Menyoal Kontroversi Wasit Kusni

Cerita

by Redaksi 24 64721

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menyoal Kontroversi Wasit Kusni

Madura United sukses mengalahkan Persib Bandung dengan skor 3-1 pada pekan ke-13 Liga 1 Indonesia 2017. Namun bukan hasil pertandingan yang mencuri perhatian dari laga tersebut, melainkan keputusan-keputusan yang mengundang perdebatan alias kontroversi yang dilakukan oleh wasit pertandingan, Kusni.

Paling menjadi sorotan adalah dianulirnya dua gol Persib di laga tersebut. Hasilnya, Kusni pun seketika "tenar" di dunia maya.

Permasalahan bermula saat pertandingan babak pertama. Saat itu Persib berhasil mencetak gol melalui kaki Raphael Maitimo setelah menerima umpan sundulan Michael Essien di kotak penalti. Namun gol tersebut dianggap tidak sah karena hakim garis menganggap Maitimo sebelumnya sudah berada dalam posisi offside.

Tak patah arang, Maung Bandung terus berupaya mengejar ketertinggalan di babak kedua. Pada menit 55, Persib berhasil mencetak gol lagi melalui sepakan Michael Essien. Namun lagi-lagi gol tersebut dianulir, karena menganggap ada salah satu pemain Persib, Maitimo, telah terlebih dahulu terjebak dalam posisi offside.

Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, mengakui bahwa dua gol tim asuhannya yang dianulir wasit sangat merugikan. Pelatih yang akrab disapa Djanur itu juga menyoroti beberapa keputusan yang menurutnya janggal dari wasit, salah satunya penalti bagi Madura United pada babak pertama. Dari kaca matanya, tidak ada pelanggaran yang dilakukan Dedi Kusnandar kepada Greg Nwokolo di dalam kotak penalti.

“Yang jelas dua gol kami dianulir oleh wasit. Kemudian gol mereka dari penalti, yang saya lihat sebenarnya tidak ada pelanggaran di sana, dan gol ketiga mereka. Seharusnya tidak ada penalti, itu jelas tidak terjadi apa-apa,” katanya di Bandara Hussein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (10/7) pagi WIB,”

“Gol ketiga Madura juga sebenarnya berbau offside. Dari proses, Bayu Gatra itu terlihat sebenarnya sudah terlebih dahulu dalam posisi offside,” sambungnya.

Djanur melanjutkan bahwa keputusan-keputusan janggal wasit dalam laga tersebut juga sedikit banyaknya memengaruhi psikologis pemain di lapangan. Menurutnya, bila gol Maitimo tidak dianulir maka cerita pertandingan akan berbeda, sebab dari segi permainan Persib mampu mengimbangi tuan rumah.

Meski begitu, ia enggan terlalu banyak berkomentar soal kepemimpinan wasit dalam pertandingan tersebut. Dikatakannya biar masyarakat yang menilai seperti apa kepemimpinan wasit asal Samarinda itu dalam laga tersebut. Lebih lanjut, pelatih berlisensi A AFC itu mengungkapkan bahwa saat ini manajemen masih melakukan pembicaraan internal terkait langkah yang akan ditempuh atas kejadian semalam.

“Di preskon saya tidak terlalu ekstrem mengomentari wasit, silahkan masyarakat yang menilai. Kalau soal langkah selanjutnya, semua tergantung manajemen. Sampai tadi pagi, kami terus komunikasi dengan manajemen. Mereka juga terus berdiskusi soal kepemimpinan wasit semalam,” tegasnya.

Pernah Dapat Bogem Mentah

Selama berkarier sebagai wasit di sepakbola Indonesia, bukan kali ini saja kepemimpinan Kusni mengundang kontroversi. Pada tahun 2014 lalu, atau saat kompetisi sepakbola Indonesia masih menggunakan nama Liga Super Indonesia (LSI), Kusni pernah mendapat sanksi tegas dengan tidak boleh memimpin pertandingan selama dua minggu dari Komisi Disiplin PSSI.

Berlanjut ke halaman selanjutnya

Komentar