Liverpool menjadi wakil Inggris terakhir yang lolos ke babak 16 besar Liga Champions musim 2017/2018. The Reds meraih satu tempat di fase gugur usai menumbangkan Spartak Moskwa tujuh gol tanpa balas di Anfield, Kamis (7/12) dini hari WIB.
Lolosnya Liverpool ke babak 16 besar membuat Inggris berhasil mengirim lima wakilnya ke fase gugur. Selain Liverpool ada pula Manchester United, Chelsea, Manchester City, dan Tottenham Hotspur yang telah terlebih dulu melangkah ke 16 besar.
Dalam sejarah penyelenggaraan Liga Champions, baru Inggris yang mampu mengirimkan lima wakil sekaligus ke babak 16 besar. Tak ayal hal tersebut menjadi rekor baru dalam sejarah penyelenggaraan kompetisi paling prestisius di kancah sepakbola Eropa itu.
Sebelumnya, jumlah wakil terbanyak dari satu negara di fase knock-out hanya empat kesebelasan. Itu pun hanya mampu dilakukan oleh tiga negara, yaitu Spanyol, Inggris, dan Jerman.
Selain itu kedigdayaan para wakil Inggris di Liga Champions musim ini tercermin pula dari kiprah mereka selama melakoni pertandingan di fase grup. Dari lima kesebelasan tersebut, hanya Chelsea yang lolos ke 16 besar dengan status sebagai runner-up grup, sementara sisanya lolos sebagai juara di grup masing-masing.
Di klasemen akhir fase grup, Chelsea kalah head to head dari AS Roma sebagai jawara Grup C. Sebenarnya kalau melihat kegagalan tim asuhan Antonio Conte itu lolos ke babak 16 besar dengan status sebagai juara grup bisa dibilang wajar. Klub berjulukan The Blues itu tergabung di grup neraka bersama tim-tim besar macam Atletico Madrid dan AS Roma.
Hampir Selalu Masuk Final
Berhasil mengukir rekor sebagai satu-satunya negara yang mampu meloloskan semua wakilnya ke babak 16 besar Liga Champions tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Inggris. Tapi ini bukan kali pertama Inggris mampu mengirim semua wakilnya ke fase gugur, terutama sejak Liga Champions menggunakan format satu fase grup yang dimulai pada musim 2003/2004.
Sejak musim 2003/2004, Inggris sudah tujuh kali mengirim semua wakilnya ke babak 16 besar. Hebatnya, ketika mampu meloloskan semua wakilnya ke fase gugur, tim-tim asal Inggris mampu melangkah jauh hingga partai final.
Dari tujuh musim keberhasilan Inggris mengirim semua wakilnya ke 16 besar Liga Champions, lima kali tim asal Inggris masuk final, sementara dua musim lainnya mentok di babak semifinal.
Tradisi menawan Inggris saat berhasil mengirim semua wakilnya ke fase 16 besar dalam format satu fase grup Liga Champions di mulai pada musim 2003/2004. Kala itu Manchester United, Chelsea, dan Arsenal menjadi wakil Inggris di Liga Champions. Kiprah ketiganya terbilang positif selama fase grup, karena mampu lolos ke 16 besar dengan status juara di grup masing-masing.
Memasuki babak 16 besar, Man United menjadi kesebelasan Inggris pertama yang gugur setelah takluk dari FC Porto dengan agregat 3-2 (1-2, 1-1), sementara Arsenal dan Chelsea terus melaju hingga perempat final. Saat itu Arsenal berhasil mengalahkan Celta Vigo dengan agregat 5-2 (3-2, 2-0) sementara Chelsea mengalahkan VfB Stuttgart 1-0 (1-0, 0-).
Di babak perempat final Chelsea dan Arsenal saling bentrok. The Blues berhasil menumbangkan Arsenal dengan agregat 3-2 (1-1, 2-1) dan memastikan satu tempat di babak semifinal. Tapi langkah Chelsea kemudian terhenti di semifinal, mereka tak kuasa membendung kedigdayaan AS Monaco. Dalam dua leg pertandingan tersebut, Chelsea takluk dengan agregat 3-5 (1-3, 2-2).
Semusim berikutnya, empat wakil Inggris di Liga Champions Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Manchester United kompak lolos ke fase 16 besar. Berbeda dengan musim sebelumnya, yang dimana seluruh wakil Inggris melaju ke fase gugur dengan status juara grup, pada musim 2004/2005 ini hanya Chelsea dan Arsenal yang lolos sebagai juara grup.
