Menyelami taksonomi julukan klub-klub di Indonesia, serupa dengan menyelami asal mula serta sejarah panjang dari klub tersebut. Hal ini juga berlaku bagi Persib dan Persija, salah dua klub legendaris di Indonesia.
Dalam sebuah artikel di Unusual Sport, dipaparkan perihal taksonomi dari julukan-julukan klub sepakbola di Inggris. Total dari 736 klub yang berkompetisi di Piala FA, ada beberapa taksonomi julukan yang bisa didapat, yaitu berdasarkan singkatan dari nama klub tersebut, berdasarkan sejarah dari tempat klub tersebut berada, serta berdasarkan nama-nama binatang ataupun tumbuhan yang ada di Inggris.
Dari hasil penelusuran tersebut, ditemukan beragam nama julukan klub Inggris yang memiliki keunikan masing-masing. Namun, di balik itu semua, ditemukan juga sejarah menarik di balik penggunaan julukan tersebut, yang berkelindan dengan sejarah dari klub dan daerah tempat klub tersebut bernaung.
Hal yang sama juga berlaku untuk klub-klub di Indonesia. Di Indonesia, ada sebuah taksonomi juga yang secara tidak langsung dipergunakan oleh klub-klub di Indonesia. Taksonomi itu adalah berdasarkan nama pahlawan tempat klub tersebut bernaung, juga berdasarkan nama binatang yang menjadi kekhasan atau memiliki ikatan sejarah tersendiri dengan klub tersebut.
Soal sejarah panjang dari nama klub sepakbola ini, hal yang sama juga berlaku untuk Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dua klub besar Indonesia ini punya sejarahnya masing-masing soal julukan yang sekarang mereka gunakan, yaitu Maung Bandung dan Macan Kemayoran.
Sejarah Julukan "Maung Bandung" dan "Macan Kemayoran"
Perihal literatur tentang asal julukan dari Maung Bandung untuk Persib Bandung dan Macan Kemayoran untuk Persija Jakarta sudah banyak dipaparkan. Kedua julukan tersebut berawal dari cerita mitos yang berkembang di masing-masing daerah, tepatnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Di daerah Jawa Barat, dahulu kala, ada seorang raja yang terkenal sakti mandraguna bernama Prabu Siliwangi. Ia memimpin Kerajaan Pajajaran, dan bisa berubah menjadi harimau. Saat dikejar-kejar oleh Prabu Kian Santang, anaknya sendiri, Prabu Siliwangi pun diceritakan kabur ke sebuah hutan di wilayah Sancang, Garut, dan menyamarkan dirinya menjadi seekor harimau.
Berdasarkan kisah Prabu Siliwangi ini, Kang Ibing, musisi kenamaan asal Bandung, menciptakan lagu berjudul Jung Maju Maung Bandung pada 1991 silam. Sejak saat itu, julukan Maung Bandung pun lekat dengan Persib, kesebelasan sepakbola asal kota Bandung.
Cerita tentang asal mula nama Macan Kemayoran pun tidak jauh berbeda. Julukan ini berawal dari sebuah cerita rakyat, yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Murtado. Murtado adalah seorang pemuda yang lahir di Kemayoran dan diceritakan memiliki kesaktian yang luar biasa.
Kesaktiannya ini ia pergunakan untuk menolong rakyat dari kesewenang-wenangan penjajah. Selain untuk melawan penjajah, kesaktiannya pun ia pergunakan untuk melawan jagoan-jagoan Kemayoran yang jahat. Karena kehebatan dan juga keberaniannya dalam melawan kesewang-wenangan ini, Murtado pun dijuluki Macan Kemayoran, julukan yang juga disematkan kepada kesebelasan asal Jakarta, Persija Jakarta.
Harapan pun tersemat di dalam julukan-julukan tersebut. Dengan julukan Maung Bandung, bobotoh berharap bahwa Persib bisa seganas harimau dalam menerkam lawan-lawannya. Pun dengan julukan Macan Kemayoran, yang menyelipkan harapan The Jakmania agar Persija dapat sesakti dan seberani Murtado yang dengan gagah melawan kesewenang-wenangan penjajah dan orang jahat di Kemayoran.
Pengaruh dari Julukan Tersebut di Masa Kini
Berkat julukan yang disematkan tersebut, seperti yang diujarkan dalam tulisan di Unusual Sports perihal taksonomi julukan klub, menjadikan para pendukung memiliki rasa cinta yang kuat terhadap klub. Namun, rasa cinta ini kerap menimbulkan friksi, seperti halnya harimau dan macan yang memang kerap tidak akur di alam liar.
Di beberapa daerah di Afrika, kerap terjadi pertengkaran antara macan dan harimau dalam hal perebutan wilayah dan hewan buruan. Pertempuran-pertempuran itu acap berlangsung sengit, malah terkadang sampai menyebabkan kematian salah satu pihak. Ini pula yang sekarang cukup sering dialami oleh Persib dan Persija, dalam hal ini suporter kedua tim.
Mereka kerap adu jotos ketika bertemu di jalanan. Saling lempar kesalahan perihal siapa yang pertama memulai adalah hal lazim yang kerap ditemui, apalagi di media sosial. Mereka sudah seperti harimau dan macan yang juga kerap bertengkar di alam liar.
Padahal, jika dirunut lewat sistem binomial nomenklatur, harimau dan macan punya tingkat kekerabatan dalam hal genus. Harimau dan macan hanya berbeda dalam tingkatan species saja. Sebenarnya mereka saudara. Begitu juga pendukung Persib dan Persija yang sebenarnya hanya berbeda suku atau asal daerah, tapi mereka masih sama-sama orang Indonesia.
Oleh karenanya, sebagai upaya menghentikan pertengkaran antara kedua suporter, gaung perdamaian pun mulai ditabuh. Harapannya agar kelak kedua kesebelasan dapat bertemu dalam damai, tanpa harus ada darah yang tertumpah. Jangan sampai sikap suporter menyamai julukan yang tersemat di kedua tim, yaitu harimau dan macan, sementara mereka adalah manusia yang mempunyai nalar.
***
Menyelami julukan dari klub besar, tentu akan ada legenda menarik dan mitos yang tersembunyi di dalamnya. Sama seperti Persib dan Persija, yang mendapatkan julukan sesuai dengan cerita rakyat dan legenda yang berkembang di daerahnya masing-masing.
Namun, jangan sampai kecintaan kepada daerah yang berlebihan membuat nalar kita sebagai manusia hilang, karena bagaimanapun, berasal dari daerah manapun, kita masihlah berada di dalam satu payung dan keluarga yang sama, yaitu Indonesia.
Komentar