Liga 1 Indonesia 2017 menjadi panggung pertunjukan bagi para pemain muda bertalenta untuk unjuk gigi. Di kompetisi level tertinggi sepakbola Indonesia itu, kemunculan sosok pesepakbola muda potensial menjadi fenomena.
Ada banyak sosok pemain muda yang mampu menunjukkan kualitasnya di ranah profesional itu, beberapa bahkan terpilih masuk skuat Tim Nasional Indonesia U22 yang akan tampil di SEA Games 2017 Malaysia pada Agustus mendatang.
Ngomong-ngomong soal pemain muda bertalenta yang namanya baru mencuat di Liga 1 2017 ini, rasanya agak kurang lengkap bila tidak menyertakan sosok Muhammad Arfan. Gelandang muda milik PSM Makassar itu akhir-akhir ini memang sedang menjadi buah bibir, khususnya di kalangan para pendukung PSM. Meski namanya tidak tercantum dalam daftar susunan pemain timnas U22 di ajang SEA Games, namun Arfan adalah sosok potensial yang punya kualitas mumpuni.
Ketika rekan sejawatnya Asnawi Mangkualam harus lebih banyak absen membela "Juku Eja" karena memiliki kewajiban membela timnas U22, pelatih PSM, Robert Rene Alberts, tak khawatir karena ia masih punya Arfan, yang dianggapnya bisa menutup lubang yang ditinggalkan Asnawi.
Kepercayaan yang diberikan Robert tak disia-siakannya. Arfan mampu membuktikan diri bahwa ia layak untuk menjadi bagian dari "Pasukan Ramang" di Liga 1 2017. Robert tak segan memuji penampilan Arfan yang menurutnya sebagai sosok potensial yang dimiliki PSM saat ini. Para pendukung PSM pun punya pandangan yang sama dengan pelatih asal Belanda itu, yang kemudian membuatnya sebagai idola baru publik sepakbola Makassar.
Gaya permainan Arfan yang ngotot dan tanpa kompromi membuat banyak orang menganggapnya sebagai sosok penerus Syamsul Chaerudin di sektor tengah PSM. Lebih ekstrem, ada pula yang menyebut kalau Arfan adalah reinkarnasi dari Ansar Razak, legenda PSM yang yang meninggal saat kariernya sebagai pesepakbola sedang berjaya.
“Saya dengar suporter Makassar bilang kalau saya penerus Syamsul Bachri Chaerudin, Ansar Razak, atau bahkan Rasyid Bakrie. Saya bersyukur ketika banyak orang menyukai permainan saya. Saya berharap agar saya bisa terus konsisten untuk bisa bawa PSM juara musim ini,” ungkap Arfan.
Pujian datang mengalir deras, namun Arfan enggan terlena. Ia menyadari kalau terlalu larut dalam pujian malah akan membuatnya sulit berkembang. Arfan mengaku enggan cepat berpuas diri, masih banyak hal yang harus ia pelajari dan lakukan, karena ia menyadari bahwa kemampuannya belum terlalu sempurna.
“Saya jadikan motivasi tersendiri, bagi saya pujian itu jangan dijadikan untuk kita jadi terlena. Jangan cepat puas. Saya masih harus terus bekerja keras, saya harus terus latihan dengan keras. Pujian biarkan mengalir saja,” tegasnya.
Berlanjut ke halaman selanjutnya, menapaki perjalanan karier Arfan
Komentar