Halaman kedua
Gelar juara yang lama dinantikan publik Makassar pun akhirnya datang empat tahun kemudian tepatnya pada kompetisi Liga Indonesia musim 1999/2000. Saat itu PSM yang dihuni banyak pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, hingga Kurniawan Dwi Yulianto berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan Pupuk Kaltim (PKT) 3-2.
Saat itu PSM memang luar biasa dengan kombinasi apik pemain timnas dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, hingga Rachman Usman. PSM menjadi tim yang cukup superior karena selama kompetisi mereka hanya menelan dua kekalahan saja.
Setelah berhasil menjuarai Liga Indonesia musim tersebut, PSM berhak mewakili Indonesia di Piala Champions Asia 2001 (sekarang Liga Champions Asia). PSM tampil meyakinkan di babak penyisihan setelah menahan imbang wakil Vietnam, Song Lam Nge Ahn (SNLA) 0-0. Pada pertandingan kedua melawan SNLA di Vietnam, PSM mengamuk dengan menghajar mereka dengan skor 4-1.
Kegemilangan PSM berlanjut saat mereka berhasil mengalahkan wakil Thailand, Royal Thai Air Force (RTAF) di penyisihan kedua. Di Makassar, mereka menang telak 5-0 dan kembali menang 5-0 di laga kedua di Bangkok. Hasil tersebut membuat PSM berhak tampil di babak delapan besar.
Saat itu AFC menunjuk Stadion Mattoanging sebagai tuan rumah babak tersebut. Sayang, PSM gagal tak mampu memanfaatkan kesempatan tersebut, tim Ayam Jantan dari Timur itu gagal bersaing dengan Shandong Luneng (Tiongkok), Suwon Samsung Bluewings (Korea Selatan) dan Jubilo Iwata (Jepang).
Meski begitu, pencapaian PSM di Liga Champions Asia kala itu kemudian menyamai pencapaian Persib Bandung, yang juga berhasil menembus babak perempat final kompetisi tertinggi sepakbola Asia itu. Patut digarisbawahi, sejak era Liga Indonesia bergulir pada tahun 1993, pencapaian Persib dan PSM di kancah Asia merupakan yang tertinggi. Artinya belum ada lagi yang bisa mengulang pencapaian dua kesebelasan legendaris Indonesia itu. (menembus perempat final Liga Champions Asia).
Harapan Kembali Kejayaan yang Lama Tenggelam
Meski setelah tahun 1999 PSM tidak lagi meraih gelar juara, namun mereka tetap menjaga konsistensi untuk tetap berada di papan atas. PSM juga menjadi salah satu kesebelasan yang sering meraih gelar runner-up. Namun bencana bagi PSM datang saat kompetisi sepakbola Indoensia berubah menjadi Liga Super Indonesia (LSI) pada tahun 2008.
Pada kompetisi tersebut, PSM layaknya tim medioker yang sulit bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya. Puncaknya pada musim 2009/2010, saat itu PSM menunjukkan performa yang sangat jauh dari harapan. Gonta-ganti pelatih dilakukan, namun hasilnya tetap membuat PSM menjadi tim penghuni zona degradasi.
Hingga akhirnya datang Tumpak Sihite yang dianggap sebagai pahlawan bagi publik Makassar. Mantan pelatih PSDS Deli Serdang itu mampu menyelamatkan Pasukan Ramang dari aib degradasi. Setelah lolos dari jurang degradasi, PSM kemudian memilih berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI) pada tahun 2011.
Selama kurang lebih dua tahun berkecimpung di LPI, pada tahun 2014 dengan segala upaya akhirnya PSM berhasil kembali berkompetisi di LSI yang merupakan kompetisi resmi Indonesia, tanpa harus terdegradasi ke divisi utama.
Sayang tidak banyak yang bisa dilakukan PSM untuk bisa meraih gelar juara ketika mereka sudah kembali ke LSI. Setidaknya, hal tersebut terjadi hingga berakhirnya turnamen jangka panjang Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, PSM masih menjadi tim papan tengah.
Namun saat kompetisi Indonesia bergulir pada 2017, PSM mulai menunjukkan taringnya kembali. Memuncaki tabel klasemen hingga pekan ke-11 tentu bukanlah hal yang mudah dicapai. Dengan apa yang kini ditunjukkan Syamsul Chaerudin cs, masyarakat Makassar boleh sedikit berharap kejayaan sepakbola yang lama tenggelam itu bisa kembali hadir di Bumi Angin Mamiri.
Tak hanya itu, doa dan dukungan kepada para Pasukan Ramang yang berjuang di lapangan selama helatan Liga 1 berlangsung pun harus tetap digelorakan. Sebab, dengan itu semua semangat untuk mempertahankan konsistensi mereka, agar gelar juara yang sudah 17 tahun lamanya pergi bisa kembali ke tanah Makassar.
Komentar