Tentang Egy dan Hal-Hal yang Masih Bisa Ia Raih

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tentang Egy dan Hal-Hal yang Masih Bisa Ia Raih

Egy Maulana Vikri adalah salah satu talenta terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai pemain muda, masih banyak hal-hal yang bisa Egy raih dan ia capai di masa depan.

Sejak tampil di turnamen Toulon 2017, nama Egy mulai mencuri perhatian. Kemampuan olah bolanya yang dinilai cukup mumpuni, membuatnya kerap menjadi tulang punggung timnas U19 Indonesia di berbagai turnamen yang diikuti. Di turnamen Toulon, ia mendapatkan Jouer Revelation Trophee, sebuah trofi khusus yang diperuntukkan bagi para pemain yang cukup berkontribusi kepada timnya. Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo adalah dua pemain yang sempat mendapatkan trofi yang sama.

Kiprah Egy pun tidak hanya selesai di turnamen Toulon saja. Dalam beberapa ajang uji tanding timnas U19, ia kerap menampilkan permainan yang cukup mumpuni. Laga melawan Espanyol B yang dihelat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, menjadi salah satu bukti yang kembali Egy berikan kepada dunia. Pelatih Espanyol B ketika itu, David Gallego, juga memuji permainan Egy.

Di ajang Piala AFF U18 yang digelar di Myanmar, pemain asal Diklat Ragunan itu kembali unjuk gigi. Meski gagal mengantarkan Indonesia menjadi juara, penampilan Egy dalam turnamen tersebut kembali menuai perhatian. Delapan gol yang ia cetak membawanya menjadi pencetak gol terbanyak dalam ajang tersebut.

Melihat segala pencapaian yang sudah ditorehkan oleh Egy tersebut, menarik untuk memerhatikan, seberapa hebatkah Egy? Masa depan apa yang sudah menanti pemain yang sekarang masih berusia 17 tahun ini?

Kemampuan individu mumpuni, pengakuan John Duerden

Beberapa tahun silam, Indonesia sempat dihebohkan dengan munculnya Evan Dimas, pemain muda dengan visi dan kemampuan umpan yang mumpuni. Ia dianggap sebagai gelandang tengah modern yang mampu mengatur tempo pertandingan, serta punya kemampuan mencetak gol dari second line yang cukup apik. John Duerden, analis sepakbola Asia, bahkan menyebut Evan sebagai pemain yang paling menarik se-Asia Tenggara.

Sekarang, di tahun 2017 ini, Egy muncul dengan kemampuan individu yang juga tidak kalah menarik. Jika Evan lihai dalam mengatur tempo, umpan-umpan akurat, serta kemampuan mencetak gol dari second line, Egy menampilkan sesuatu yang amat berbeda dengan Evan.

Memerhatikan permainan Egy, sejak turnamen Toulon sampai Piala AFF U18 kemarin, sekilas ia memiliki kemampuan dribel seperti Lionel Messi. Ketika ia menggiring bola, bola tampak begitu lengket berada di kakinya. Ini memudahkannya untuk memutar arah, atau menipu bek-bek lawan sembari bola masih menempel di kakinya. Ia juga mampu menahan bola dengan baik, terlepas dari tinggi badannya yang tidak jangkung-jangkung amat (Egy bertinggi sekira 1,65 meter).

Dalam ajang Piala AFF U18 2017 kemarin, Egy kerap menjadi perhatian tersendiri bek-bek lawan. Ini tak lepas dari kemampuan individu yang ia miliki. Selain kemampuan dribel, pemain kelahiran Medan ini juga punya kemampuan mencetak gol yang baik. Delapan gol yang ia cetak dalam ajang Piala AFF U18, serta beberapa gol lain yang ia cetak dalam ajang uji tanding timnas U19 adalah bukti bahwa Egy juga lihai dalam mencetak gol.

Atas segala kemampuan luar biasanya ini, John Duerden pun menyebut Egy sebagai salah satu talenta terbaik dunia saat ini. Duerden menyebut bahwa di masa depan, Egy bisa jadi pemain hebat. Duerden, yang juga kolumnis di ESPN FC itu, pun memasukkan nama Egy ke dalam 60 pesepakbola muda dengan talenta yang hebat.

Masa depan yang masih panjang bagi Egy

Ayah Egy, Syarifudin, mencak-mencak. Melalui pelatih timnas U19, Indra Sjafri, ia menyebut bahwa ia tidak mau anaknya disebut "Egy Messi". Sebutan ini memang dengan segera menyeruak setelah Egy dinilai memiliki kemampuan dribel dan finishing yang mirip-mirip dengan Lionel Messi. Bahkan Duerden juga menyebut Egy dengan sebutan tersebut.

"Makanya kawal Egy, kapan perlu, jangan terlalu menyebut `Egy Messi`. Ini saya sampai ditelepon bapaknya Egy (Syarifudin), dia marah anaknya disebut Egy Messi. Dia bilang, `anak saya bukan Lionel Messi, anak saya bisa lebih hebat dari Messi`," ungkap Indra Sjafri seperti disitat Goal.

Kemarahan dari ayah Egy ini adalah hal yang wajar. Di usianya yang masih 17 tahun, Egy masih bisa meraih banyak hal. Kemampuannya pun masih bisa berkembang. Seperti yang diujarkan David Gallego dan John Duerden, jika Egy mampu meningkatkan aspek bertahannya, ia bisa menjadi pemain kelas dunia.

"Egy bermain sangat bagus dan gol yang dicetaknya pun juga sama bagusnya. Namun, Egy harus bermain lebih baik, apalagi dalam transisi dari menyerang ke bertahan," kata Gallego ujar laga Espanyol B melawan timnas U19 di Stadion GBLA, 14 Juli 2017.

Secara menyerang, Egy memang memiliki kemampuan yang cukup mumpuni, baik itu dalam kemampuan olah bola maupun dalam kemampuan finishing. Namun dalam permainan yang sifatnya lebih taktikal, seperti yang diujarkan Gallego, Egy harus meningkatkan aspek bertahannya, seperti pressing lawan, ataupun kemampuan tekel dan intersep. Jika ini bisa dilakukan, maka Egy bisa menjadi pemain pertama yang menghalau serangan lawan sejak dari depan.

Oleh karena itu, sekadar saran, Egy lebih baik bermain di Eropa. Jika ada tawaran dari Eropa, ada baiknya Egy mempertimbangkan dan menerima tawaran tersebut. Di Eropa sana, pemain kelahiran Juli 2000 ini bukan hanya akan meningkatkan kemampuan individunya, melainkan ia juga bisa meningkatkan aspek taktikal yang ia miliki, termasuk kemampuan bertahan. Permainan sistematis a la Eropa akan membuat Egy lebih paham akan taktik, sesuatu yang kerap terlupakan oleh pemain Indonesia.

Perjalanan masih panjang, dan Egy masih bisa meraih banyak hal di usianya yang masih muda. Biarkan ia berkembang, biarkan ia menjadi pemain besar di masa depan. Jangan sampai karena terlalu banyak dipuji, ia malah jadi mandeg dan menjadi pemain yang biasa-biasa saja, seperti yang kerap terjadi kepada senior-seniornya yang berpijar kala remaja, tapi meredup begitu masuk usia emas. Hal ini juga berlaku bagi pemain timnas U19 yang lain.

Egy Maulana Vikri, juga pemain timnas U19 yang lain, adalah pemain hebat. Jika diasuh dengan benar, di masa depan mereka bisa jadi pemain yang jauh lebih hebat lagi.

foto: @pssi_fai

Komentar