Manchester United (1975)
Nama selanjutnya Manchester United. Seperti sudah disebutkan di atas, bahwa klub berjuluk Setan Merah itu datang bersama Ajax Amsterdam dalam sebuah turnamen segitiga. Hasil kurang menyenangkan harus dialami mereka, karena setelah kalah dari Ajax 2-3, MU hanya bermain imbang tanpa gol saat menghadapi Indonesia Tamtama.
Setelah itu, klub dengan basis suporter terbesar di Indonesia ini tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya di tanah air. Sebenarnya MU hampir datang ke Indonesia pada tahun 2009 lalu, namun dibatalkan menyusul adanya serangan bom yang terjadi di hotel tempat mereka akan menginap di Jakarta.
Arsenal (1983 dan 2013)
Klub Liga Primer Inggris lainnya yang pernah datang ke Indonesia adalah Arsenal. Mereka untuk kali pertama menginjakkan kakinya di tanah air pada tahun 1983. Ada tiga pertandingan yang mereka lakoni di Indonesia.
Namun laga melawan NIAC Mitra Surabaya tampaknya takkan pernah dilupakan oleh skuat asuhan Terry Neill itu. Bagaimana tidak, setelah berhasil mengalahkan PSMS Medan 3-0 dan timnas SEA Games lima gol tanpa balas, mereka justru menyerah 2-0 dari NIAC Mitra di Stadion Tambaksari. Saat itu gol NIAC Mitra dicetak Fandi Ahmad dan Joko Malis.
Sekitar 30 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2013 Arsenal kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka bukan untuk membalas kekalahan dari NIAC Mitra, yang sudah pasti tidak akan mungkin terjadi karena NIAC Mitra sendiri sudah bubar.
Pada kedatangan keduanya itu The Gunners menjalani partai uji tanding melawan Indonesia XI. Indonesia IX di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Arsenal menunjukkan keperkasaannya, skuat suhan Arsene Wenger menang telak 7-0.
AC Milan (1994)
Duel dua juara beda benua pernah terjadi di Indonesia tahun 1994. Persib Bandung sebagai jawara Perserikatan edisi terakhir tahun 1993/1994 ditantang oleh juara Serie A dan Liga Champions musim 1993/1994 AC Milan.
Skuat asuhan Fabio Capello itu datang dengan sebagian besar tim utamanya. Beberapa pemain seperti Dejan Savicevic, Zvonimir Boban, Marcel Dessaily, Mauro Tassoti, Christian Panucci, Brian Laudrup dan kiper Sebastiano Rossi diboyong. Hanya beberapa nama seperti Paolo Maldini hingga Franco Baresi yang tidak diboyong, karena harus fokus bersama timnas Italia yang akan tampil di Piala Dunia 1994 Amerika Serikat.
Sementara Persib yang saat itu ditukangi Indra Thohir cukup percaya diri meladeni raksasa Eropa itu dengan skuat seratus persen lokal.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta itu, ibarat pertarungan antara David melawan Goliath. AC Milan begitu superior hingga akhirnya memberondong gawang Persib sebanyak delapan kali. Meski begitu Persib bukan tanpa perlawanan di awal babak pertama, mereka mampu menyulitkan Milan, sayang dua gol cepat Dejan Savicevic di menit 17 dan18 meruntuhkan mental Robby Darwis cs.
Hingga akhirnya, Persib harus puas mengakhiri laga dengan kekalahan 0-8 dari Milan. Meski begitu, Capello sempat memuji penampilan salah satu pemain tengah Persib, Yudi Guntara, yang menurutnya layak tampil di Serie A.
Borussia Dortmund (2007)
Indonesia bukan hanya menjadi surge bagi kesebelasan asal Liga Belanda Inggris, atau Italia saja. Klub asal Bundesliga juga pernah berkunjung ke Indonesia. Borussia Dortmund, tercatat sebagai klub dari Bundesliga pertama yang menginjakkan kakinya di Indonesia.
