Dalam beberapa pertandingan krusial yang dilakoni Real Madrid di Santiago Bernabeu, akan terlihat di salah satu sudut tribun stadion seorang lelaki berambut gondrong tengah serius menyaksikan para pemain Madrid bertanding. Tidak perlu waktu lama bagi orang-orang di sekitarnya untuk menyadari kalau yang sedang menyaksikan pertandingan itu adalah Rafael Nadal, petenis peringkat enam dunia.
Dia adalah petenis kebanggaan masyarakat Spanyol, yang telah memenangkan kurang lebih 14 gelar Grand Slam. Mantan petenis nomor satu dunia itu juga selain dikenal sebagai olahragawan, ia dikenal juga sebagai seorang penggemar Real Madrid. Hampir selalu terlihat dirinya di Stadion Santiago Benabeu untuk menyaksikan pertandingan krusial Los Blancos baik itu di La Liga atau Liga Champions.
Satu hal yang menarik dari kecintaan Nadal kepada Real Madrid adalah, mengingat ia merupakan keponakan dari mantan pemain belakang Barcelona, Miguel Angel Nadal. Selain itu Nadal juga bukan berasal dari Madrid. Petenis berusia 30 tahun itu lahir dan besar di Mallorca. Namun hal tersebut tetap tak menghalangi kecintaan Nadal kepada Madrid, bahkan dalam sebuah perbincangan ia sempat menyatakan keinginannya menjadi Presiden Real Madrid suatu saat nanti.
Terlepas dari itu semua, selain sebagai seorang penggemar Nadal juga memiliki kedekatan dengan jajaran elite Real Madrid, terlebih sang presiden klub Florentino Perez. Pada saat Madrid memboyong Marco Asensio dari Real Mallorca pada 2015 lalu, beredar kabar bahwa Nadal yang memberi keyakinan kepada Florentino Perez agar proses transfer Asensio berlanjut.
Asensio mengaku cerita tersebut benar adanya. Saat itu, Nadal memang berbicara kepada Perez untuk meyakinkan mereka agar melanjutkan transfernya dari Mallorca ke Madrid. “Cerita itu memang benar. Dia menelepon Florentino dan menyuruhnya untuk memastikan bahwa aku tidak terlewat dalam daftar incaran mereka,”
Pemain berusia 21 tahun itu mengungkapkan, saat itu ia mendengar bahwa Madrid memang menginginkannya, informasi tersebut didapat dari agennya. Namun tak ada panggilan yang berasal dari Madrid kepadanya. Sementara kondisinya saat itu banyak klub yang secara langsung memberi penawaran kepadanya.
Saat kabar ketertarikan Real Madrid kepadanya baru sebatas rumor, ia tidak terlalu memedulikan. Sampai beberapa hari kemudian, Florentino Perez akhirnya menghubunginya. “Musim dingin itu (2015) agen saya mengatakan kepada saya bahwa Real Madrid tertarik pada saya. Selain Madrid, beberapa klub juga menaruh minatnya untuk saya dan itu agak sibuk,” terang Asensio seperti dikutip dari Soccerway.
“Satu hari sebelum pertandingan saya bersama Mallorca, Florentino (Perez) memanggil saya dan mengatakan bahwa saya akan menjadi pemain Real Madrid,” lanjutnya.
Setelah panggilan tersebut, bersama dengan agennya Asensio pergi ke Madrid untuk bertemu langsung Perez. Setelah berbincang akhirnya kontrak pun disepakati. Seperti kebanyakan pemain anyar Madrid lainnya, Asensio pun langsung diajak untuk berkeliling kompleks Stadion Santiago Bernabeu, tempatnya nanti beraksi ketika musim 2015/2016 dimulai.
"Semuanya terjadi dalam satu hari, kami pergi ke Madrid, saya menandatangani kontrak, kami diperlihatkan di Santiago Bernabeu dan tempat latihan di Valdebebas dan kemudian kami kembali ke Mallorca untuk menyelesaikan musim ini. Semuanya terjadi sangat cepat dan sangat intens, tapi saya merasakan kepuasan yang luar biasa," ungkapnya.
Perjalanannya di Real Madrid tidak berjalan mulus di awal kiprahnya bersama Los Blancos. Usianya masih sekitar 19 tahun pada saat itu. Asensio akan kesulitan untuk menembus skuat utama Madrid yang dihuni pemain-pemian kelas satu disetiap posisinya. Karena melihat potensinya yang besar, kemudian manajemen memutuskan untuk meminjamkan Asensio ke Espanyol agar jam terbang dan menit bermain lebih banyak didapatkannya.
Benar saja, di Espanyol Asensio menjadi sosok sentral karena selalu diandalkan dalam setiap laga yang dilakoni Espanyol di kompetisi domestik. Tercatat dari 38 pertandingan yang dilakoni klub asal Barcelona itu, Asensio tampil dalam 36 penampilan dengan 33 laga ia lakoni sebagai starter.
Semua Untuk Ibu
Musim 2016/2017 Asensio kembali ke Madrid, kiprahnya dimulai saat tampil di ajang Piala Super Eropa menghadapi Sevilla. Debutnya ditandai dengan satu gol indah yang dicetak dari luar kotak penalti. Dalam laga itu Asensio juga memiliki kontribusi membawa Madrid juara Piala Super Eropa.
Karena penampilan apiknya, kemudian arsitek Madrid, Zinedine Zidane terpikat dan selalu memberikan kesempatan bermain bagi Asensio. Hal tersebut tak ia sia-siakan hingga pada akhir musim tercatat 37 penampilan dilakoninya di semua ajang bersama Madrid dengan torehan Sembilan gol dan empat assist. Ia juga memberikan kontribusi yang baik saat membawa Madrid juara La Liga musim 2016/2017.
Asensio mengungkapkan, semua pencapaian yang ia torehkan tak lepas dari kecintaannya kepada sang Ibu. Sejak kecil, Asensio harus kehilangan ibunya yang meninggal dunia. Tak pelak itu adalah pukulan telak dalam kehidupannya, karena sejak kecil praktis yang ia dapat hanyalah kasih sayang dari Ayah dan saudara-saudaranya saja.
"Ketika saya masih kecil, ibu saya meninggal, jadi setiap gol yang saya cetak saya persembahkan untuknya,"
Satu gelar tambahan bisa saja ia menangkan bersama Madrid musim ini, asal mampu mengalahkan Juventus di final Liga Champions yang akan berlangsung pada 3 Juni mendatang di Cardiff.
(SN)
Komentar