Nasib nahas dialami Rangers FC pada akhir musim 2011/12. Setelah gagal lolos kualifikasi Liga Champions dan Liga Europa pada musim tersebut, Rangers harus menelan kenyataan pahit tersingkir dari Piala Liga dan Piala Skotlandia. Beruntung Rangers masih melaju kencang di kompetisi domestik, berpeluang mempertahankan gelar juara Liga Primer.
Namun pada Februari 2012, tumpukan hutang mencapai 50 juta paun melilit Rangers, yang membuat mereka mendapat sanksi pengurangan 10 poin. Akibatnya, Rangers harus merelakan gelar juara diambil alih Celtic FC, yang tak lain rival abadi mereka.
Cobaan bertubi-tubi terus menghantam Rangers kala itu. Setelah gagal meraih satu pun trofi di akhir kompetisi musim 2011/12, Rangers pun harus menelan kenyataan pahit terusir dari Liga Primer. Badan Liga Sepak Bola Skotlandia (SFL) menyatakan bahwa Rangers tak lagi masuk dalam kualifikasi kesebelasan yang berhak tampil di Liga Primer.
Akibatnya, Rangers diputuskan terdegradasi dari kompetisi utama Skotlandia. Keputusan yang menarik, sebab pada klasemen akhir Liga Primer, Rangers yang menduduki posisi dua seharusnya aman dari jerat degradasi.
Namun masalahnya Rangers tak mampu mengatasi kesulitan keuangan yang mereka hadapi sejak awal musim 2011/12. Klub berjulukan The Gers itu tidak mampu melunasi hutang klub yang semakin menumpuk. Apalagi SFL menyatakan Rangers mengalami kebangkrutan. Hal tersebut yang mendasari ketidaklayakan Rangers bertahan di Liga Primer pada musim berikutnya.
Akibat kebangkrutan tersebut Rangers harus mengawali kompetisi musim 2012/13 di Divisi III Skotlandia. Sebagai tambahan hukuman, Rangers dilarang terlibat aktif di bursa transfer, selain itu The Gers juga dilarang tampil di kompetisi antarklub Eropa selama tiga musim. Paling mengenaskan dari kondisi Rangers saat itu, banyaknya pilar andalan yang pergi ke klub lain.
Terdegradasinya Rangers ke Divisi III membuat persaingan Liga Primer semakin tak bergairah. Peta persaingan perebutan gelar juara kompetisi utama Skotlandia yang sejak dulu dikuasai Rangers dan Celtic pun otomatis tinggal dikuasi Celtic, yang secara beruntun menjuarai Liga Primer sejak musim 2011/12 hingga 2015/16.
Selain itu terdegradasinya Rangers pun membuat publik sepakbola Skotlandia, dalam waktu yang cukup lama kehilangan tontonan pertandingan paling panas dan paling bergairah bertajuk Old Firm Derby antara Rangers melawan Celtic.
Bukan lagi rahasia umum kalau Old Firm Derby selalu berjalan dalam tensi tinggi, bahkan tak jarang diwarnai kericuhan yang melibatkan pemain hingga suporter kedua kesebelasan. Tak ayal Old Firm Derby dikenal sebagai salah satu duel dua tim se-kota terpanas di ranah Britania Raya.
Rangers akhirnya kembali, namun Celtic masih dominan
Selama empat musim lamanya, Rangers berkompetisi di divisi bawah sepakbola Skotlandia. Secara bertahap The Teddy Bears bisa naik dari satu divisi ke divisi yang lebih tinggi, hingga Pada musim 2016/17 Rangers kembali ke Liga Primer.
Rangers promosi otomatis ke Liga Primer setelah menjadi jawara Divisi Championship musim 2015/16. Rangers hampir saja meraih double winner, setelah mereka lolos ke final Piala Liga Skotlandia. Namun takluk di babak final oleh Hibernian.
Mark Warburton yang kala itu menjadi manajer Rangers dianggap sebagai sosok sentral keberhasilan The Gers kembali ke Liga Primer, dan hampir menjuarai Piala Liga Skotlandia musim 2015/2016. Namun Warburton gagal menunjukkan tajinya saat menukangi Rangers di Liga Primer musim 2016/17.