Meski begitu mereka bukan tim asal Jerman pertama yang melakukan uji coba di tahan air. Karena sebelum mereka, beberapa tim seperti timnas Jerman Timur dan kesebelasan amatir, Muenchen University pun pernah datang ke Indonesia.
Dalam lawatannya di tahun 2007, Dortmund menggelar laga uji coba melawan Indonesia Selection. Dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno itu Dortmund menang tipis 1-0 melalui gol Mladen Petric.
Saat itu Dortmund belum seperti sekarang ini, yang menjadi langganan papan atas Bundesliga. Saat datang ke Indonesia tahun 2007, status mereka tak lebih dari kesebelasan penghuni papan tengah klasemen Bundesliga.
Bayern Muenchen (2008)
Setahun kemudian, giliran Bayern Muenchen yang datang ke Indonesia. Gairah yang ditunjukkan masyarakat Indonesia tentu berbeda dengan ketika Dortmund datang setahun sebelumnya. Maklum, dibanding Dortmund, Muenchen punya pemain-pemain yang lebih kesohor seperti Oliver Kahn, Piliip Lahm, hingga Bastian Schweinsteiger.
Muenchen datang untuk menjajal kekuatan Timnas Indonesia. Saat itu mereka berhasil menang telak dengan skor 5-1. Gol dari klub berjulukan The Bavarians itu masing-masing dicetak oleh Breno Borges, Viktor Bopp, Jan Schlaudraff (2), dan Toni Kroos. Sementara gol semata wayang Indonesia dicetak oleh Bambang Pamungkas.
Inter Milan (2012)
Menyusul tim se-kotanya AC Milan yang datang pada tahun 1994, Inter Milan pun tak mau kalah. Pada tahun 2012 mereka datang ke Indonesia untuk menjajal kekuatan timnas Indonesia. Saat itu Javier Zanetti dan kawan-kawan berhasil menang 4-2 melalui dua gol yang dicetak Philippe Coutinho dan Giampaolo Pazzini. Sementara Indonesia memperkecil kedudukan melalui kaki Yohanes Pahabol dan Patrich Wanggai.
Liverpool dan Chelsea (2013)
Setahun setelahnya, Coutinho kembali ke Indonesia. Namun saat ini ia datang bersama klub barunya Liverpool. Bedanya saat itu bukan Timnas Indonesia yang dihadapi Coutinho bersama Liverpool, melainkan Indonesia XI yang merupakan gabungan pemain yang berlaga di Liga Super Indonesia.
Meski begitu, Liverpool tak menemui kesulitan untuk memenangkan pertandingan. Klub berjuluk The Reds itu menang dengan skor 2-0 melalui Coutinho dan Raheem Sterling. Bagi Coutinho itu adalah gol ketiganya dalam dua tahun beruntun di Indonesia.
Masih pada tahun 2013, Indonesia juga kedatangan tamu asal Liga Primer Inggris, Chelsea. Saat itu The Blues datang untuk melakoni partai uji coba melawan Indonesia All Star. Dalam laga tersebut Chelsea menang dengan skor telak 8-1, yang masing-masing dicetak oleh: Eden Hazzard, Ramires (2), Demba Ba, John Terry, Romelu Lukaku (2), dan Betrand Traore.
Juventus dan Roma (2014 dan 2015)
Secara berturut-turut hingga tahun 2015 Indonesia terus kedatangan klub-klub raksasa asal benua biru. Juventus pada 2014 dan AS Roma pada 2015. Di tanah air, keduanya juga memiliki agenda uji tanding.Namun hal berbeda justru di alami Roma, yang datang pada saat sepakbola Indonesia tengah dibekukan FIFA sehingga tidak boleh ada satu pun tim Indonesia yang bertanding melawan Francesco Totti dan kawan-kawan. Hasilnya Roma hanya melakukan game internal di Indonesia. Namun hal itu bukan masalah bagi I Lupi, yang penting bisa memuaskan dahaga para suporternya di Indonesia yang telah lama menantikan kehadiran mereka.
Foto: Arsenal.com
Komentar