi faktor yang membuat orang-orang kagum padanya.

bersambung ke halaman selanjutnya

Komentar