Halaman kedua
Inter sendiri saat itu baru menunjuk Andrea Stramaccioni. Karena Stramaccioni saat itu pun tidak bisa memaksimalkan bakat Coutinho, saat itulah Liverpool datang untuk memboyong Coutinho dengan jaminan menit bermain lebih banyak dari pelatih mereka saat itu, Brendan Rodgers. Di saat yang sama, Inter butuh dana untuk memenuhi keinginan Stramaccioni mendatangkan pemain yang sesuai dengan skema bermainnya.
"Sejujurnya, saat itu Inter sedang punya rencana transfer yang berbeda. Apalagi kami baru memulai pembicaraan kami dengan calon pemilik baru," kata Ausilio. "Saat itu juga momen Inter dilatih pelatih muda, Andrea Stramaccioni. Kami harus menjual pemain untuk membeli pemain baru."
"Lantas kami punya kesempatan itu [menjual Coutinho], menjual seorang pemain yang tidak banyak bermain agar punya kesempatan membeli pemain yang lebih cocok dengan apa yang diinginkan pelatih. Akhirnya uang itu [penjualan Coutinho] kami investasikan untuk membeli [Mateo] Kovacic, pemain yang kami jual lagi dengan harga jauh lebih mahal," tutur Ausilio.
Coutinho ketika masih dilatih Stramaccioni (via: sonointerista)
Saat itu Inter memang sangat hati-hati dalam menyeimbangkan neraca transfer. Pada Januari 2013, ketika Liverpool memboyong Coutinho dengan harga 13 juta euro atau sekitar 8,5 juta paun, di saat yang sama, Inter membeli Kovacic dengan harga 11 juta euro (dijual ke Real Madrid dengan harga 31 juta euro pada 2015. Mereka juga menjual Sneijder dan Marko Livaja untuk kemudian membeli Ezequiel Schelotto, Zdravko Kuzmanovic dan Tommaso Rocchi (serta meminjam Pablo Carrizo yang disertai biaya transfer 250 ribu euro).
Bagi Inter, penjualan Coutinho juga berarti dana tambahan untuk pembelian Mauro Icardi. Icardi yang kini menjadi ujung tombak sekaligus kapten Inter memang baru bergabung dengan Nerazzuri enam bulan setelah penjualan Coutinho (Juli 2013), tapi kesepakatan transfer tersebut sudah terjadi pada Januari 2013.
"Kami juga saat itu sudah menyelesaikan perekrutan Mauro Icardi dari Sampdoria, tapi bisa dibilang uang dari penjualan Coutinho sebenarnya membuat kami bisa mendatangkan Kovacic dan tambahan untuk merekrut Icardi juga," beber Ausilio.
Inter bisa mendapatkan uang yang banyak dalam penjualan Kovacic juga mendapatkan pemain seperti Icardi berkat penjualan Coutinho. Walau begitu, penjualan Coutinho tetap menjadi penyesalan terbesar Inter, khususnya Ausilio. Ia pun berharap pemain kelahiran Rio de Janeiro tersebut suatu saat bisa kembali membela Inter.
"Itu adalah penyesalan terbesar saya karena menjualnya, mungkin penyesalan terbesar saya dalam 20 tahun di Inter. Ketika dia di sini [di Inter], dia langsung menunjukkan kehebatannya. Dia juga serius dan selalu ingin meningkatkan kemampuannya, seperti yang kita lihat ia bisa hebat seperti sekarang."
"Saya yakin, (jika bermain di Inter) dengan kemampuannya saat ini, dia akan bermain reguler, memainkan semua laga kami, dan mendapatkan kesuksesan seperti yang ia dapat di Liverpool. Berbeda ketika dulu ketika secara fisik ia belum siap dan ia masih harus belajar sepakbola yang berbeda di sini."
"Karier Coutinho dimulai dari sini, berkat kami. Dia ketika itu di timnas Brasil U-17 bersama Neymar dan Lucas Moura, jadi kami melakukan hal yang besar bisa merekrut pemain bertalenta seperti dia. Sekarang kami punya pemilik yang luar biasa (untuk membeli Coutinho), hanya saja Financial Fair Play masih memengaruhi finansial kami. Jadi bukan tidak mungkin di masa depan ia akan mengakhiri kariernya di sini, di Inter. Itu menjadi sesuatu yang selalu kami harapkan," tutup Ausilio.
fitur image: holabuzz
Sebagian besar tulisan ini disadur dari tulisan di espn.com berjudul "Liverpool`s Philippe Coutinho makes Inter Milan regrets his transfer in 2013" dengan sejumlah perubahan.
Komentar