Setelah paruh musim pertama yang mengecewakan, Warburton meninggalkan Rangers. Posisinya digantikan oleh Pedro Caixinha. Penunjukan Caixinha sebagai manajer juga bukan solusi untuk meningkatkan performa Rangers kala itu.
Pada 26 Oktober 2016, Caixinha diputus kontraknya setelah Rangers bermain imbang 1-1 melawan Kilmarnock yang berstatus sebagai tim penghuni juru kunci, di Ibrox Stadium. Di pecat dari Rangers, Caixinha menelurkan rekor sebagai manajer dengan kiprah terpendek dalam sejarah klub, ia hanya bertugas selama 229 hari.
Setelah memutus kontrak Caixinha, manajemen Rangers berusaha setengah mati untuk mencari manajer yang layak menukangi Lee Wallace dan kawan-kawan. Mereka sempat menawari pelatih Aberdeen, Derek McInnes, namun upaya tersebut gagal. Hingga akhirnya Graeme Murty ditunjuk kembali sebagai manajer. Sebelumnya, saat Warburton hengkang, Murty menjabat sebagai pelatih interim, dan posisinya digantikan oleh Caixinha.
Kiprah Murty selama masa interim pertamanya di Rangers terbilang baik, ia mampu membawa Rangers meraih kemenangan back to back atas Aberdeen dan juga membawa Rangers menang atas Hibernian. Murty kemudian dikontrak hingga akhir musim 2016/17. Sayangnya Murty hanya mampu membawa Rangers finis di urutan tiga klasemen akhir Liga Primer. Pada musim tersebut Celtic kembali menjadi juara untuk keenam secara beruntun.
Pada musim 2017/18 ini, dominasi Celtic tampaknya masih akan terasa di Liga Primer. Di klasemen sementara Liga Primer, Celtic nyaman memimpin di puncak klasemen. Dari 21 pertandingan yang telah dilakoni Celtic mengumpulkan 50 poin hasil dari 12 kemenangan, lima imbang, dan satu kalah.
Sementara Rangers, tercecer di posisi tiga dengan 39 poin. Dari 21 laga yang dilakoni, Rangers menang dalam 12 pertandingan, tiga imbang, dan enam laga lainnya berakhir dengan kekalahan. Rangers sebenarnya masih berpeluang mengudeta posisi Celtic dari puncak klasemen, mengingat Liga Primer masih menyisakan kurang lebih 17 pertandingan.
Tapi dengan selisih 11 angka, yang juga didukung faktor performa impresif Celtic di kompetisi domestik musim ini, agaknya berat bagi Rangers menyusul perolehan poin Celtic. Apalagi Rangers juga masih tertinggal tiga poin dari Aberdeen yang berada di posisi dua.
Melihat kondisi tersebut, bisa dibilang bahwa kembalinya Rangers belum bisa membuat peta persaingan gelar juara Liga Primer beralih dari tangan Celtic. Tampak bahwa Rangers masih berada dalam fase transisi untuk mengembalikan performa terbaik mereka.
Apalagi setelah dilanda krisis keuangan, otomatis Rangers harus bersikap lebih bijak dalam belanja pemain di bursa transfer. Kondisi yang jauh berbeda dengan Celtic, yang bisa lebih leluasa membeli pemain di bursa transfer.
***
Rangers dan Celtic akan saling bersua dalam laga lanjutan Liga Primer Skotlandia musim ini. pertandingan Old Firm Derby itu akan berlangsung di markas Celtic Park, Sabtu (30/12) malam WIB. Dari tujuh pertemuan terakhir kedua kesebelasan di semua ajang, Rangers belum pernah meraih kemenangan atas Celtic, dengan torehan enam kalah dan satu imbang.
Melalui catatan tersebut tampak jelas dominasi Celtic atas Rangers dalam beberapa tahun terakhir ini, tepatnya setelah Rangers terdegradasi ke Divisi III pada akhir musim 2011/12 lalu.
Komentar