Zinedine Zidane, Legenda yang Tak Dirindukan Juventus

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi 123781

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Zinedine Zidane, Legenda yang Tak Dirindukan Juventus

Halaman kedua

Lima musim di Juventus, enam trofi diraih Zidane. Dua di antaranya adalah trofi Serie A. Namun mantan pemain Cannes ini gagal mengantarkan Juventus juara Liga Champions, meski punya dua kesempatan pada 1997 ketika dikalahkan Borussia Dortmund dan 1998 ketika ditumbangkan Real Madrid. Setelah Juventus sulit lagi bersaing di Liga Champions sementara Zidane berhasil menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama timnas Prancis, dari sini isu kepindahannya sering muncul ke permukaan.

Isu kepindahan Zidane semakin santer setelah musim 1999/2000 berakhir. Saat itu Juventus hanya meraih Piala Intertoto. Pada sebuah wawancara, Zidane mengindikasikan ingin meninggalkan Juventus karena merindukan Prancis. Namun pada kesempatan lain, sang agen, Alain Miglaccio, menyebut bahwa Zidane sudah lama ingin hengkang dari Juventus dan akan bergabung dengan kesebelasan Spanyol.

"Zidane sudah memutuskan untuk bermain di Spanyol. Juventus sudah mengetahui hal ini sudah lama dan kami tidak tahu mengapa mereka terus membantah kenyataan ini," ujar Migliaccio seperti yang dikutip Irish Times pada 2001. "Kami berharap klub segera mengumumkan dia akan pergi, itu akan menjadi cara yang tepat memperlakukan pemain yang telah memberikan segalanya. Anda tidak bisa menghalangi keinginan seseorang. Zizou ingin pergi dan ia tidak akan berpikir ulang."

Pernyataan itulah yang membuat sejumlah pendukung Juventus mulai kehilangan respeknya terhadap Zidane. Presiden Juventus saat itu, Gianni Agnelli, semakin memperkeruh keadaan dengan mengatakan sesuatu yang buruk tentang keluarga Zidane. "Zidane tidak sedang menderita karena rindu kampung halamannya. Ia hanya sedang menderita karena berada di bawah kekuasaan istrinya," tutur bos FIAT tersebut yang memang terkenal ceplas-ceplos.

Zidane yang awalnya berniat bertahan satu musim lagi di Juventus, langsung dengan mantap hati meminta dijual. Dari situ Real Madrid yang hendak memulai era Los Galacticos seolah menemukan celah untuk mendapatkan salah satu pemain terbaik abad ini. Akhirnya dengan biaya 150 miliar lira, atau sekitar 75 juta euro, Zidane diboyong Real Madrid. Nilai tersebut menjadikannya sebagai pemain termahal dunia saat itu.

Resmi menjadi pemain Madrid, Zidane pun tak ragu mengatakan bahwa raksasa Spanyol tersebut adalah kesebelasan terbaik dunia. Bahkan lebih dari itu, pemain bernama lengkap Zinedine Yazid Zidane ini mengungkapkan bahwa Real Madrid merupakan kesebelasan impiannya.

"Menjadi sebuah kebanggaan bisa bergabung dengan Real Madrid. Saya sudah lama menantikan momen ini. Saya menghabiskan waktu lima tahun di Juventus dan sekarang saat yang tepat untuk pindah ke Spanyol. Saya sangat senang bergabung dengan kesebelasan terbaik di dunia, saya tidak sabar untuk mengenakan seragam Real Madrid," ujar Zidane saat pertama kali diperkenalkan sebagai pemain Real Madrid.

Di Real Madrid, Zidane memang seolah menemukan habitat yang ia inginkan. Bahkan pada musim pertamanya, ia langsung menjadi figur penting Real Madrid untuk meraih Liga Champions 2001/2002, trofi yang gagal ia dapat di Juventus. Bahkan di partai final melawan Bayer Leverkusen, pemain kelahiran 23 Juni 1972 ini mencetak gol kemenangan lewat tendangan voli. Gol tersebut kemudian masuk dalam salah satu gol terbaik final Liga Champions sepanjang sejarah.

Sama seperti di Juventus, Zidane membela Real Madrid selama lima musim, total enam trofi juga ia raih. Hanya saja akhir kariernya cukup ironis. Sejak awal, Zidane memang berniat pensiun usai Piala Dunia 2006. Akan tetapi pada laga puncak, Zidane tidak bisa mengontrol emosinya saat timnas Prancis menghadapi Italia di final. Ketika itu Zidane tersinggung oleh bek Italia, Marco Materazzi, yang mengatakan, "Saya lebih suka pelacur itu adikmu". Zidane yang saat itu berusia 34 tahun langsung menanduk dada bek yang membela Inter Milan tersebut. Zidane dikartu merah, Italia juara dunia. Insiden itu pun menjadi catatan merah Zidane di penghujung kariernya.

***

Saat Real Madrid memboyong Zidane pada 2001, Juventus langsung membangun era baru. Dana segar dari penjualan Zidane, juga penjualan Filippo Inzaghi ke AC Milan, Darko Kovacevic ke Lazio dan Edwin Van der Sar ke Fulham, memungkinkan Juventus untuk belanja besar-besaran.

Tercatat setidaknya enam pemain didatangkan Juventus asuhan Marcelo Lippi tersebut. Mereka adalah Cristian Zenoni, Marcelo Salas, Pavel Nedved, Lilian Thuram, dan Gianluigi Buffon. Nama terakhir menjadi pemain dengan biaya transfer termahal, sekaligus kiper termahal dunia. Tapi dengan melihat karier Buffon yang kemudian menjadi ikon Juventus, penjualan Zidane tampaknya takkan pernah disesali Si Nyonya Tua. Bahkan, kini Buffon memimpin skuat Juventus untuk menghadapi Real Madrid asuhan Zidane. Dan jika Juventus berhasil mengalahkan Real Madrid nanti, tentu pengorbanan Juventus menjual Zidane terbayarkan dengan tuntas.

Komentar