Halaman kedua
Mengakui atau Tidak, Barca Kehilangan Sosok Alves
Jika disebut kehilangan atau tidak, seperti yang diungkapkan Alves di tulisan The Secret, ia sangsi jika Barca merasa kehilangan. Menurutnya, Barca berisikan pemain-pemain berkemampuan baik yang bisa menggantikan perannya.
Namun, Alves mengungkapkan bahwa apa yang akan Barca rindukan darinya bukan dalam wujud yang riil. Alves yakin bahwa Barca akan merindukan semangatnya, karena ia percaya tidak ada pemain lain yang memiliki semangat yang sama besarnya seperti yang ia miliki.
"Sebelum saya pergi ke Juventus, saya membuat sebuah janji kepada manajemen Barcelona, `Kalian akan merindukan saya`. Bukan rindu sebagai pemain, karena Barca punya banyak pemain bagus. Yang saya maksud adalah rindu pada semangat yang saya miliki. Mereka akan merindukan semangat yang kerap saya tularkan di ruang ganti. Mereka akan rindu kepada saya yang selalu berjuang maksimal ketika mengenakan jersey Barca," ujar Alves.
Memang secara eksplisit, mungkin Barca tidak akan rindu kepada sosok Alves. Jika ada rasa rindu, mungkin perasaan itu tidak akan terlalu digembor-gemborkan, apalagi Barca punya banyak pemain yang bisa menggantikan posisi Alves. Namun, menilik performa Barca pada musim 2016/2017, terlihat bahwa apa yang Alves bicarakan bukan sekadar omong belaka.
Sampai sekarang, sesudah kepergian Alves di awal musim 2016/2017, tampak belum ada satu pemain pun yang dapat menggantikan Alves. Mereka kehilangan sosok full-back yang dinamis, yang mampu bertahan dan menyerang sama baiknya, serta agresif ketika bermain. Aleix Vidal yang diplot menggantikan Alves sulit untuk mengulang performa apik Alves selama delapan tahun membela Barcelona.
Bisa dibilang, sosok full-back seperti Alves yang agresif sekaligus eksplosif adalah fullback yang jarang ada. Maka, tak heran meski tidak mengakui bahwa mereka kehilangan Alves, Barca akan tetap merasakan dampak dari kehilangan Alves ini, terutama di sisi kanan. Pemain timnas Brasil inilah yang menghidupkan sisi kanan Barca, dan kerap menjadi pemecah kebuntuan dengan gerakan-gerakan tak terduganya ke tengah.
Selain itu Barcelona sepeninggal Alves juga kurang menggigit secara prestasi. Meski menjadi juara di Copa del Rey, hal tersebut tentu bukan catatan yang bisa dibanggakan oleh kesebelasan sebesar Barcelona. Setidaknya, juara La Liga bisa jadi pelipur lara. Tapi apa daya, Real Madrid-lah yang merayakan keberhasilannya mengangkat trofi liga.
Tak sampai di situ, Alves juga membantu La Vecchia Signora mengalahkan Barca di babak delapan besar dan melaju sampai ke partai final Liga Champions melawan Real Madrid. Lebih jauh, Alves menjadi sosok penting di tubuh Juventus sekarang, dengan permainan yang ia tunjukkan di Barcelona.
***
Rasa memiliki adalah rasa yang tidak bisa dipaksakan. Ia akan muncul sendirinya seiring dengan waktu, dan jika ia sudah muncul, ia bisa menjadi rasa yang begitu kuat dan sulit untuk dinafikan.
Sama juga dengan rasa memiliki, rasa kehilangan juga adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan dan akan muncul seiring dengan waktu. Mungkin sekarang kita tidak akan merasakan kehilangan akan sesuatu, tapi kelak jika rasa itu muncul, maka itu akan juga menjadi rasa yang kuat.
Seperti yang Barca rasakan di awal kepergian Alves, maka ia tidak merasakan kehilangan yang sangat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kehilangan itu mulai terasa, seperti yang diungkapkan oleh Nicko Widjaja, penulis buku Medlet: Garis Batas Impian Lelaki, bahwa "Kita tidak akan pernah mengetahui betapa berharganya apa saja yang sudah kita miliki, sampai kita kehilangannya."
Komentar