Jelang pertandingan Liga Champions antara Real Madrid melawan Tottenham Hotspur di Estadio Santiago Bernabeu, Rabu (16/10) dini hari WIB, sosok Harry Kane akan menjadi sorotan dalam laga tersebut. Dalam beberapa hari ke belakang, santer diberitakan Madrid tertarik memboyong Kane. Salah satu alasan klub berjulukan Los Blancos itu menginginkan penyerang timnas Inggris itu lantaran mulai gerah dengan produktivitas lini depan mereka yang kabarnya musim ini mengalami penurunan.
Bila dibandingkan dengan dua musim ke belakang, jumlah gol yang dibukukan Madrid khususnya di ajang La Liga pada musim ini terhitung lebih rendah. Pada musim 2015/2016 hingga berakhirnya pekan ke-8 Madrid setidaknya mampu membukukan 18 gol, sementara di musim berikutnya meningkat hingga 22 gol. Namun pada musim ini hanya 15 gol saja yang berhasil dicetak Los Blancos dalam delapan pertandingan yang mereka lakoni di kompetisi domestik.
Sebenarnya ada banyak faktor yang membuat adanya penurunan produktivitas yang ditunjukkan lini depan Madrid pada awal musim ini. Pertama adalah absennya Cristiano Ronaldo dalam empat pertandingan awal La Liga karena sanksi larangan bermain, setelah mendorong wasit di pertandingan leg pertama Piala Super Spanyol menghadapi Barcelona di Camp Nou.
Namun selayaknya sebuah kesebelasan besar, Madrid yang dihuni banyak pemain berkualitas seharusnya bisa tetap konsisten, walau tanpa kehadiran Ronaldo yang tak bisa dimungkiri juga sebagai pemain paling subur Madrid. Setidaknya, mereka masih memiliki beberapa nama yang berpotensi menjadi lumbung gol saat Ronaldo absen, seperti Gareth Bale dan Karim Benzema.
Namun yang terjadi, kedua pemain tersebut justru bisa dibilang gagal menjadi pengganti potensial Ronaldo untuk menjadi juru gedor. Dibandingkan dengan Bale, Benzema yang notabene penyerang utama Madrid mungkin menjadi sosok yang paling disoroti penampilannya.
Sejauh ini, dari total tujuh penampilannya bersama Madrid, ia baru mencetak dua gol saja di semua ajang. Hal yang kemudian diperparah dengan cedera hamstring yang sempat ia alami, dan memaksanya absen dalam enam pertandingan di semua ajang.
Melihat data tersebut Presiden Madrid, Florentino Perez pun berencana untuk mendatangkan penyerang dengan kualitas mumpuni untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Setelah kegagalan memboyong Kylian Mbappe yang keburu dibajak Paris Saint Germain (PSG), sosok Kane disinyalir berada di posisi puncak daftar pemain incaran Madrid. Bahkan santer diisukan bahwa Perez sudah mulai menjalin komunikasi untuk bisa memboyong Kane ke Bernabeu.
Sosok Potensial dalam Proyek Regenerasi Madrid
Bukan tanpa alasan sepertinya Perez begitu menggebu untuk menjadikan Kane sebagai bintang baru dalam Galaksi Bernabeu. Bisa dibilang, Kane merupakan salah satu penyerang paling potensial yang dimiliki Inggris saat ini. Di kompetisi domestik, dalam dua musim terakhir Kane mampu merajai daftar pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris.
Pada musim ini, performa Kane juga belum menunjukkan penurunan. Kane sudah bermain dalam 10 pertandingan bersama Spurs di semua ajang, catatan golnya pun terbilang baik dengan 11 gol. Sementara di Liga Primer juga ia terus menguntit Romelu Lukaku yang sejauh ini masih menjadi pemain tersubur di Liga Inggris dengan tujuh gol, sementara Kane hanya tertinggal satu gol saja dari penyerang asal Belgia itu.
Selain itu, pada musim ini juga catatan statistik Kane pun terbilang unggul dari Benzema dan Bale di kompetisi domestik masing-masing. Misalnya dalam statistik mencetak gol, per pertandingan Kane mampu mencatatkan 0.75 goal scored unggul jauh dari Benzema (0.25) dan Bale (0.40).
