Real Madrid dikenal sebagai salah satu kesebelasan yang tak pernah takut untuk menggelontorkan dana besar untuk memboyong pemain buruannya saat jendela transfer dibuka. Madrid dikenal dengan mega proyek bertajuk Los Galacticos, di mana itu adalah proyek yang dimiliki Madrid untuk mendatangkan pemain-pemain bintang ke Santiago Bernabeu.
Beberapa pemain seperti Zinedine Zidane, Luis Figo, Ronaldo da Lima, David Beckham, hingga James Rodriguez merupakan nama-nama tenar yang masuk dalam proyek tersebut. Belum berhenti sampai di sana, Madrid juga tak segan melabeli pemain yang berhasil diboyong sebagai pemain termahal dunia, karena besarnya dana yang mereka berikan kepada kesebelasan asal pemain tersebut. Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale bisa menjadi contoh dari keberanian Madrid untuk jor-joran di bursa transfer.
Kedua pemain tersebut didatangkan pada periode yang berbeda, namun Madrid menjadikan status Ronaldo dan Bale sebagai pemain termahal dunia di eranya masing-masing, dengan rincian 94 juta euro untuk Ronaldo yang diboyong dari Manchester United pada 2009, dan 101 juta euro untuk Bale yang didatangkan dari Tottenham Hotspur pada 2011 lalu.
Hal tersebut kemudian memunculkan anggapan bahwa kesebelasan berjuluk Los Blancos itu dikenal sebagai kesebelasan yang boros saat jendela transfer dibuka. Namun, apakah anggapan bahwa Madrid sebagai kesebelasan boros itu masih berlaku hingga saat ini? Rasanya sudah saatnya anggapan tersebut dihilangkan, karena dalam beberapa tahun terakhir ini Madrid sepertinya sudah benar-benar mengubah kebijakan transfer mereka.
Mereka sudah tidak lagi menjadi kesebelasan yang silau dengan kebesaran nama pemain. Dalam kurun waktu dua musim terakhir contohnya, pemain-pemain yang didatangkan Madrid cenderung kurang populer. Bahkan dominan adalah pemain-pemain muda, baik itu yang datang karena diboyong dari kesebelasan lain atau yang kembali setelah masa pinjaman berakhir.
Pada musim 2017/2018, Madrid memanfaatkan bursa transfer dengan hanya membeli dua pemain yang mereka transfer dari kesebelasan lain seperti Theo Hernandez dari Atletico Madrid dan Dani Deballos dari Real Betis. Sementara tiga nama lainnya seperti Marcos Llorente (Alaves), Borja Mayoral (Vfl Wolfsburg), dan Jesus Vallejo (Eintracht Franfrut) merupakan pemain yang kembali dari masa pinjaman.
Menjelang berakhirnya jendela transfer musim panas ini, sepertinya tidak akan ada lagi pemain baru yang bakal didatangkan Madrid hingga Januari nanti. Sempat tersiar kabar bahwa Madrid mengincar Kylian Mbappe dari AS Monaco. Namun tampaknya itu hanya rumor semata karena pada nyatanya Madrid tak melakukan pergerakan apapun meski tenggat waktu transfer semakin mendekat.
Maka dengan aktivitas pada jendela transfer musim panas ini, merunut data yang diperoleh dari situs Transfermarkt, Madrid hanya mengeluarkan dana sebesar 46,5 juta euro untuk membayar biaya transfer Theo Henandez (30 juta euro) dan Dani Ceballos (16 juta euro).
Tapi, mereka mendapat keuntungan yang cukup besar di bursa transfer musim panas ini. Mereka berhasil mendapatkan dana segar sebesar 126 juta euro dari hasil penjualan Alvaro Morata ke Chelsea (65 juta euro), Danilo ke Manchester City (30 juta euro), James Rodriguez ke Bayern Muenchen (dengan status pinjamanplus 13 juta euro), Mariano Diaz ke Olympique Lyon (8 juta euro), Diego Llorente ke Real Sociedad (7 juta euro), dan Burgui ke Alaves (3 juta euro).
Dari total tersebut, Madrid mendapat keuntungan sekitar 80 juta euro. Dibandingkan musim lalu, pendapatan mereka di bursa transfer jauh lebih besar. Sebab di musim 2016/2017 total keuntungan transfer Madrid hanya sebesar 7,5 juta euro, setelah mendapatkan 37,5 juta euro dari hasil penjualan pemain dan mengeluarkan 30 juta euro untuk membeli kembali Alvaro Morata dari Juventus.
Barcelona Kini Lebih Boros
Real Madrid kini bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan pemain. Hal tersebut mungkin belum menjadikan kesebelasan yang paling hemat di bursa transfer, namun setidaknya bila dibandingkan dengan rival utama mereka, Barcelona, Madrid jauh lebih hemat dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi yang sepertinya berbalik saat ini, dulu Barcelona dikenal sebagai kesebelasan yang memiliki kecenderungan menggunakan pemain binaan sendiri, dan menjadikannya sebagai bintang kesebelasan, Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, atau Sergio Busquets contohnya. Kecenderungan tersebut memang masih dipegang teguh, namun dalam urusan mendatangkan pemain baru, yang bukan berasal dari akademi sendiri, Barcelona mulai jauh lebih konsumtif dibanding Madrid.
Pada musim 2016/2017, ketika Madrid berhasil meraup keuntungan sebesar 7,5 juta euro, aktivitas transfer Barca defisit 88 juta euro. Pada musim tersebut, Barcelona Mendatangkan duo Valencia, Paco Alcacer dan Andre Gomes. Kemudian mereka juga memboyong Samuel Umtiti dari Lyon, Lucas Digne dari PSG, Jasper Cillessen dari Ajax Amsterdam, dan Denis Suarez dari Villareal.
Total uang yang mereka keluarkan untuk pemain-pemain tersebut mencapai 122,75 juta euro. Pengeluaran mereka tak sebanding dengan pemasukan yang hanya mencapai angka 33 juta euro dari hasil penjualan Claudio Bravo ke Manchester City, Marc Batra ke Borussia Dortmund dengan, Alen Halinovic ke Hamburg SV, Ariano ke Besiktas, dan hasil kompensasi pinjaman Cristian Tello ke Fiorentina.
Pada jendela transfer musim panas ini, Barcelona sebenarnya tidak mengalami defisit dalam urusan transfer pemain. Penjualan Neymar ke PSG yang mencapai 222 juta euro, ditambah Cristian Tello yang dilepas ke Betis dengan mahar 4 juta euro membuat Barca mendapatkan 226 juta euro dari penjualan pemain.
Untuk pembelian pemain, lima pemain anyar didatangkan. Ousmane Dembele dari Borussia Dortmund menjadi pemain termahal dengan 105 juta euro. Sebelumnya, Barca juga merekrut Paulinho, Nelson Semedo, Gerard Deulofeu, dan Marlon. Total pengeluaran mereka mencapai 192,5 juta euro.
Dengan aktivitas transfer seperti itu, Barca masih punya keuntungan sebesar 34,5 juta euro. Bisa jadi mereka masih akan membeli pemain, terlebih isu perekrutan Philippe Coutinho dari Liverpool belum surut. Bursa transfer pun masih dibuka hingga 1 September mendatang. Yang jelas, dalam dua tahun terakhir, aktivitas transfer Barca dan Madrid seolah berbalik, berbeda dengan musim-musim sebelumnya di mana Madrid lebih royal ketimbang Barca.
Foto: Madridista news, Sky Sports, The Sun
Komentar