Meski begitu, di babak 16 besar Man United dan Arsenal tumbang. Pada babak perempatfinal, Inggris hanya mengirim Liverpool dan Chelsea. Kedua kesebelasan tersebut pun melaju mulus ke semifinal. Chelsea sukses mengandaskan Bayern Muenchen 6-5 (4-2, 2-3) sementara Liverpool mengalahkan Juventus 2-1 (2-1, 0-0).
Chelsea dan Liverpool pun bentrok di semifinal. The Blues yang pada saat itu diasuh Jose Mourinho gagal mencapai babak final karena ditumbangkan The Reds 0-1 (0-0, 0-1). Liverpool kemudian melaju ke babak final, menantang AC Milan yang di semifinal mengalahkan PSV Eindhoven.
Liverpool yang tidak terlalu diunggulkan pada saat itu sukses meraih gelar juara setelah mengalahkan Milan melalui babak adu penalti. Laga tersebut dikenal sebagai salah satu pertandingan final paling dramatis di Liga Champions.
Liverpool yang sebelumnya tertinggal 0-3 di babak pertama mampu menyamakan skor dan memaksa pertandingan berlanjut ke babak tambahan waktu hingga adu penalti, sebelum akhirnya memastikan gelar juara ke-5 mereka di Liga Champions.
Kesuksesan Inggris mengirim semua wakilnya ke babak 16 besar kembali terjadi dua tahun kemudian, pada musim 2006/2007. Saat itu, Man United, Liverpool, Chelsea, dan Arsenal menjadi empat kesebelasan yang lagi-lagi mewakili Inggris di 16 besar. Pada saat itu, Man United, Liverpool dan Chelsea berhasil melaju ke semifinal.
Tapi yang bisa melaju ke final hanya Liverpool yang kembali berhadapan melawan AC Milan di partai puncak. Sayang keberhasilan The Reds mengalahkan Milan di final 2005 gagal terulang, kala itu Liverpool menyerah dengan skor 1-2.
Momen terbaik saat Inggris berhasil mengirim semua wakilnya ke fase gugur terjadi pada musim 2007/2008. Saat itu dua wakil Inggris, Man United dan Chelsea saling bersua di partai final. Pertarungan sengit terjadi dalam laga all English final itu, hingga memaksa pertandingan harus di tentukan melalui babak adu penalti. Saat itu, Man United keluar sebagai pemenang dengan keunggulan 6-5 (1-1).
Kalah Saing dengan Tim Spanyol
Tiga musim selanjutnya, yaitu musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2013/2014 tidak ada lagi tim asal Inggris yang mampu juara meski semua wakilnya sukses menembus fase gugur. Tim-tim asal Inggris seakan kalah saing dengan para wakil Spanyol kala itu. Pada musim 2008/2009, Man United, Chelsea, dan Arsenal berhasil mengepung Barcelona di babak semifinal.
Sayangnya ketangguhan Barcelona seolah sulit dibendung, hingga membuat Man United, Arsenal, dan Chelsea gigit jari untuk menggapai ambisi mengangkat trofi Liga Champions.
Pada musim tersebut Barcelona keluar sebagai juara pada musim tersebut setelah mengalahkan Man United dua gol tanpa balas di babak final. Kejadian tersebut terulang pada musim 2010/2011. Man United yang berhasil melaju ke final kembali ditumbangkan Barcelona degan skor 3-1.
Kemunduran prestasi dialami wakil Inggris di musim 2013/14, meski semua kompakan lolos ke babak gugur. Hingga babak semifinal, wakil Inggris hanya menyisakan Chelsea, yang kemudian harus menelan pil pahit usai ditumbangkan Atletico Madrid 1-3 (0-0, 1-3).
Musim 2013/2014 menjadi tahun kejayaan tim Spanyol di Liga Champions, karena di partai final terjadi all spanish final yang mempertemukan Real Madrid melawan Atletico Madrid. Gelar juara direbut oleh Real Madrid setelah memenangkan pertandingan final melawan tim sekotanya itu dengan skor 4-1.
***
Saat mampu mengirim semua wakilnya ke babak 16 besar, tim-tim asal Inggris cenderung mampu berbicara banyak karena minimal mereka bisa menembus babak semifinal. Peluang tim Inggris mencapai prestasi yang jauh lebih baik pada musim ini tentu sangat terbuka lebar. Apalagi, jumlah kesebelasan yang dikirim Inggris ke fase gugur jumlahnya jauh lebih banyak dari musim-musim sebelumnya.
Selain itu, performa Liverpool, Chelsea, Man United, Man City, dan Tottenham Hotspur selama fase grup juga terbilang positif. Tidak menutup kemungkinan bahwa prestasi yang pernah dicapai tim-tim Inggris pada musim 2004/ 2005 dan 2007/2008 bisa mereka ulang di musim ini.
Komentar