Selain itu akurasi tembakan Kane juga per laga mencapai 55 persen, sementara Benzema hanya 45 persen, dan Bale 42 persen. Keunggulan lain yang dimiliki Kane adalah kemampuannya dalam duel bola udara. Madrid merupakan salah satu kesebelasan yang kerap mengandalkan umpan direct sebagai salah satu upaya mereka membongkar pertahanan lawan.
Permain cepat dari sayap yang diakhiri dengan umpan silang juga kerap menjadi andalan Madrid. Kehadiran Kane, mungkin akan menjadi keuntungan bagi Madrid, mengingat 0.12 rataan golnya dibuat melalui sundulan kepala. Aerial duel Kane juga terbilang baik dengan 1.37 per laga, lebih baik dari Benzema yang hanya 0.25 keunggulan duel udara per pertandingan.
Terlepas dari catatan gol dan statistik penampilan Kane yang mengagumkan juga, usianya yang masih 24 tahun. Seperti diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Madrid telah mengubah kebijakan transfer mereka. Los Blancos tak lagi tertarik dengan pemain bintang dengan usia matang, mereka malah lebih tertarik untuk mendatangkan pemain-pemain muda, tak peduli apa status mereka.
Hal itu tentu saja dilakukan guna meregenerasi para pemain yang sudah uzur. Melihat daftar penyerang Madrid, hanya Borja Mayoral (20) dan Marco Asensio (21) yang berusia di bawah 25 tahun. Sisanya, hampir mendekati 30 tahun, Ronaldo malah sudah menginjak 32 tahun. Kehadiran Kane tentu menjadi sosok yang cukup potensial dalam pengembangan proyek jangka panjang Madrid meregenerasi komposisi pemain mereka, khususnya di lini depan.
Kiprah Pemain Inggris Kurang Bersinar di Madrid
Namun jangan dulu terlalu silau dengan catatan statistik Kane yang begitu mengagumkan, jangan pula terlalu berharap banyak, bila memang Madrid jadi menggaet Kane. Ada fakta lain yang tak bisa diabaikan begitu saja, seperti kiprah pemain Inggris lain di Bernabeu. Dari catatan yang ada, setidaknya diketahui ada lima pemain asal Inggris yang pernah bermain di Madrid.
Dari jumlah tersebut, hanya David Beckham dan Steve MCManaman yang punya karier cemerlang di Bernabeu. Nama terakhir bahkan tercatat sebagai orang Inggris pertama yang pernah menjadi Kapten Madrid. Tapi nasib Beckham dan MCManaman tak bertuah bagi tiga pemain asal Inggris lainnya yang pernah berkostum Madrid.
Di mulai dengan sosok Laurie Cunningham yang menjadi pemain asal Inggris pertama di Madrid. Ia memang menjadi penggawa Madrid terakhir yang mendapat standing ovation di Camp Nou.
Namun performa Cunningham selama membela Los Blancos tak sesuai dengan ekspektasi. Cunningham datang ke Madrid pada musim 1979/1980, musim pertamanya ditandai dengan torehan delapan gol. Penampilan yang agak kurang mengesankan, yang mengakibatkan tiga dari total empat tahun kariernya dihabiskan sebagai pemain pinjaman.
Selain Cunningham, ada pula Jonathan Woodgate yang datang pada tahun 2004 silam. Performa Woodgate di Madrid jauh dari harapan, karena ia sering berkutat dengan cedera. Hanya dua musim saja ia bertahan di Bernabeu sebelum akhirnya pindah ke Middlesbrough pada tahun 2006 dengan opsi pinjaman dan dipermanenkan semusim kemudian.
Pada tahun 2004, Madrid juga berhasil memboyong Michael Owen dari Liverpool. Penampilan mengesankan Owen bersama The Reds membuat Madrid kepincut. Namun yang terjadi justru di luar ekspektasi, ia seakan kesulitan menembus dominasi Raul Gonzales dan Ronaldo da Lima di lini depan Los Blancos. Hasilnya, hanya semusim saja Owen bertahan dan kemudian memutuskan kembali ke Inggris dengan Newcastle United sebagai tujuannya.
Komentar